MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca ditangkap dan dijebloskan ke penjara, A Moe alias Ango alias July alias Chuang Suk Ngo (62), telah melancarkan ‘jurus’ lama, yakni melobi petinggi Poldasu agar kasusnya diselesaikan tanpa jalur hukum. Selain menawarkan uang miliaran, ‘ratu markus’ dan ‘mafia tanah’ ini juga berusaha menggoyahkan polisi dengan mobil mewah.
Upaya menyuap polisi ala Ango ini diakui Dir Reskrimum Poldasu, Kombes Dedi Irianto didampingi Kasubdit II Harta/Tahbang AKBP Yusuf Safarudin. Diakui Dedi, agar bisa lepas dari jeratan hukum, Ango sempat menawarkan sejumlah uang dan mobil BMW Sport pada mereka.
“Tapi kita tolak, karena kita sudah komit untuk mendalami dan menangkapnya. Malahan, Ango sempat heran karena biasanya tiap ditangkap, ia hanya ditahan dua jam saja oleh polisi, setelah itu ia sudah bisa pulang. Tapi kenapa sekarang jadi rumit begini,” beber Dedi mengulang ocehan Ango kala itu.
Pengakuan Ango yang pernah punya ruangan khusus di PN Medan ini terbukti adanya. Kuat dugaan, selama ini Ango sudah biasa menyogok polisi yang menangani kasusnya. Pasalnya, 7 dilapor ke Poldasu, tak ada satu pun berkas Ango sampai ke kejaksaan maupun pengadilan. Bahkan info terbaru yang dihimpun kru koran ini, saat ini pihak pengusaha hitam tengah sibuk melakukan pendekatan ke Kapoldasu dengan memanfaatkan pejabat struktural di Poldasu, supaya penyidikan kasus mafia tanah tidak melebar.
“Pimpinan Poldasu diminta mewaspadai. Para pengusaha hitam ini sangat cerdik. Mereka menggunakan orang-orang yang selama ini dikenal dekat dengan pejabat Poldasu untuk melobi Kapoldasu dan Wakapoldasu. Mereka tidak lain, pria turunan Tionghoa,” kata seorang pengusaha yang mengaku mengetahui upaya kelompok tertentu itu. Dia mengatakan, kelompok mafia tanah di Medan akan melakukan berbagai upaya supaya dekat dengan Kapoldasu. Bahkan, kini mereka berupaya mencaritahu hobi dan selera jenderal di Poldasu itu, untuk diberikan fasilitas yang dibutuhkan.
“Mereka tidak peduli berapapun harganya, yang penting bisa dekat dengan pimpinan Poldasu,” katanya. Kini, tambah pengusaha yang cukup dikenal itu, orang yang ‘disusupkan’ pengusaha hitam itu sudah bertemu dengan Kapoldasu, dan sudah beberapa kali ikut makan bersama.
“Dia memikat hati dulu, kemudian lambat laun akan ‘memasukkan’ permintaannya lalu memperkenalkan pengusaha hitam itu. Jika sudah berhasil, tentu apapun yang mereka lakukan akan dilindungi,” sebutnya tanpa menyebut orang susupan pengusaha hitam dimaksud.
Perlu diketahui, sambung dia, sesama mafia tanah di Medan, terlihat kompak namun ada persaingan yang sangat ketat. Walau demikian, mereka tidak mau saling mencederai alias saling menjaga rahasia. Kalau kelompok Ango sudah terjerat hukum, kelompok mafia lain untuk sementara menahan selera. Tapi mereka berupaya mendekati pimpinan agar kelompok mereka tidak tersentuh.
“Kelompok lain ini jugalah yang harus diungkap,” katanya seraya menambahkan, ada sekitar empat kelompok mafia tanah di Medan dan Sumut, ditambah lagi mafia kasus yang lain yang masing-masing punya orang dekat di Poldasu.
Sekadar mengingatkan, selain kelompok Ango, polisi juga telah membekuk Gunawan alias Aguan (59) warga Jl. Pasar III No.1E, Kel. Glugur Darat, Kec. Medan Timur yang melibatkan terduga bos mafia tanah, Tamin Sukardi. Tapi ironis, meski polisi telah melayangkan dua surat panggilan, tapi hingga kini Tamin Sukardi tak kunjung menunjukkan batang hidungnya di Poldasu. Tak mau terus ‘dikacangi’, polisi berjanji akan menjemput paksa pengusaha properti sekaligus pemilik Taman Simalem Resort itu. “Tamin Sukardi akan kita jemput paksa, soalnya, dia tak mengindahkan panggilan kedua kita. Dan itu akan segera kita lakukan,” tegas Kasubdit II Harda/Tahbang, AKBP Yusuf Safarudin, Jumat (12/9) lalu.
Masih kata Yusuf, keterlibatan Tamin Sukardi semakin nyata, karena beberapa korbannya sudah datang ke Poldasu untuk membuat laporan. “Itu sangat membantu kita untuk mendudukan kasusnya. Jadi, Gunawan dan Tamin Sukardi bekerja sama untuk memalsukan surat tanah, mereka juga melibatkan oknum BPN Medan dan Mantan Kadispenda Kota Medan,”ucapnya.
Karena itu, untuk mendudukan kasus ini, pihaknya juga harus hati-hati dan penuh keyakinan. Apalagi Tamin Sukardi dikenal banyak relasi dan mampu mempengaruhi pejabat.
Dijelaskan Yusuf, saat ini pihaknya tengah mendalami dua kasus terkait mafia tanah yang sangat besar dan itu butuh ketenangan dan pengetahuan. “Ango dan Aguan sudah dikenal orang sebagai mafia tanah dan surat. Selain itu, mereka juga licin dan mempunyai banyak relasi. Namun, kita sudah bentuk tim untuk menuntaskan kasus itu, dan semoga berjalan lancar. Sabar ya, kedua kasus besar itu masih kita kerjakan. Jadi siapa saja yang pernah dirugikan Gunawan atau Tamin Sukardi silahkan lapor ke Poldasu,” pungkasnya. (bbs/tim/deo)