25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Jenazah Wanita Diduga Korban Pembunuhan Bermukim di Binjai

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Kebun Lada, Binjai Utara, meramaikan rumah Sapta, Rabu (7/6) malam. Ini terjadi lantaran istri Sapta atas nama Fonda Harianingsih (50), diduga menjadi korban pembunuhan dan jasadnya ditemukan mengenaskan dengan belasan luka tusuk di dalam mobil, Jalan Klambir 5, Kelurahan Tanjunggusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.

Dari informasi yang dirangkum, suami korban merupakan seorang mantri yang buka praktik di Kelurahan Kebun Lada. Korban bermukim di rumah mertua. Sementara domisili asli korban di Kelurahan Kwala Begumit, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat.

Pantauan wartawan, rumah mertua korban tampak dipadati warga yang menunggu kedatangan jenazah. Warga sekitar menyebut, korban diduga istri kedua atau istri muda.

“Istri tua (Sapta) tinggal di Kebun Lada ini,” ujar seorang warga sekitar, Adi.

Disinggung apakah korban dalam keadaan hamil? Adi menepisnya. Dia menyebut, korban memang bertubuh gemuk.

“Tidak hamil, memang orangnya gemuk,” tuturnya.

Fonda sendiri diketahui kesehariannya berjualan es di kawasan Kota Binjai. Anak korban, Tifani (28), warga Jalan Eka Rasmi, Kecamatan Medan Johor, tak kuasa menahan tangisnya ketika mendengar kabar ibunya telah tiada. Bersama suami dan ditemani keluarga, Tifani menangis sejadi-jadinya di depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rabu (7/6) malam.

Tifani merupakan anak tunggal dari almarhum Fonda, warga Kwala Begumit, Kabupaten Langkat, yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam mobil.

Tifani mengaku, dia tak merasa ada kejanggalan atau firasat buruk, lantaran ibundanya selalu berkomunikasi dengannya.

“Tak ada firasat buruk sama sekali, karena mami memang biasa komunikasi sama kami, apalagi dia sering nanya cucu-cucunya. Karena saya anak tunggal jadi cuma inilah cucunya ada 2 orang,” bebernya.

Tifani sempat dihubungi almarhum ibundanya. Namun dia tak sempat mengangkatnya karena mengurus kedua anaknya yang masih kecil. Karena melihat panggilan telpon tak diangkat, ternyata ada voice note dari ibundanya.

“Ada voice mami, dia sebut mana ini cucu-cucu mami kok sombong. Kira-kira begitulah ucapan di voice note terakhir mami,” katanya.

Sekira pukul 14.00 WIB, Tifani mengaku mencoba menghubungi ibundanya, namun tidak ada jawaban.

“Sekitar pukul 15.00 WIB, ayah telepon, nanya, rupanya sama-sama tidak mengetahui. Jadi kecurigaan muncul, kenapa?” ujarnya.

Kecurigaan semakin kuat, saat dapat kabar kalau ternyata sendal ibunda ada di tempat jualan. Namun, yang bersangkutan tidak ada. Tifani mengetahui kabar ibunya telah tiada sekira pukul 18.00 WIB.

“Begitu dapat kabar, saya bersama suami langsung ke lokasi. Tapi di lokasi padat kali. Mobil ibu masih di sana, jenazah ibu juga,” sebutnya.

Tifani menuturkan, almarhum ibundanya memang keseharian berjualan es. Dia menyebut, korban tidak pernah mempunyai masalah dan tetap bersosialisasi, itulah karakternya.

“Setahu saya tidak ada masalah ibunda saya. Karena selama ini baik-baik saja,” beber Tifani.

Tifani berharap polisi bisa mengungkap pelaku yang tega menghabisi nyawa ibundanya.

“Semoga polisi bisa nangkap pelakunya,” harapnya.

Diketahui, jasad korban ditemukan dalam mobil Avanza warna silver BK 1088 IW yang parkir di depan sebuah apotek. Kini jasad korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Belasan luka tusuk ditemukan di sekujur tubuh korban. Bahkan, leher korban nyaris putus. (ted/saz)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Kebun Lada, Binjai Utara, meramaikan rumah Sapta, Rabu (7/6) malam. Ini terjadi lantaran istri Sapta atas nama Fonda Harianingsih (50), diduga menjadi korban pembunuhan dan jasadnya ditemukan mengenaskan dengan belasan luka tusuk di dalam mobil, Jalan Klambir 5, Kelurahan Tanjunggusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.

Dari informasi yang dirangkum, suami korban merupakan seorang mantri yang buka praktik di Kelurahan Kebun Lada. Korban bermukim di rumah mertua. Sementara domisili asli korban di Kelurahan Kwala Begumit, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat.

Pantauan wartawan, rumah mertua korban tampak dipadati warga yang menunggu kedatangan jenazah. Warga sekitar menyebut, korban diduga istri kedua atau istri muda.

“Istri tua (Sapta) tinggal di Kebun Lada ini,” ujar seorang warga sekitar, Adi.

Disinggung apakah korban dalam keadaan hamil? Adi menepisnya. Dia menyebut, korban memang bertubuh gemuk.

“Tidak hamil, memang orangnya gemuk,” tuturnya.

Fonda sendiri diketahui kesehariannya berjualan es di kawasan Kota Binjai. Anak korban, Tifani (28), warga Jalan Eka Rasmi, Kecamatan Medan Johor, tak kuasa menahan tangisnya ketika mendengar kabar ibunya telah tiada. Bersama suami dan ditemani keluarga, Tifani menangis sejadi-jadinya di depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Rabu (7/6) malam.

Tifani merupakan anak tunggal dari almarhum Fonda, warga Kwala Begumit, Kabupaten Langkat, yang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam mobil.

Tifani mengaku, dia tak merasa ada kejanggalan atau firasat buruk, lantaran ibundanya selalu berkomunikasi dengannya.

“Tak ada firasat buruk sama sekali, karena mami memang biasa komunikasi sama kami, apalagi dia sering nanya cucu-cucunya. Karena saya anak tunggal jadi cuma inilah cucunya ada 2 orang,” bebernya.

Tifani sempat dihubungi almarhum ibundanya. Namun dia tak sempat mengangkatnya karena mengurus kedua anaknya yang masih kecil. Karena melihat panggilan telpon tak diangkat, ternyata ada voice note dari ibundanya.

“Ada voice mami, dia sebut mana ini cucu-cucu mami kok sombong. Kira-kira begitulah ucapan di voice note terakhir mami,” katanya.

Sekira pukul 14.00 WIB, Tifani mengaku mencoba menghubungi ibundanya, namun tidak ada jawaban.

“Sekitar pukul 15.00 WIB, ayah telepon, nanya, rupanya sama-sama tidak mengetahui. Jadi kecurigaan muncul, kenapa?” ujarnya.

Kecurigaan semakin kuat, saat dapat kabar kalau ternyata sendal ibunda ada di tempat jualan. Namun, yang bersangkutan tidak ada. Tifani mengetahui kabar ibunya telah tiada sekira pukul 18.00 WIB.

“Begitu dapat kabar, saya bersama suami langsung ke lokasi. Tapi di lokasi padat kali. Mobil ibu masih di sana, jenazah ibu juga,” sebutnya.

Tifani menuturkan, almarhum ibundanya memang keseharian berjualan es. Dia menyebut, korban tidak pernah mempunyai masalah dan tetap bersosialisasi, itulah karakternya.

“Setahu saya tidak ada masalah ibunda saya. Karena selama ini baik-baik saja,” beber Tifani.

Tifani berharap polisi bisa mengungkap pelaku yang tega menghabisi nyawa ibundanya.

“Semoga polisi bisa nangkap pelakunya,” harapnya.

Diketahui, jasad korban ditemukan dalam mobil Avanza warna silver BK 1088 IW yang parkir di depan sebuah apotek. Kini jasad korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Belasan luka tusuk ditemukan di sekujur tubuh korban. Bahkan, leher korban nyaris putus. (ted/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/