SUMUTPOS.CO – Tindakan kekerasan dialami SA boru Lubis (33) guru di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Subulussalam Kotanopan, Madina yang dilakukan suaminya Aswan Nasution (37). Ironisnya penganiayaan itu terjadi di depan puluhan anak didik korban. Tangan bu guru malang itu dipelintir hingga tersungkur ke tanah. Lalu kepalanya disiram dengan minuman keras. Tak hanya itu, pelaku juga mengancam bunuh SA dan keluarganya, termasuk para siswa-siswi yang ingin melerai.
Info dihimpun dari pihak sekolah, SA yang merupakan ibu tiga anak itu adalah warga Desa Jambur Tarutung, Kec. Kotanopan. Sebelum kejadian di halaman sekolah, Rabu (30/10) itu, ia tengah mengajar di dalam ruang kelas. Namun tiba-tiba Aswan datang dan langsung masuk salah satu ruangan guru untuk mencari SA. Beberapa orang guru yang melihat kedatangannya sempat terkejut, karena langsung marah-marah. “Ia langsung marah-marah dan menanyakan di mana istrinya SA,” ujar salah seorang guru Ermina SPd, Kamis (14/11). Lalu, guru lain memanggil SA. Melihat kedatanganya suaminya, SA langsung terkejut, ia pun minta izin kepada Kepala Sekolah untuk keluar sebentar menyelesaikan masalahanya.
Begitu hendak keluar dari pekarangan sekolah, tiba-tiba Aswan Nasution menangkap istrinya itu dan langsung memilintir tangannya hingga tersungkur di tanah. Tidak tahan diperlakukan begitu, SA menjerit minta tolong. Mendengar itu guru-guru dan siswa yang sedang ujian langsung mendatangi keduanya. Kemudian, melihat kedatangan guru-guru dan siswa, Aswan tidak senang. Ia langsung mengancam siswa yang saat itu tidak tega melihat gurunya diperlakukan tidak wajar. Setelah memaki siswa, Aswan lalu mengambil minuman keras yang disimpan di dalam keretanya, dibukanya dan langsung disiramkan ke kepala isterinya. Setelah itu, botolnya dipecahkan ke tanah dan sambil berkata, “Bubar kalian, ini urusan keluarga, awas kalau ada yang maju, saya tikam nanti,” ujar Lokot Lubis, salah seorang petugas sekolah menirukan ucapan pelaku.
Kepala Madrasah Aliyah Subulussalam, Esmin Pulungan SAg yang mengetahui kejadian itu langsung menemui Kepala Desa Sayurmaincat Amri Husin Parinduri. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, lalu Kepala Desa langsung menelpon pihak kepolisian. “Kepala Desa langsung menelpon polisi. Kita tidak ingin terjadi apa-apa terhadap SA. Seharusnya permasalahan rumah tangga mereka diselesaikan di rumah, jangan di sekolah apalagi di depan siswa. Kita sangat menyesalkan kejadian ini, apalagi mempelintir tangan SA dan menuangkan minuman keras ke kepalanya,” ucap Esmin. Diceritakan Lokot, Aswan juga sempat mengancam dan memaki-maki siswa. Atas perlakukan Aswan itu menyebabkan proses belajar mengajar terganggu, apalagi siswa saat itu sedang melaksanakan ujian mid semester.
“Kami cukup menyesalkan hal ini, KDRT dipertontonkan di depan siswa. Bahkan siswa kita ada yang trauma dengan ancaman yang dilakukan suami guru itu. Bukan itu saja, Aswan juga sempat memaki beberapa orang guru. Atas nama Kepala Sekolah kita sangat keberatan dengan kehadirannya ke sekolah, apalagi membuat kekerasan di sini dan membawa minuman keras. Kami telah mendampingi ibu SA melapor ke Polsek Kotanopan sesudah kejadian hari itu juga,” tambahnya. Kepada wartawan, SA mengaku sangat malu dengan perlakuan suaminya terhadap dirinya di sekolah, apalagi itu terjadi di depan siswa. Diakuinya, saat ini rumah tangga dengan suaminya memang dalam masalah. “Saat ini kami sedang dalam proses perceraian. Ia suami yang kejam, dia perlakukan aku seperti binatang yang semaunya main kasar. Seluruh badanku habis dipukuli, anak-anakku diambil dan tidak boleh berjumpa sama saya,” aku SA. (smg/deo)