26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Keluarga Bidan Dewi Siap Ditembak

Idawati Pasaribu divonis bebas.
Idawati Pasaribu divonis bebas.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Vonis bebas yang dijatuhkan hakim terhadap Idawati boru Pasaribu masih meninggalkan luka mendalam bagi keluarga almarhum bidan Nurmala Dewi boru Tinambunan, yang tewas ditembak hanya karena dituding merebut Berton Silaban, pria yang diakui Idawati sebagai suaminya itu. Bahkan, saat kembali ditemui kru koran ini di rumahnya, Jl. Pertahanan, Gang Indah, Kec. Patumbak, orangtua korban tampak tak kuasa menahan air matanya.

Meski merasa telah dizolimi oleh hakim yang bisa dibeli dengan uang, tapi pihak keluarga korban tak mau berhenti begitu saja. Mereka  akan terus berupaya melakuan apa pun untuk memberikan keadilan pada almarhum Dewi. Bahkan mereka mengaku siap ditembak jika sewaktu-waktu Idawati kembali meyuruh orang untuk membunuh mereka.

“Kan tidak mungkin kami diam saja, walau siapa pun pejabat negara sudah mendengar kalau pembunuh anakku dibebaskan. Dia masih punya keluarga yang bisa memberikan keadilan kepadanya,”lirihnya.

“Walau pun pembunuhnya tak ditahan, meski pun hakimnya tak dicopot. Kami tetap berusaha. Meski rumah kami ini harus dijual dan kami tinggal di emperan,” tegas ayah korban, Lismen Tinambunan. Sedang Ariani boru Sihotang, ibu kandung Dewi hanya bisa menangisi ketidakadilan itu.

Dalam tanggisan itu terlihat jelas hati seorang ibu yang benar-benar terluka. “Kulahirkan, kubesarkan, kusekolahkan, tapi kenapa mereka tega membunuhnya? Anakku dibunuh dengan peluru, tapi negara tutup mata. Lihatlah Tuhan, berilah hukuman kepada mereka yang telah menzolimi anakku,” lirih Ariani dengan linangan air mata.

Melihat orangtuanya menangis, adik kandung korban langsung memeluk ibunya. Tak pelak, hujan  tangis sontak menyelimuti kediaman keluarga korban. “Sabar mah, kita masih punya Tuhan. Inggat, Tuhan akan membalas mereka,” ucap Susi tersedu-sedu di pelukan ibunya.

Tak mau berlarut terus dalam tangis, Lismen terlihat beranjak dari teras dan pergi menuju ruangan tamu. Di situ terlihat Lisemen tak tahan menahan air matanya. Setelah melihat anak istrinya menaggisi Dewi yang sampai sekrang belum mendapat keadilan. Bahkan, anjing kecil berbulu lebat warna hitam peliharaan korban dulu terlihat diam memandangi keluarga bidan Dewi yang sedang menanggis. Anjing itu terlihat seperti merasakan kesedihan keluarga yang selama ini menjaganya.

“Sangat disayangkan, hewan saja, seokor anjing telihat bisa merasa kesedihan apa yang saat ini dirasakan majikanya? Tapi kenapa ada saja yang sudah ditakdirkan Tuhan menjadi manusia, dibekali hati dan pikiran tak bisa merasakan hal tersebut. Dalam hal ini jelas terlihat, bahwa sudah tak ada lagi rasa perikemanusian di negeri kita ini. Jangan orang yang berjiwa besar, mencari manusia jujur saja sudah tak ada. Semua sudah digelapkan oleh uang,” lirihnya. (cr-1/man/deo)

Idawati Pasaribu divonis bebas.
Idawati Pasaribu divonis bebas.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Vonis bebas yang dijatuhkan hakim terhadap Idawati boru Pasaribu masih meninggalkan luka mendalam bagi keluarga almarhum bidan Nurmala Dewi boru Tinambunan, yang tewas ditembak hanya karena dituding merebut Berton Silaban, pria yang diakui Idawati sebagai suaminya itu. Bahkan, saat kembali ditemui kru koran ini di rumahnya, Jl. Pertahanan, Gang Indah, Kec. Patumbak, orangtua korban tampak tak kuasa menahan air matanya.

Meski merasa telah dizolimi oleh hakim yang bisa dibeli dengan uang, tapi pihak keluarga korban tak mau berhenti begitu saja. Mereka  akan terus berupaya melakuan apa pun untuk memberikan keadilan pada almarhum Dewi. Bahkan mereka mengaku siap ditembak jika sewaktu-waktu Idawati kembali meyuruh orang untuk membunuh mereka.

“Kan tidak mungkin kami diam saja, walau siapa pun pejabat negara sudah mendengar kalau pembunuh anakku dibebaskan. Dia masih punya keluarga yang bisa memberikan keadilan kepadanya,”lirihnya.

“Walau pun pembunuhnya tak ditahan, meski pun hakimnya tak dicopot. Kami tetap berusaha. Meski rumah kami ini harus dijual dan kami tinggal di emperan,” tegas ayah korban, Lismen Tinambunan. Sedang Ariani boru Sihotang, ibu kandung Dewi hanya bisa menangisi ketidakadilan itu.

Dalam tanggisan itu terlihat jelas hati seorang ibu yang benar-benar terluka. “Kulahirkan, kubesarkan, kusekolahkan, tapi kenapa mereka tega membunuhnya? Anakku dibunuh dengan peluru, tapi negara tutup mata. Lihatlah Tuhan, berilah hukuman kepada mereka yang telah menzolimi anakku,” lirih Ariani dengan linangan air mata.

Melihat orangtuanya menangis, adik kandung korban langsung memeluk ibunya. Tak pelak, hujan  tangis sontak menyelimuti kediaman keluarga korban. “Sabar mah, kita masih punya Tuhan. Inggat, Tuhan akan membalas mereka,” ucap Susi tersedu-sedu di pelukan ibunya.

Tak mau berlarut terus dalam tangis, Lismen terlihat beranjak dari teras dan pergi menuju ruangan tamu. Di situ terlihat Lisemen tak tahan menahan air matanya. Setelah melihat anak istrinya menaggisi Dewi yang sampai sekrang belum mendapat keadilan. Bahkan, anjing kecil berbulu lebat warna hitam peliharaan korban dulu terlihat diam memandangi keluarga bidan Dewi yang sedang menanggis. Anjing itu terlihat seperti merasakan kesedihan keluarga yang selama ini menjaganya.

“Sangat disayangkan, hewan saja, seokor anjing telihat bisa merasa kesedihan apa yang saat ini dirasakan majikanya? Tapi kenapa ada saja yang sudah ditakdirkan Tuhan menjadi manusia, dibekali hati dan pikiran tak bisa merasakan hal tersebut. Dalam hal ini jelas terlihat, bahwa sudah tak ada lagi rasa perikemanusian di negeri kita ini. Jangan orang yang berjiwa besar, mencari manusia jujur saja sudah tak ada. Semua sudah digelapkan oleh uang,” lirihnya. (cr-1/man/deo)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/