30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Cari THR, Ketua & Dua Hakim PTUN Medan Ditangkap KPK

Sempat Lari
Dikatakannya, pengacara bernama Gerry Baskara sempat lari saat penyidik KPK berusaha mengamankannya dari pekarangan PTUN. Tetapi, penyidik akhirnya menangkap pengacara yang disebut-sebut anggota dari OC Kaligis itu.

“Dia (Gerry Baskara) berusaha kabur saat diamankan KPK dan lari dari dalam gedung menuju mobil. Tetapi, beberapa penyidik yang ada bisa mengejarnya,” sebut Herman.

Ia membantah informasi yang beredar bahwa Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putra bersama hakim Amir Fauzi, dan Dermawan Ginting juga kabur saat ditangkap KPK. “Hanya pengacara yang kabur, bukan ketua. Saya tegaskan bahwa ketua tidak berupaya lari saat diamankan KPK,” katanya
Usai mengamankan kelima orang tersebut, KPK kemudian memboyongnya ke Polsek Sunggal untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. “Mereka dibawa ke Polsek Sunggal dan Polda Sumut,” tambah Herman.

Namun, sebelum membawa kelimanya ke Polsek Sunggal, KPK menggeledah beberapa ruangan di gedung PTUN Medan. Beberapa ruangan yang digeledah tersebut yakni Ruangan Sub Kepaniteraan Perkara dengan penyidik yang menandatangi HN Christian di lantai 1. Selanjutnya ruangan di lantai dua, yakni Ketua PTUN Medan, Panitera Sekretaris dan hakim. Penyidik pun mengamankan sejumlah berkas dan dokumen penting yang diduga kuat sebagai barang bukti. Selain itu, tas milik salah seorang hakim juga diamankan.

“Tas yang dibawa itu milik Pak Amir Fauzi,” ujar Humas PTUN Medan Sugianto.

Tak hanya menggeledah, penyidik juga menyegel ruangan tersebut. Bahkan, satu unit mobil Toyota Fortuner hitam BK 286 WZ yang diduga milik Gerry Baskara tak luput. Mobil yang diparkir di halaman gedung PTUN Medan ini disegel penyidik.

Setelah menggeledah, tim penyidik menggiringnya masuk ke dalam mobil. Tripeni yang terlihat mengenakan safari cokelat tampak pucat pasi ketika digiring ke dalam mobil. Wajahnya pun penuh keringat yang bercucuran dari kepalanya. Bahkan, Tripeni tampak gemetar dan berusaha menghindar dari kejaran awak media yang mencoba mewawancarainya. Tak satu kata pun terucap dari mulut Tripeni saat dilontarkan pertanyaan ketika mau masuk ke dalam mobil.

Penyidik KPK yang diperkirakan berjumlah 10 orang lebih itu bergerak ke Polsek Sunggal. Sekira pukul 13.00 WIB, mereka tiba dan langsung meminjam tempat untuk melakukan pemeriksaan terhadap kelimanya.

Selama hampir satu jam, penyidik mengintrogasi kelimanya. Selanjutnya, penyidik bergerak ke Markas Polresta Medan, Jalan HM Said. Setibanya di Mapolresta Medan pukul 14.10 WIB, penyidik langsung memboyong mereka ke lantai dua gedung utama Mapolresta Medan untuk melakukan pemeriksaan di Ruang Rupatama setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Kapolresta Medan.

Ketika di Mapolresta Medan, pemeriksaan dilakukan selama hampir 5 jam (14.10-19.10). Saat diperiksa, Tripeni yang mengenakan kacamata tampak berulangkali mengusap keringat. Padahal, Ruangan Rupatama dilengkapi AC. Bahkan, beberapa kali terlihat melepas kacamatanya seolah menggambarkan kegelisahannya.

Usai diperiksa, sekira pukul 19.20 WIB penyidik pun pergi dan membawa terduga suap dengan mengendarai dua mobil Kijang Innova hitam. Pengawalan superketat pun dilakukan, satu mobil Patwal Sat Lantas di depan dan delapan personel motor trail Sabhara mengiringi di belakang. Dikabarkan, penyidik membawa para pelaku suap tersebut langsung ke Jakarta dengan menumpangi pesawat di Kualanamu Internasional Airport (KNIA).

Rombongan tiba di KNIA sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka langsung masuk ke Pos Security KNIA di lantai 2. Pengawalan ketat tampak dilakukan petugas Avsec di depan pintu. Awak media yang menunggu sejak sore juga dihalangi untuk mengabadikan momen tersebut.

Usaha awak media agar pintu Pos Security dibuka, tidak membuahkan hasil manis. Petugas tetap saja menutup rapat-rapat pintu kaca tersebut.

Sekitar lima menit di dalam Pos Avsec KNIA, rombongan pun keluar yang kemudian berjalan menuju pintu keberangkatan. Kembali awak media berusaha untuk meminta tanggapan dari kelima yang diamankan KPK itu, tetap saja mereka mengunci mulut rapat-rapat.

Tripeni Irianto yang mengenakan baju safari warna coklat itu juga diam sembari berlalu melihat ke arah wartawan dan menundukkan kepalanya. Rombongan yang mendapatkan pengawalan ketat itu turut mengundang perhatian penumpang dan pengguna jasa lainnya.

Salah seorang pengunjung yang tampak kesal dengan sikap penegak hukum itu meneriaki maling sembari berusaha mengabadikan momen tersebut dengan ponsel miliknya. “Pencuri habiskan lebaranmu di dalam sel, banyak-banyak berdoa. Maling aja pun kok dikawal Pak,” teriak pengunjung tersebut.

Sempat Lari
Dikatakannya, pengacara bernama Gerry Baskara sempat lari saat penyidik KPK berusaha mengamankannya dari pekarangan PTUN. Tetapi, penyidik akhirnya menangkap pengacara yang disebut-sebut anggota dari OC Kaligis itu.

“Dia (Gerry Baskara) berusaha kabur saat diamankan KPK dan lari dari dalam gedung menuju mobil. Tetapi, beberapa penyidik yang ada bisa mengejarnya,” sebut Herman.

Ia membantah informasi yang beredar bahwa Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putra bersama hakim Amir Fauzi, dan Dermawan Ginting juga kabur saat ditangkap KPK. “Hanya pengacara yang kabur, bukan ketua. Saya tegaskan bahwa ketua tidak berupaya lari saat diamankan KPK,” katanya
Usai mengamankan kelima orang tersebut, KPK kemudian memboyongnya ke Polsek Sunggal untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. “Mereka dibawa ke Polsek Sunggal dan Polda Sumut,” tambah Herman.

Namun, sebelum membawa kelimanya ke Polsek Sunggal, KPK menggeledah beberapa ruangan di gedung PTUN Medan. Beberapa ruangan yang digeledah tersebut yakni Ruangan Sub Kepaniteraan Perkara dengan penyidik yang menandatangi HN Christian di lantai 1. Selanjutnya ruangan di lantai dua, yakni Ketua PTUN Medan, Panitera Sekretaris dan hakim. Penyidik pun mengamankan sejumlah berkas dan dokumen penting yang diduga kuat sebagai barang bukti. Selain itu, tas milik salah seorang hakim juga diamankan.

“Tas yang dibawa itu milik Pak Amir Fauzi,” ujar Humas PTUN Medan Sugianto.

Tak hanya menggeledah, penyidik juga menyegel ruangan tersebut. Bahkan, satu unit mobil Toyota Fortuner hitam BK 286 WZ yang diduga milik Gerry Baskara tak luput. Mobil yang diparkir di halaman gedung PTUN Medan ini disegel penyidik.

Setelah menggeledah, tim penyidik menggiringnya masuk ke dalam mobil. Tripeni yang terlihat mengenakan safari cokelat tampak pucat pasi ketika digiring ke dalam mobil. Wajahnya pun penuh keringat yang bercucuran dari kepalanya. Bahkan, Tripeni tampak gemetar dan berusaha menghindar dari kejaran awak media yang mencoba mewawancarainya. Tak satu kata pun terucap dari mulut Tripeni saat dilontarkan pertanyaan ketika mau masuk ke dalam mobil.

Penyidik KPK yang diperkirakan berjumlah 10 orang lebih itu bergerak ke Polsek Sunggal. Sekira pukul 13.00 WIB, mereka tiba dan langsung meminjam tempat untuk melakukan pemeriksaan terhadap kelimanya.

Selama hampir satu jam, penyidik mengintrogasi kelimanya. Selanjutnya, penyidik bergerak ke Markas Polresta Medan, Jalan HM Said. Setibanya di Mapolresta Medan pukul 14.10 WIB, penyidik langsung memboyong mereka ke lantai dua gedung utama Mapolresta Medan untuk melakukan pemeriksaan di Ruang Rupatama setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Kapolresta Medan.

Ketika di Mapolresta Medan, pemeriksaan dilakukan selama hampir 5 jam (14.10-19.10). Saat diperiksa, Tripeni yang mengenakan kacamata tampak berulangkali mengusap keringat. Padahal, Ruangan Rupatama dilengkapi AC. Bahkan, beberapa kali terlihat melepas kacamatanya seolah menggambarkan kegelisahannya.

Usai diperiksa, sekira pukul 19.20 WIB penyidik pun pergi dan membawa terduga suap dengan mengendarai dua mobil Kijang Innova hitam. Pengawalan superketat pun dilakukan, satu mobil Patwal Sat Lantas di depan dan delapan personel motor trail Sabhara mengiringi di belakang. Dikabarkan, penyidik membawa para pelaku suap tersebut langsung ke Jakarta dengan menumpangi pesawat di Kualanamu Internasional Airport (KNIA).

Rombongan tiba di KNIA sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka langsung masuk ke Pos Security KNIA di lantai 2. Pengawalan ketat tampak dilakukan petugas Avsec di depan pintu. Awak media yang menunggu sejak sore juga dihalangi untuk mengabadikan momen tersebut.

Usaha awak media agar pintu Pos Security dibuka, tidak membuahkan hasil manis. Petugas tetap saja menutup rapat-rapat pintu kaca tersebut.

Sekitar lima menit di dalam Pos Avsec KNIA, rombongan pun keluar yang kemudian berjalan menuju pintu keberangkatan. Kembali awak media berusaha untuk meminta tanggapan dari kelima yang diamankan KPK itu, tetap saja mereka mengunci mulut rapat-rapat.

Tripeni Irianto yang mengenakan baju safari warna coklat itu juga diam sembari berlalu melihat ke arah wartawan dan menundukkan kepalanya. Rombongan yang mendapatkan pengawalan ketat itu turut mengundang perhatian penumpang dan pengguna jasa lainnya.

Salah seorang pengunjung yang tampak kesal dengan sikap penegak hukum itu meneriaki maling sembari berusaha mengabadikan momen tersebut dengan ponsel miliknya. “Pencuri habiskan lebaranmu di dalam sel, banyak-banyak berdoa. Maling aja pun kok dikawal Pak,” teriak pengunjung tersebut.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/