27.8 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Adik Habisi dan Kubur Mayat Abang di Lubang Babi

 

HUMBAHAS-

Lubang perangkap babi hutan tempat mayat disembunyikan.
Lubang perangkap babi hutan tempat mayat disembunyikan.

Gara-gara doyan mabuk dan pulang tengah malam, Mangumbang Siregar (45) tega membantai abang kandungnya, Parulian Siregar (52) sampai tewas. Untuk menutupi perbuatannya, pelaku lalu mengubur jenazah korban di lubang tua yang biasa digunakan sebagai perangkap babi hutan. Kasus ini terungkap setelah hari-hari pelaku dihantui arwah korban.

 

Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN), peristiwa berdarah ini terjadi di Huta Siregar, Desa Hutapaung, Kec. Pollung, Kab. Humbanghasundutan, Sabtu (5/10) sekira pukul 22.00 WIB. Malam itu, seperti biasa usai meneguk tuak di pakter tak jauh dari rumah, Parulian pulang dengan langkah sempoyongan. Ya, setelah bercerai dengan istri masing-masing, abang beradik ini memilih tinggal berdua di rumah sederhana warisan orangtua mereka. Mangumbang yang kesal sempat menasehati abangnya agar berhenti dari kebiasaan tak mabuk-mabukan dan pulang larut malam lagi.

Akan tetapi, nasehat itu bukannya membuat Parulian sadar. Sebaliknya, ia malah emosi dan membentak Mangumbang agar tak mencampuri urusannya.  Hal itu pula yang membuat Mangumbang naik darah, hingga pertengkatan mulut antara dua sedarah itu pun pecah. Karena tak ada yang mengalah, Mangumbang yang balik naik pitam langsung meraih palang pintu rumah. Selanjutnya, tanpa basa-basi lagi, anak keempat dari sembilan bersaudara itu langsung menghantam kepala abangnya secara membabi buta. Meski dalam kondisi mabuk dan sudah berdarah-darah, tapi korban masih berusaha melawan, hingga perkelahian tak seimbang itu berlanjut ke sebuah ladang kopi yang berjarak 50 meter dari rumah mereka.

Di sana, pelaku kembali memukuli korban dengan palang pintu yang terbuat dari kayu itu. Karena kehabisan darah, Parulian akhirnya meregang nyawa. Melihat abangnya sudah tak bernyawa, Mangumbang sontak ketakutan. Tapi untuk menghilangkan bukti, akhirnya ia berinisiatif mengubur jasad korban di lobang tua perangkap babi hutan yang sudah lama ada di ladang tersebut. Mayat Parulian ditanamanya sedalam 1,5 meter. “Kabarnya malam minggu kemarian korban pulang larut malam dan dinasehati adiknya. Tapi abangnya melawan, hingga mereka berantam dan abangnya pun meninggal,” ungkap kerabat korban yang enggan menyebut identitasnya. Sementara itu, saat ditemui kru koran ini, Jeri Siregar (28) anak ketiga korban mengaku, hingga Rabu (9/10) siang, ia belum mengetahui secara pasti penyebab kematian ayah kandungnya itu.

“Aku kan tinggal di daerah Seribu Dolok, Simalungun. Semalam aku dapat kabar bapak meninggal, langsunglah aku ke kampung dan selanjutnya membawa jenazah bapak ke Medan untuk otopsi. Kalau ceritanya belum tau pasti aku,” beber Jeri saat ditemui kru koran ini kamar mayat RSUD dr Pirngadi Medan. Terpisah, Kapolres Humbahas, AKBP Heri Sulsemono melalui Kasat Reskrim Iptu Hannry Tambunan, SE yang dihubungi, Rabu (9/10) siang membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan sudah mengamankan tersangka. “Pelaku adik kandungnya sendiri dan sudah kita amankan beserta dengan barangbukti,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Hutapaung Budiman Lumban Gaol mengatakan, pembunuhan ini terbongkar pada Senin (7/10) siang, saat warga desa gotong royong. Waktu itu, salah seorang warga bernama Martumpal Siregar menanyakan keberadaan korban yang tak ikut gotong royong pada pelaku. Mendengar itu, Mangumbang malah menjawab kalau abangnya itu sudah meninggal akibat minum racun. Bahkan yang paling mengejutkan, Mangumbang mengaku telah mengubur jenazah abang kandungnya itu. Dalam kesempatan itu, Mangumbang juga memohon agar Martumpal tak memberitahu kabar itu pada siapapun.

Karena curiga ada yang tak beres, Martumpal pun memberitahukan pengakuan Mangumbang pada warga lain dan diteruskan Polsek Pollung. Selanjutnya pada selasa pagi, polisi dibantu warga pun membongkar kuburan korban di tengah hutan. Setelah menemukan mayat korban, polisi pun mengamankan pelaku. Anak korban bernama Pardamean Siregar (33) mengatakan, selama ini ayahnya dan pelaku memang sering terlibat cekcok. Hal itu ia ketahui karena rumahnya tak jauh dari rumah tempat tinggal korban dan pelaku. Sedang istri korban tinggal di Sidikalang dan istri pelaku sudah kembali kerumah orangtuanya di kecamatan yang sama akibat tak ada kecocokan dengan Mangumbang. Lebih lanjut, Pardamean juga mengaku mengenal Mangumbang sebagai orang bertempramental tinggi dan gampang emosi. Meski begitu, Pardamean berharap polisi menghukum Mangumbang seberat beratnya karena telah membunuh ayahnya. (tun/deo)

 

 

HUMBAHAS-

Lubang perangkap babi hutan tempat mayat disembunyikan.
Lubang perangkap babi hutan tempat mayat disembunyikan.

Gara-gara doyan mabuk dan pulang tengah malam, Mangumbang Siregar (45) tega membantai abang kandungnya, Parulian Siregar (52) sampai tewas. Untuk menutupi perbuatannya, pelaku lalu mengubur jenazah korban di lubang tua yang biasa digunakan sebagai perangkap babi hutan. Kasus ini terungkap setelah hari-hari pelaku dihantui arwah korban.

 

Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN (grup JPNN), peristiwa berdarah ini terjadi di Huta Siregar, Desa Hutapaung, Kec. Pollung, Kab. Humbanghasundutan, Sabtu (5/10) sekira pukul 22.00 WIB. Malam itu, seperti biasa usai meneguk tuak di pakter tak jauh dari rumah, Parulian pulang dengan langkah sempoyongan. Ya, setelah bercerai dengan istri masing-masing, abang beradik ini memilih tinggal berdua di rumah sederhana warisan orangtua mereka. Mangumbang yang kesal sempat menasehati abangnya agar berhenti dari kebiasaan tak mabuk-mabukan dan pulang larut malam lagi.

Akan tetapi, nasehat itu bukannya membuat Parulian sadar. Sebaliknya, ia malah emosi dan membentak Mangumbang agar tak mencampuri urusannya.  Hal itu pula yang membuat Mangumbang naik darah, hingga pertengkatan mulut antara dua sedarah itu pun pecah. Karena tak ada yang mengalah, Mangumbang yang balik naik pitam langsung meraih palang pintu rumah. Selanjutnya, tanpa basa-basi lagi, anak keempat dari sembilan bersaudara itu langsung menghantam kepala abangnya secara membabi buta. Meski dalam kondisi mabuk dan sudah berdarah-darah, tapi korban masih berusaha melawan, hingga perkelahian tak seimbang itu berlanjut ke sebuah ladang kopi yang berjarak 50 meter dari rumah mereka.

Di sana, pelaku kembali memukuli korban dengan palang pintu yang terbuat dari kayu itu. Karena kehabisan darah, Parulian akhirnya meregang nyawa. Melihat abangnya sudah tak bernyawa, Mangumbang sontak ketakutan. Tapi untuk menghilangkan bukti, akhirnya ia berinisiatif mengubur jasad korban di lobang tua perangkap babi hutan yang sudah lama ada di ladang tersebut. Mayat Parulian ditanamanya sedalam 1,5 meter. “Kabarnya malam minggu kemarian korban pulang larut malam dan dinasehati adiknya. Tapi abangnya melawan, hingga mereka berantam dan abangnya pun meninggal,” ungkap kerabat korban yang enggan menyebut identitasnya. Sementara itu, saat ditemui kru koran ini, Jeri Siregar (28) anak ketiga korban mengaku, hingga Rabu (9/10) siang, ia belum mengetahui secara pasti penyebab kematian ayah kandungnya itu.

“Aku kan tinggal di daerah Seribu Dolok, Simalungun. Semalam aku dapat kabar bapak meninggal, langsunglah aku ke kampung dan selanjutnya membawa jenazah bapak ke Medan untuk otopsi. Kalau ceritanya belum tau pasti aku,” beber Jeri saat ditemui kru koran ini kamar mayat RSUD dr Pirngadi Medan. Terpisah, Kapolres Humbahas, AKBP Heri Sulsemono melalui Kasat Reskrim Iptu Hannry Tambunan, SE yang dihubungi, Rabu (9/10) siang membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan sudah mengamankan tersangka. “Pelaku adik kandungnya sendiri dan sudah kita amankan beserta dengan barangbukti,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Hutapaung Budiman Lumban Gaol mengatakan, pembunuhan ini terbongkar pada Senin (7/10) siang, saat warga desa gotong royong. Waktu itu, salah seorang warga bernama Martumpal Siregar menanyakan keberadaan korban yang tak ikut gotong royong pada pelaku. Mendengar itu, Mangumbang malah menjawab kalau abangnya itu sudah meninggal akibat minum racun. Bahkan yang paling mengejutkan, Mangumbang mengaku telah mengubur jenazah abang kandungnya itu. Dalam kesempatan itu, Mangumbang juga memohon agar Martumpal tak memberitahu kabar itu pada siapapun.

Karena curiga ada yang tak beres, Martumpal pun memberitahukan pengakuan Mangumbang pada warga lain dan diteruskan Polsek Pollung. Selanjutnya pada selasa pagi, polisi dibantu warga pun membongkar kuburan korban di tengah hutan. Setelah menemukan mayat korban, polisi pun mengamankan pelaku. Anak korban bernama Pardamean Siregar (33) mengatakan, selama ini ayahnya dan pelaku memang sering terlibat cekcok. Hal itu ia ketahui karena rumahnya tak jauh dari rumah tempat tinggal korban dan pelaku. Sedang istri korban tinggal di Sidikalang dan istri pelaku sudah kembali kerumah orangtuanya di kecamatan yang sama akibat tak ada kecocokan dengan Mangumbang. Lebih lanjut, Pardamean juga mengaku mengenal Mangumbang sebagai orang bertempramental tinggi dan gampang emosi. Meski begitu, Pardamean berharap polisi menghukum Mangumbang seberat beratnya karena telah membunuh ayahnya. (tun/deo)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/