32 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Pelaku Mengendarai Taksi

Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).
Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN
Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).

SUMUTPOS.CO – Hasil penelusuran kru koran ini, Sunarto diduga kuat dibantai orang yang dikenalnya. Selain pintu ruko berlantai 2 itu tak ada yang rusak, kunci juga masih terletak di bagian rak TV. Karena itu, pelaku yang sudah mengetahui kondisi toko masuk dengan mengetuk pintu sambil memanggil korban. Karena kenal, korban pun membuka pintu dan membiarkan pelaku masuk. Kemungkinan, wajah korban dibekap saat terbaring di atas tilam. Karena melawan, pelaku langsung menikam punggung kanan korban.

Dugaan lain, Sunarto ditikam dari belakang usaia membuka pintu, atau saat ia hendak meletakkan kunci di rak TV yang berjarak sekitar 2 meter dari pintu belakang. Karena korban melawan, pelaku lalu membekap wajahnya hingga tewas bersimbah darah. Kemudian, pelaku mematikan listrik dan memasukkan teman – temannya untuk membawa kabur TV dan kereta milik korban.

“Ini pasti orang yang kenal sama korban, karena pintu tak ada rusak. Mungkin korban ini dipanggil dulu dari luar. Perampokan ini sudah direncanakan. Karena kenal sama pelaku, makanya nyawa korban dihabisi,” analisis warga dan tetangga korban. Dugaan itu juga dibenarkan salah satu anak korban, David Indra yang malam itu sempat diajak korban ikut ke toko, karena badanya kurang sehat, Tapi karena alasan pekerjaan, David tak jadi menemani sang ayah.

“Malam itu saya sempat mau diajak nemani bapak, karena saya kerja makanya tak bisa. Kemungkinan besar dikira bapak mungkin aku yang datang. Makanya dia mau buka pintu. Karena biasanya kalau malam saya mau suka lihat-lihat kondisi bapak ke toko,” kata David.

Sementara itu, beberapa pedagang sebelah korban ngaku tak ada melihat orang yang dicurigai masuk ke lokasi. “Malam itu kami tutup jam 11, kalau jam 1 di sini masih ramai, mungkin pelakunya masuk jam 3 pagi. Malam itu saya tak ada lihat karena kami sudah tutup,” kata pedagang kelontong, bermarga Nainggolan. Saksi mata lain, Kariman yang juga bekerja sebagai penjaga malam di lokasi sempat melihat sebuah mobil sedan seperti taksi berhenti di depan toko.

“Malam itu ada mobil mirip taksi parker di depan toko. Karena tak curiga, saya tak begitu perhatikan platnya. Pokoknya model mobilnya sedan,” kata Kariman yang langsung dibawa polisi untuk dimintai keterangan.

Di mata para tetangganya, Sunarto yang meninggalkan seorang istri dan 4 orang anak itu adalah sosok pria bertanggung jawab, baik dan tak pernah buat onar. Selama ini, ia juga tak pernah punya musuh. Bhakan, sejak bekerja 6 bulan lalu, pria yang dikenal loyal dan ramah itu juga tak pernah punya masalah dengan siapapun.

“Pak Sunarto itu kalau ada acara-acara di kampung ini, cepat kali hadir memberikan tenaganya, orangnya baiklah dan tak pernah buat onar. Kalau orang dendam tak mungkin ini, karena dia tak ada musuh,” oceh  teman-teman korban yang datang melayat di rumah duka.

Bahkan, sejak bekerja Sunarto selalu menjaga toko di malam hari dan siangnya membawa barang toko bila ada yang pesan, sehingga ia tak pernah berurusan dengan orang lain.”Bapak itu orangnya baik kali, makanya dipercayakan bos untuk jaga toko. Kalau ada apa-apa, selalu pak Sunarto yang urus. Kalau kami tak ada uang pun sering dikasih pinjam sama dia,” kata salah satu karyawan toko bernama Roby. Sementara bagi keluarga, Sunarto adalah sosok ayah yang bertanggung jawab menafkahi istri dan 4 anaknya.

“Bapak itu tak pernah ke mana-mana, palingan kerja makanya kami tak nyangka bapak digituin,” kata anak korban, Agus di rumah duka. Suasana duka menyelimuti tewasnya bapak anak 4 itu, pihak keluarga mengharapkan pelaku yang telah membantai Sunarto segera diungkap. “Kami keluarga sangat berharap pelakunya terungkap. Kami sangat kehilangan bapak, karena dia baik sama kami dan tanggungjawab untuk anak – anakknya,” harap anak nomor 3 dari 4 bersaudara itu berlinang air mata. “Kalau bisa cepatlah pelakunya dapat, tega kali dia bunuh bapak kami,” lirih Wulan, anak bungsu korban. (ril/deo)

Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).
Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN
Foto Sunarto semasa hidup (kiri) dan Suratmi istrinya, yang histeris (kanan).

SUMUTPOS.CO – Hasil penelusuran kru koran ini, Sunarto diduga kuat dibantai orang yang dikenalnya. Selain pintu ruko berlantai 2 itu tak ada yang rusak, kunci juga masih terletak di bagian rak TV. Karena itu, pelaku yang sudah mengetahui kondisi toko masuk dengan mengetuk pintu sambil memanggil korban. Karena kenal, korban pun membuka pintu dan membiarkan pelaku masuk. Kemungkinan, wajah korban dibekap saat terbaring di atas tilam. Karena melawan, pelaku langsung menikam punggung kanan korban.

Dugaan lain, Sunarto ditikam dari belakang usaia membuka pintu, atau saat ia hendak meletakkan kunci di rak TV yang berjarak sekitar 2 meter dari pintu belakang. Karena korban melawan, pelaku lalu membekap wajahnya hingga tewas bersimbah darah. Kemudian, pelaku mematikan listrik dan memasukkan teman – temannya untuk membawa kabur TV dan kereta milik korban.

“Ini pasti orang yang kenal sama korban, karena pintu tak ada rusak. Mungkin korban ini dipanggil dulu dari luar. Perampokan ini sudah direncanakan. Karena kenal sama pelaku, makanya nyawa korban dihabisi,” analisis warga dan tetangga korban. Dugaan itu juga dibenarkan salah satu anak korban, David Indra yang malam itu sempat diajak korban ikut ke toko, karena badanya kurang sehat, Tapi karena alasan pekerjaan, David tak jadi menemani sang ayah.

“Malam itu saya sempat mau diajak nemani bapak, karena saya kerja makanya tak bisa. Kemungkinan besar dikira bapak mungkin aku yang datang. Makanya dia mau buka pintu. Karena biasanya kalau malam saya mau suka lihat-lihat kondisi bapak ke toko,” kata David.

Sementara itu, beberapa pedagang sebelah korban ngaku tak ada melihat orang yang dicurigai masuk ke lokasi. “Malam itu kami tutup jam 11, kalau jam 1 di sini masih ramai, mungkin pelakunya masuk jam 3 pagi. Malam itu saya tak ada lihat karena kami sudah tutup,” kata pedagang kelontong, bermarga Nainggolan. Saksi mata lain, Kariman yang juga bekerja sebagai penjaga malam di lokasi sempat melihat sebuah mobil sedan seperti taksi berhenti di depan toko.

“Malam itu ada mobil mirip taksi parker di depan toko. Karena tak curiga, saya tak begitu perhatikan platnya. Pokoknya model mobilnya sedan,” kata Kariman yang langsung dibawa polisi untuk dimintai keterangan.

Di mata para tetangganya, Sunarto yang meninggalkan seorang istri dan 4 orang anak itu adalah sosok pria bertanggung jawab, baik dan tak pernah buat onar. Selama ini, ia juga tak pernah punya musuh. Bhakan, sejak bekerja 6 bulan lalu, pria yang dikenal loyal dan ramah itu juga tak pernah punya masalah dengan siapapun.

“Pak Sunarto itu kalau ada acara-acara di kampung ini, cepat kali hadir memberikan tenaganya, orangnya baiklah dan tak pernah buat onar. Kalau orang dendam tak mungkin ini, karena dia tak ada musuh,” oceh  teman-teman korban yang datang melayat di rumah duka.

Bahkan, sejak bekerja Sunarto selalu menjaga toko di malam hari dan siangnya membawa barang toko bila ada yang pesan, sehingga ia tak pernah berurusan dengan orang lain.”Bapak itu orangnya baik kali, makanya dipercayakan bos untuk jaga toko. Kalau ada apa-apa, selalu pak Sunarto yang urus. Kalau kami tak ada uang pun sering dikasih pinjam sama dia,” kata salah satu karyawan toko bernama Roby. Sementara bagi keluarga, Sunarto adalah sosok ayah yang bertanggung jawab menafkahi istri dan 4 anaknya.

“Bapak itu tak pernah ke mana-mana, palingan kerja makanya kami tak nyangka bapak digituin,” kata anak korban, Agus di rumah duka. Suasana duka menyelimuti tewasnya bapak anak 4 itu, pihak keluarga mengharapkan pelaku yang telah membantai Sunarto segera diungkap. “Kami keluarga sangat berharap pelakunya terungkap. Kami sangat kehilangan bapak, karena dia baik sama kami dan tanggungjawab untuk anak – anakknya,” harap anak nomor 3 dari 4 bersaudara itu berlinang air mata. “Kalau bisa cepatlah pelakunya dapat, tega kali dia bunuh bapak kami,” lirih Wulan, anak bungsu korban. (ril/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/