MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ada kisah pilu di balik tewasnya Adelia Friska alias Adel (27), model cantik yang lompat dari kamar 603 lantai 6 Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam Medan, beberapa waktu lalu. Selain uang hasil keringatnya habis diporotin, ia juga dipaksa nyabu hingga kecanduan aleh Doni Satria (30), kekasihnya yang telah beristri.
Menurut teman-teman korban, sebelum pacaran dengan Doni sekitar 3 tahun lalu, di mata mereka Adel adalah sosok gadis baik hati, ramah, supel bergaul dan suka menolong. “Yang merusak Adel ini ya si Doni itulah. Sudah capek kami nasehati agar Adel menjauhi Doni. Karena kami tau Doni ini bukan lelaki baik dan sudah punya istri, tapi mendiang tidak percaya,” lirih Elga (25) teman dekat Adel saat ditemui di Polsek Medan Baru, Jumat (8/5) siang.
Lanjut Elga, belang Doni makin terungkap saat ia ditangkap polisi karena mencuri laptop milik temannya sendiri sekitar tujuh bulan lalu. “Kala itu uang Adel juga yang habis untuk membebaskannya dari penjara. Bahkan untuk mengurus kasus Doni, Adel harus menjual mobil Honda CRV miliknya. Pokoknya si Adel ini diperas terus sama lelaki itu,” beber Elga lagi dengan nada kesal. Selain uangnya dikuras, Doni juga yang mengajari Adel nyabu.
“Memang bajingan si Doni itu. Dia juga yang memaksa Adel nyabu hingga kecanduan. Sejak dekat dengan dialah, hidup Adel hancur,” beber Elga diamini temannya yang lain. Bukan itu saja, mereka juga yakin di malam naas itu Adel sengaja dijebak oleh Doni dan M Fadil.
“Kami yakin Adel dijebak karena banyak uangnya. Sementara si Doni dan Fadil ini teman dekat, berarti kan ada permainan,” tambah Elga.
Hal senada juga dikatakan Firman (30), teman sekaligus mantan pacar Adel yang mengaku sangat terpukul dengan kematian korban.
Apalagi sebelum kejadian, Firman mengaku masih berkomunikasi dengan Adel via BlackBerry Messenger (BBM). Saat itu Adel mengaku semua baik-baik saja dan rencananya bulan depan ia akan kembali lagi ke Jakarta.
“Padahal dia anak baik. Kami pernah dekat tiga tahun lalu. Tapi ntah kenapa, ia tiba-tiba menjauh. Meski begitu kami tetap berkomunikasi,” kenang lelaki yang tinggal di Jalan Kapten Sumarsono, Medan itu.
Sedang Amel, teman dekat korban yang lain mengaku dua hari sebelum kejadian, Adel masih sempat menagih uangnya yang dipinjam Amel beberapa waktu lalu. “Memang ada kupinjam uangnya Rp1 juta. Dua hari sebelum kejadian itulah dimintanya, katanya ia butuh dana untuk pesta. Tapi dia tidak menjelaskan pesta apa,” kenang warga Jalan Pasar Satu Padang Bulan itu.
Karena itulah, mereka sangat yakin Adel sengaja dijebak Fadil yang mereka kenal sebagai kibus polisi. “Itu mereka kami yakin dijebak kibus polisi. Mereka mau memeras uang Adel ini,” katanya.
Selain itu mereka sengaja datang untuk meminta Polresta Medan mengembalikan uang dan handphone Adel. “Kami tau handphone dan uang Adel ada malam itu. Makanya kami minta polisi memulangkannya pada keluarganya,” ujar teman-teman korban. (mri/deo)