26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Proyektil di Bokong Toke Sawit Sudah Diangkat

Toke sawit, Ucok Longgeh Bangun (48), warga Desa Sudiwaras, Kec. Selsei, Langkat, yang ditembak perampok.
Toke sawit, Ucok Longgeh Bangun (48), warga Desa Sudiwaras, Kec. Selsei, Langkat, yang ditembak perampok.

SELESAI, SUMUTPOS.CO – Hingga kini keberadaan perampok yang menembak pinggul kiri toke sawit Ucok Longgeh Bangun (48), warga Desa Sudiwaras, Kec. Selsei, Langkat, masih misterius. Korban sendiri kini tengah menjalani perawatan, usai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru.

Sayang, korban masih harus istirahat saat dikunjungi wartawan, Selasa (11/3) siang. “Besok aja kita bicara ya bang. Saya lagi ingin istirahat dan menenangkan diri sebentar. Karena dari semalam sudah banyak yang menanya-nayai saya terkait masalah perampokan yang menimpa saya,” kata Ucok di salah satu ruangan rumah sakit Dr Fuad.

Guna menelusuri pelaku penembakan, kru koran ini kembali mendatangi lokasi kejadian tepatnya di warung milik pasutri Sudarto (35) dan Sulastri (32), tempat biasa korban mangkal sekaligus membayar sawit-sawit yang dibelinya. Lokasi terlihat lengang dan masih terpasang garis polisi.

“Seperti inilah kondisinya saat kejadian bang. Lalu lalang kendaraan memang sunyi, hanya ada beberapa kendaran yang lewat diantaranya truk pengangkut sawit. Kalau bang Ucok, memang saban hari mangkal disini untuk membayar buah sawit yang diambilnya dari petani,” kata Sudarto didampingi istrinya.

Diceritakan mereka secara terperinci. Awalnya Ucok, datang sendiri. Selanjutnya ia duduk di sudut ruangan berukuran 6X4 meter persegi miliknya. Tidak lama berselang, datang dua orang pria naik kereta jenis honda tanpa pelat. Seorang di antaranya ditaksir berusia 42 tahun memakai topi, sedangkan seorang lagi bertubuh kecil dan tinggi sekitar 165 cm (lebih muda dari rekannya). Keduanya tanpa menggunakan helm dan memesan makanan serta minuman duduk tepat di depan Ucok berjarak 3 meter. Barulah datang Bambang dan Hendrik, rekannya untuk mengambil uang.

Ketika sedang hitung-hitungan, Ucok mengambil uang beberapa tepek dalam tas. Kembali masuk dua orang rekan dari pelaku yang juga mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm. Dalam hitungan lebih kurang 10 menit. Baru para pelaku menodongkan pistol ke kepala Ucok. Bahkan, keempat pelaku sempat menembakkan senjata itu. Tapi tidak meledak.

Karena itulah Ucok, coba melawan dan berusaha bangkit. Di saat bangkit, pelaku menembak pinggul Ucok dan memukul kepalanya hingga terjatuh ke lantai.

Ucok kemudian menendang tas berisikan uang ke sudut rumah tanpa sepengetahuan pelaku yang langsung kabur dengan menggunakan kereta mereka. “Pelaku terlihat santai saat pergi dan mengatakan pada warga ada perkelahian di warung kami,” jelas keduanya.

Meski terlihat santai dalam melakukan aksinya, beberapa warga mengaku tak mengenal dan tidak pernah melihat pelaku. “Bukan orang sini bang. Karena kalau orang sini kami pasti tanda dan tau siapa orangnya. Mereka memang terlihat santai saat pergi dengan menggunakan dua kereta,” seru Warno, warga sekitar.

Kejadian ini langsung sampai ke telinga petugas yang langsung turun ke lokasi. Dari lokasi turut diamankan selonsongan peluru dan sisa uang milik Ucok, ditaksir senilai 115 juta. Dan petugas tetap bersiaga dilokasi hingga pukul 2 dinihari. Selanjutnya, pelaku melarikan diri ke arah Kuala Begumit. Di mana dari arah lokasi kejadian berjarak sekitar 7 kilo meter terdapat persimpangan. Jika mengarah ke kiri akan menuju Stabat, sementara mengarah ke kanan menuju Kota Binjai. (bam/deo)

Toke sawit, Ucok Longgeh Bangun (48), warga Desa Sudiwaras, Kec. Selsei, Langkat, yang ditembak perampok.
Toke sawit, Ucok Longgeh Bangun (48), warga Desa Sudiwaras, Kec. Selsei, Langkat, yang ditembak perampok.

SELESAI, SUMUTPOS.CO – Hingga kini keberadaan perampok yang menembak pinggul kiri toke sawit Ucok Longgeh Bangun (48), warga Desa Sudiwaras, Kec. Selsei, Langkat, masih misterius. Korban sendiri kini tengah menjalani perawatan, usai menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru.

Sayang, korban masih harus istirahat saat dikunjungi wartawan, Selasa (11/3) siang. “Besok aja kita bicara ya bang. Saya lagi ingin istirahat dan menenangkan diri sebentar. Karena dari semalam sudah banyak yang menanya-nayai saya terkait masalah perampokan yang menimpa saya,” kata Ucok di salah satu ruangan rumah sakit Dr Fuad.

Guna menelusuri pelaku penembakan, kru koran ini kembali mendatangi lokasi kejadian tepatnya di warung milik pasutri Sudarto (35) dan Sulastri (32), tempat biasa korban mangkal sekaligus membayar sawit-sawit yang dibelinya. Lokasi terlihat lengang dan masih terpasang garis polisi.

“Seperti inilah kondisinya saat kejadian bang. Lalu lalang kendaraan memang sunyi, hanya ada beberapa kendaran yang lewat diantaranya truk pengangkut sawit. Kalau bang Ucok, memang saban hari mangkal disini untuk membayar buah sawit yang diambilnya dari petani,” kata Sudarto didampingi istrinya.

Diceritakan mereka secara terperinci. Awalnya Ucok, datang sendiri. Selanjutnya ia duduk di sudut ruangan berukuran 6X4 meter persegi miliknya. Tidak lama berselang, datang dua orang pria naik kereta jenis honda tanpa pelat. Seorang di antaranya ditaksir berusia 42 tahun memakai topi, sedangkan seorang lagi bertubuh kecil dan tinggi sekitar 165 cm (lebih muda dari rekannya). Keduanya tanpa menggunakan helm dan memesan makanan serta minuman duduk tepat di depan Ucok berjarak 3 meter. Barulah datang Bambang dan Hendrik, rekannya untuk mengambil uang.

Ketika sedang hitung-hitungan, Ucok mengambil uang beberapa tepek dalam tas. Kembali masuk dua orang rekan dari pelaku yang juga mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm. Dalam hitungan lebih kurang 10 menit. Baru para pelaku menodongkan pistol ke kepala Ucok. Bahkan, keempat pelaku sempat menembakkan senjata itu. Tapi tidak meledak.

Karena itulah Ucok, coba melawan dan berusaha bangkit. Di saat bangkit, pelaku menembak pinggul Ucok dan memukul kepalanya hingga terjatuh ke lantai.

Ucok kemudian menendang tas berisikan uang ke sudut rumah tanpa sepengetahuan pelaku yang langsung kabur dengan menggunakan kereta mereka. “Pelaku terlihat santai saat pergi dan mengatakan pada warga ada perkelahian di warung kami,” jelas keduanya.

Meski terlihat santai dalam melakukan aksinya, beberapa warga mengaku tak mengenal dan tidak pernah melihat pelaku. “Bukan orang sini bang. Karena kalau orang sini kami pasti tanda dan tau siapa orangnya. Mereka memang terlihat santai saat pergi dengan menggunakan dua kereta,” seru Warno, warga sekitar.

Kejadian ini langsung sampai ke telinga petugas yang langsung turun ke lokasi. Dari lokasi turut diamankan selonsongan peluru dan sisa uang milik Ucok, ditaksir senilai 115 juta. Dan petugas tetap bersiaga dilokasi hingga pukul 2 dinihari. Selanjutnya, pelaku melarikan diri ke arah Kuala Begumit. Di mana dari arah lokasi kejadian berjarak sekitar 7 kilo meter terdapat persimpangan. Jika mengarah ke kiri akan menuju Stabat, sementara mengarah ke kanan menuju Kota Binjai. (bam/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/