30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Korban Disekap, Ratusan Juta Amblas

MEDAN-Perampok bersenjata api (senpi) beraksi di Kota Medan. Kali ini Komplek Perumahan Cemara Asri sasarannya. Perumahaan elit No 138 di Jalan Sena/Jalan Rengas itu disatroni kawanan perampok, Jumat (9/5) pagi sekira pukul 6.30 WIB. Sejumlah uang, perhiasan dan barang berharga milik korban, Johanes dibawa kabur pelaku yang diduga berjumlah 5 orang.  Dalam aksinya, pelaku menyekap korban dan menganiaya Johanes dengan menggunakan senjata api.

Data dihimpun Sumut Pos di lokasi kejadian Jumat (9/5) siang, mengatakan, rumah bercatkan orange muda yang disatroni perampok bersenpi terdapat satu unit mobil Inova hitam BK 138 JD terpakir di garasi rumah. Perampokan terjadi saat korban bersama istri dan kedua anaknya sedang santai. Tiba-tiba, pelaku yang mengendarai mobil Avanza hitam parkir di depan rumah.

Perampok kemudian masuk dan langsung menodongkan senpinya. Korban pun pasrah saat disekap. Melihat korban tak berdaya, pelaku menggasak harta benda korban selanjutnya melarikan diri. “Saat itu saya lagi nonton televisi di ruang tamu sama anak, sedangkan istri saya (Darna) lagi membungkus mangga di depan rumah.

Lalu, tiba-tiba aja tiga orang masuk dan menodongkan saya senjata api. Kemudian, kami disuruh berjalan ke dalam kamar saya dan juga istri saya. Di situ kami disekap, tangan dan kaki kami diikat,” ujar Johanes (52) kepada Sumut Pos.

Bapak dua anak ini menyebutkan, bahwa dirinya sempat melawan ketika hendak diikat. Tapi salah seorang pelaku yang memegang senjata api langsung memukul bagian kiri kepalanya hingga berdarah.  “Saya juga sempat menolak sembari berontak ketika disuruh menunjukkan harta benda, tapi saya dipukul lagi dan disuruh duduk. Dia (pelaku) bilang hanya ingin mengambil harta benda dan tidak akan melukai. Lalu, saya kasih tahu aja barang berharga di dalam laci lemari daripada dilukai mereka,” sebut pengusaha suku Tionghoa ini.

Disinggung apa saja harta bendanya yang diambil pelaku, Johanes menjelaskan uang ribuan dolar USA, perhiasan dan dua unit handphone. “Kalau kerugiannya diperkirakan sekitar Rp200 jutaan lebih,” ucapnya pria yang mengaku sudah 10 tahun tinggal di perumahan elit itu.

Ditanya mengenai pelaku, Johanes mengaku sama sekali tidak mengenalnya. “Pelaku berjumlah lima orang mengendarai Avanza hitam tapi saya tidak tahu plat nomornya. Empat orang memakai sebo dan satu tidak. Yang tidak memakai sebo membawa senjata api dan empat lagi membawa senjata tajam, seperti celurit, kelewang dan pisau,” ucapnya.

Tetangga korban yang tinggal di rumah bernomor 140, persis di sebelah Tempat kejadian perkara (TKP) menuturkan, kejadiannya sekitar jam 6.50 WIB.  “Pagi itu saya baru bangun dengar suara gaduh tetapi tidak terlalu ribut dan enggak ada teriak-teriak, namanya berumah tangga biasalah kalau ribut-ribut. Tapi pas siangnya sekitar jam 10.30 WIB saya keluar ternyata sudah ada polisi,” katanya.

Lalu Satpam komplek dan polisi bertanya kepadanya, tetangganya korban ini mengaku tidak tahu. Kendati begitu dia membantu penyelidikan polisi dengan memberikan rekaman CCTV (kamera pengawas).  “Saya sempat melihat dari rekaman itu ada mobil Avanza hitam yang melintas sekira jam 6.30 tetapi plat nomornya tidak kelihatan,” ujar tetangga korban yang tak mau namanya dikorankan ketika ditanya Sumut Pos.

Pria yang juga keturunan Tionghoa ini menyebut, mobil Avanza itu sempat bolak-balik. “Karena arah kamera CCTV saya tidak persis ke arah rumah Pak Johanes, jadi plat nomornya tidak kelihatan dan hanya jenis mobilnya yang nampak,” kata pria yang mengaku sudah 5 tahun tinggal di Komplek Cemara Asri ini.

Sementara itu, Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Percut Seituan, AKP Zulkifli Harahap di lokasi menuturkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Kita sudah melakukan olah TKP bersama petugas identifikasi dan Satuan Reskrim Polresta Medan. Korban dan saksi masih dimintai keterangannya,” ujar Zulkifli.

Ia mengaku kesulitan mengungkap kasus perampokan ini lantaran rumah korban tidak memasang kamera CCTV. Selain itu, rekaman CCTV tetangga korban tidak menyorot langsung kendaraan pelaku, sehingga plat nomor kendaraannya tidak kelihatan dan hanya jenis mobilnya saja. “Jadi, itu tidak bisa dijadikan petunjuk untuk mengungkap para pelakunya,” sebut perwira ini.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung mengatakan bahwa pihaknya dibantu Satuan Reskrim Polresta Medan untuk menangkap pelakunya. Amatan Sumut Pos, pascakejadian perampokan di Komplek Cemara Asri, warga yang tinggal hanya berjarak beberapa rumah dari TKP tampak keluar dari rumahnya. Mereka tampak berkerumun dan heran lantaran rumah milik Johanes banyak didatangi personel polisi.

Satpam Komplek Cemara Asri yang sempat diwawancarai Sumut Pos, mengaku tidak mengetahui pasti kejadiannya seperti apa. Ia menyebut kalau pagi hari kondisi di komplek itu sudah ramai yang berlalu-lalang. “Jam 6 uda ramai bang, karena dari dalam pada mau keluar dan yang dari luar mau masuk,” kata Satpam yang tak mau identitasnya dikorankan. (mag-8/azw)

MEDAN-Perampok bersenjata api (senpi) beraksi di Kota Medan. Kali ini Komplek Perumahan Cemara Asri sasarannya. Perumahaan elit No 138 di Jalan Sena/Jalan Rengas itu disatroni kawanan perampok, Jumat (9/5) pagi sekira pukul 6.30 WIB. Sejumlah uang, perhiasan dan barang berharga milik korban, Johanes dibawa kabur pelaku yang diduga berjumlah 5 orang.  Dalam aksinya, pelaku menyekap korban dan menganiaya Johanes dengan menggunakan senjata api.

Data dihimpun Sumut Pos di lokasi kejadian Jumat (9/5) siang, mengatakan, rumah bercatkan orange muda yang disatroni perampok bersenpi terdapat satu unit mobil Inova hitam BK 138 JD terpakir di garasi rumah. Perampokan terjadi saat korban bersama istri dan kedua anaknya sedang santai. Tiba-tiba, pelaku yang mengendarai mobil Avanza hitam parkir di depan rumah.

Perampok kemudian masuk dan langsung menodongkan senpinya. Korban pun pasrah saat disekap. Melihat korban tak berdaya, pelaku menggasak harta benda korban selanjutnya melarikan diri. “Saat itu saya lagi nonton televisi di ruang tamu sama anak, sedangkan istri saya (Darna) lagi membungkus mangga di depan rumah.

Lalu, tiba-tiba aja tiga orang masuk dan menodongkan saya senjata api. Kemudian, kami disuruh berjalan ke dalam kamar saya dan juga istri saya. Di situ kami disekap, tangan dan kaki kami diikat,” ujar Johanes (52) kepada Sumut Pos.

Bapak dua anak ini menyebutkan, bahwa dirinya sempat melawan ketika hendak diikat. Tapi salah seorang pelaku yang memegang senjata api langsung memukul bagian kiri kepalanya hingga berdarah.  “Saya juga sempat menolak sembari berontak ketika disuruh menunjukkan harta benda, tapi saya dipukul lagi dan disuruh duduk. Dia (pelaku) bilang hanya ingin mengambil harta benda dan tidak akan melukai. Lalu, saya kasih tahu aja barang berharga di dalam laci lemari daripada dilukai mereka,” sebut pengusaha suku Tionghoa ini.

Disinggung apa saja harta bendanya yang diambil pelaku, Johanes menjelaskan uang ribuan dolar USA, perhiasan dan dua unit handphone. “Kalau kerugiannya diperkirakan sekitar Rp200 jutaan lebih,” ucapnya pria yang mengaku sudah 10 tahun tinggal di perumahan elit itu.

Ditanya mengenai pelaku, Johanes mengaku sama sekali tidak mengenalnya. “Pelaku berjumlah lima orang mengendarai Avanza hitam tapi saya tidak tahu plat nomornya. Empat orang memakai sebo dan satu tidak. Yang tidak memakai sebo membawa senjata api dan empat lagi membawa senjata tajam, seperti celurit, kelewang dan pisau,” ucapnya.

Tetangga korban yang tinggal di rumah bernomor 140, persis di sebelah Tempat kejadian perkara (TKP) menuturkan, kejadiannya sekitar jam 6.50 WIB.  “Pagi itu saya baru bangun dengar suara gaduh tetapi tidak terlalu ribut dan enggak ada teriak-teriak, namanya berumah tangga biasalah kalau ribut-ribut. Tapi pas siangnya sekitar jam 10.30 WIB saya keluar ternyata sudah ada polisi,” katanya.

Lalu Satpam komplek dan polisi bertanya kepadanya, tetangganya korban ini mengaku tidak tahu. Kendati begitu dia membantu penyelidikan polisi dengan memberikan rekaman CCTV (kamera pengawas).  “Saya sempat melihat dari rekaman itu ada mobil Avanza hitam yang melintas sekira jam 6.30 tetapi plat nomornya tidak kelihatan,” ujar tetangga korban yang tak mau namanya dikorankan ketika ditanya Sumut Pos.

Pria yang juga keturunan Tionghoa ini menyebut, mobil Avanza itu sempat bolak-balik. “Karena arah kamera CCTV saya tidak persis ke arah rumah Pak Johanes, jadi plat nomornya tidak kelihatan dan hanya jenis mobilnya yang nampak,” kata pria yang mengaku sudah 5 tahun tinggal di Komplek Cemara Asri ini.

Sementara itu, Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Percut Seituan, AKP Zulkifli Harahap di lokasi menuturkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Kita sudah melakukan olah TKP bersama petugas identifikasi dan Satuan Reskrim Polresta Medan. Korban dan saksi masih dimintai keterangannya,” ujar Zulkifli.

Ia mengaku kesulitan mengungkap kasus perampokan ini lantaran rumah korban tidak memasang kamera CCTV. Selain itu, rekaman CCTV tetangga korban tidak menyorot langsung kendaraan pelaku, sehingga plat nomor kendaraannya tidak kelihatan dan hanya jenis mobilnya saja. “Jadi, itu tidak bisa dijadikan petunjuk untuk mengungkap para pelakunya,” sebut perwira ini.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung mengatakan bahwa pihaknya dibantu Satuan Reskrim Polresta Medan untuk menangkap pelakunya. Amatan Sumut Pos, pascakejadian perampokan di Komplek Cemara Asri, warga yang tinggal hanya berjarak beberapa rumah dari TKP tampak keluar dari rumahnya. Mereka tampak berkerumun dan heran lantaran rumah milik Johanes banyak didatangi personel polisi.

Satpam Komplek Cemara Asri yang sempat diwawancarai Sumut Pos, mengaku tidak mengetahui pasti kejadiannya seperti apa. Ia menyebut kalau pagi hari kondisi di komplek itu sudah ramai yang berlalu-lalang. “Jam 6 uda ramai bang, karena dari dalam pada mau keluar dan yang dari luar mau masuk,” kata Satpam yang tak mau identitasnya dikorankan. (mag-8/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/