SUMUTPOS.CO – Menjadi istri Donwori, Karin kini diliputi rasa khawatir tingkat tinggi. Perasaan takut bercampur curiga, menyatu dalam benak wanita 28 tahun itu.
Penyebabnya karena wajahnya yang biasa sementara suaminya bertampang rupawan. Karin tersiksa batin jika ada wanita yang melirik, apalagi sampai menggoda Donwori.
Karin harusnya menjadi istri paling bahagia di dunia. Ia yang memiliki wajah biasa-biasa saja diperistri oleh laki-laki ganteng, baik, dan brondong pula.
Tak kurang-kurang, pasangan Karin ini juga termasuk lumayan dalam hal ekonomi. Di usia yang masih muda, Donwori sudah menjadi bos katering yang sudah ia rintis sejak masa kuliah.
Tapi satu yang menjadi masalah, Donwori yang terlalu sempurna ini memikat hati banyak perempuan lajang yang merindukan kasih sayang.
“Kalau jalan-jalan sama suami, kok banyak yang nglirik dia. Anak-anak muda di kampung juga gitu. Sampai saya curigaan terus bawaannya,” kata Karin saat jeda sidang gugatan cerainya.
Memang sedikit aneh pernyataan Karin itu. Sebab yang melirik bukan suaminya, tapi orang lain. Beberapa kerabat Karin yang mendampingi, bahkan pengunjung lain yang mendengarkan, menyalahkan Karin yang cemburu berlebihan.
“Gini nih hidup, kita yang jalanin, orang lain yang ngomentari. Aku ini orangnya posesif, paling nggak bisa suamiku dilirik orang banyak. Ya mau gimana lagi,” keluh Karin.
Memang, selama ini Donwori tampil rapi dan terhitung laki-laki yang mau merawat diri dibandingkan dengan laki-laki kebanyakan.
Yang menjadi masalah, pada akhirnya banyak perempuan yang mendekati Donwori. Entah itu di kantor maupun di media sosial. Kondisi itu, oleh Karin dianggap mengganggu fisik dan psikologisnya.
“Aku itu hidup berasa nggak tenang sama sekali. Bawaane pengen ngeikutin kemana dia pergi. Takut (suami) dibawa orang,” kata Karin.
Karin awalnya merasa menjadi wanita paling bahagia memiliki pasangan sesempurna itu, namun akhirnya ia gelisah juga. Masalahnya saingannya adalah perempuan-perempuan yang lebih muda dan lebih lebih getol pendekatannya.
“Heran aku sama perempuan sekarang, sudah teken (jadi suami orang lain) masih juga ditabrak aja. Bening dikit disambet,” ujarnya ketus.
Takut pasangannya diembat orang lain, Karin pun akhirnya membatasi pergaulan Donwori. Ia melarang Donwori nongkrong dengan teman-temannya.
Selain itu, Donwori juga diwajibkan pulang kantor tepat waktu. Bahkan, media sosial dan media kominikasi sang suami disadapnya.
Dari sadapan ini, cemburu Karin sampai pada ubun-ubun ketika melihat sang suami yang merespons satu persatu setiap orang yang mencoba mendekatinya.
Meskipun tidak ada tanda-tanda perselingkuhan, Karin akhirnya menyerah juga. Bagi Karin, Donwori dianggap laki-laki yang tak bisa menjaga diri dan perasaan istri.
“Tidak bisa terima aku. Kalau dia nanggepi artinya dia buka kesempatan bagi orang-orang lain. Tandanya dia nggak cinta beneran sama aku. Nggak mau aku kalau pasanganku kayak gitu,” kata Karin berasumsi.(jpr)