Soal rekaman CCTV yang dari bangunan di kanan dan kiri bank tersebut polisi tidak bisa dijadikan bukti petunjuk maksimal mengungkap dan menangkap komplotan pelaku perampokan itu. “Rekaman CCTV itu kita jadi petunjuk awal saja. Kita tidak menjadikannya sebagai acuan. Doakan ya, ” ungkapnya.
Menyikapi hal ini, Polri Watch berharap agar pelaku segera terungkap. Direktur Polri Watch, Abdul Salam Karim mengatakan, masyarakat akan berpandangan buruk terhadap Kepolisian seandainya kasus ini tidak terungkap.
“Ada persepsi miring bila sampai kasus ini tak terungkap polisi, yakni aparat hukum tidak berdaya melawan pelaku kriminal. Dampaknya, pelaku-pelaku lainnya akan semakin berani beraksi di Medan,” katanya.
Menurutnya, kasus perampokan tersebut harus diungkap. Sebab, komplotan menggunakan senjata api untuk menodong security.
“Ini bukan hal yang sepele,” kata pria yang akrab disapa Salum.
“Jangan sampai Kota Medan ini jadi kota koboi. Harapannya ya semoga bisa terungkap, biar kita tahu senjata itu dari mana, organik atau rakitan. Nah setelah itu harus mulai ditertibkan setiap personel yang memegang senpi,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Polsek Percutseituan bersama Polrestabes Medan dibantu Polda Sumut melakukan pengembangan perampokan BTPN, Selasa (10/7) pagi.
Amatan Sumut Pos, hingga Rabu (11/7) sore, di lokasi, polisi berpakaian preman masih berada di dalam bank penyalur dana pensiunan itu guna mengumpulkan bukti-bukti.
Tampak sejumlah pegawai, teller dan security yang ditodong pistol oleh pelaku berada di lokasi.
Diketahui, sebelum uang Rp151 juta di dalam cash box BTPN dibawa kabur para perampok. Bank tersebut hanya beroperasi 10 hari dalam sebulan.
Saat diperiksa, karyawan bank mengaku, uang itu baru diambil beberapa hari lalu dari kantor utama di Jalan Putri Hijau.(dvs/ala)