25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Ketua OKP Aniaya Nenek hingga Kemaluan Berdarah

Foto: Well/PM Nyanasandri, korban penganiayaan ketua OKP.
Foto: Well/PM
Nyanasandri, korban penganiayaan ketua OKP.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nyanasandri (58) tak kuasa menahan sakit. Kemaluan nenek keturunan India ini berdarah pasca perutnya ditendang Ruslan, tetangganya yang menjabat sebagai ketua salah satu OKP Medan Selayang.

Usai membuat pengaduan di Polsek Sunggal, korban mengaku dianiaya pelaku di depan rumahnya, Pasar VI, Blok XIII No 5,Kel. Asam Kumbang, Kec. Medan Selayang, Kamis (14/8) malam.

Dikisahkan Nyanasandri, malam itu sekira pukul 24.00 WIB, ia dan kedua cucunya yang tengah tidur mendadak terjaga saat mendengar benturan keras yang berasal dari depan rumahnya. Untuk memastikan yang terjadi, korban pun keluar rumah. Ternyata suara itu terjadi karena pagar rumahnya ditabrak Ruslan yang diduga mengemudikan mobil Nissan X Trail miliknya dalam kondisi mabuk.

Karena penasaran, Nyanasandri pun menghampiri Ruslan untuk menanyakan yang terjadi. Tapi sial, bukan jawaban yang ia peroleh.

Sebaliknya, korban malah dipukuli Ruslan secara membabi buta. Tak mau mati konyol, Nyanasandri sontak menjerit minta tolong hingga mengundang perhatian warga sekitar. Apesnya, korban bukannya mendapat pertolongan. Sebaliknya korban malah dipukuli lagi oleh anak pelaku bernama Ridho yang belakangan keluar pasca mendengar keributan.

“Malam itu aku ’kan di rumah, tiba-tiba kudengar suara benturan. Rupanya gerbang rumah kami ditabrak sama mobil pelaku. Jadi aku keluar mau nanya, tapi langsung dipukuli sama dia,” kata korban sembari mengaku akibat penganiayaan itu, ia menderita sakit di sekujur tubuhnya. Mirisnya lagi, puluhan warga yang datang hanya bisa menonton.

Saat itulah, Ruslan menendang perut korban hingga kemaluannya mengeluarkan darah. Tak tega melihat neneknya dikeroyok, Vikas Khana (14) lantas menghubungi pamannya Sanjev Kumar (33). Tapi nasib Sanjev Kumar tak jauh beda dengan ibunya. Pasalnya, setiba di lokasi ia malah ikut dianiaya pelaku hingga menderita luka di lehernya.

“Awalnya aku dapat telepon, katanya mamakku dipukulin. Jadi dari Graha Sunggal aku langsung datang ke lokasi. Sampai di sana belum lagi nanya apa masalah, aku sudah dipukuli. Warga situ tak berani nolong karena dia menjabat Ketua IPK di sana,” kata Sanjev. Tak terima dianiaya, korban akhirnya membuat laporan ke Polsek Sunggal sesuai No STTLP/1832/K/VIII/2014/SPKT Polsek Sunggal.

“Sampai sekarang perut dan kemaluanku masih sakit, semalam dari situ keluar darah karena ditunjang dia. Aku sudah tua lah ya, tapi dibuat seperti ini,” katanya kesal. Dijelaskan korban, jika permasalahannya dengan pelaku sudah terjadi sejak lama. Hal itu dipicu komplain korban saat pelaku membangun rumah yang mengakibatkan rumahnya rusak.

“Sudah lama mereka tak suka, karena rumah kami dulu rusak karena dia membangun rumah. Jadi kami komplain, karena pas bersebelahan rumah kami itu,” kata korban seraya berharap laporannya segera diproses polisi sesuai hukum yang berlaku.

Terpisah, Kapolsek Sunggal, Kompol Eko Hartanto yang dikonfirmasi melalui Kanit Reskrimnya, Iptu Adhi Putranto mengaku belum mengetahui laporan korban. “Belum tahu saya. Banyak kali laporan tiap hari di Polsek yang masuk. Nanti saya cek dulu. Jika sudah masuk, nanti akan kita proses,” ucapnya singkat. (wel/deo)

Foto: Well/PM Nyanasandri, korban penganiayaan ketua OKP.
Foto: Well/PM
Nyanasandri, korban penganiayaan ketua OKP.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Nyanasandri (58) tak kuasa menahan sakit. Kemaluan nenek keturunan India ini berdarah pasca perutnya ditendang Ruslan, tetangganya yang menjabat sebagai ketua salah satu OKP Medan Selayang.

Usai membuat pengaduan di Polsek Sunggal, korban mengaku dianiaya pelaku di depan rumahnya, Pasar VI, Blok XIII No 5,Kel. Asam Kumbang, Kec. Medan Selayang, Kamis (14/8) malam.

Dikisahkan Nyanasandri, malam itu sekira pukul 24.00 WIB, ia dan kedua cucunya yang tengah tidur mendadak terjaga saat mendengar benturan keras yang berasal dari depan rumahnya. Untuk memastikan yang terjadi, korban pun keluar rumah. Ternyata suara itu terjadi karena pagar rumahnya ditabrak Ruslan yang diduga mengemudikan mobil Nissan X Trail miliknya dalam kondisi mabuk.

Karena penasaran, Nyanasandri pun menghampiri Ruslan untuk menanyakan yang terjadi. Tapi sial, bukan jawaban yang ia peroleh.

Sebaliknya, korban malah dipukuli Ruslan secara membabi buta. Tak mau mati konyol, Nyanasandri sontak menjerit minta tolong hingga mengundang perhatian warga sekitar. Apesnya, korban bukannya mendapat pertolongan. Sebaliknya korban malah dipukuli lagi oleh anak pelaku bernama Ridho yang belakangan keluar pasca mendengar keributan.

“Malam itu aku ’kan di rumah, tiba-tiba kudengar suara benturan. Rupanya gerbang rumah kami ditabrak sama mobil pelaku. Jadi aku keluar mau nanya, tapi langsung dipukuli sama dia,” kata korban sembari mengaku akibat penganiayaan itu, ia menderita sakit di sekujur tubuhnya. Mirisnya lagi, puluhan warga yang datang hanya bisa menonton.

Saat itulah, Ruslan menendang perut korban hingga kemaluannya mengeluarkan darah. Tak tega melihat neneknya dikeroyok, Vikas Khana (14) lantas menghubungi pamannya Sanjev Kumar (33). Tapi nasib Sanjev Kumar tak jauh beda dengan ibunya. Pasalnya, setiba di lokasi ia malah ikut dianiaya pelaku hingga menderita luka di lehernya.

“Awalnya aku dapat telepon, katanya mamakku dipukulin. Jadi dari Graha Sunggal aku langsung datang ke lokasi. Sampai di sana belum lagi nanya apa masalah, aku sudah dipukuli. Warga situ tak berani nolong karena dia menjabat Ketua IPK di sana,” kata Sanjev. Tak terima dianiaya, korban akhirnya membuat laporan ke Polsek Sunggal sesuai No STTLP/1832/K/VIII/2014/SPKT Polsek Sunggal.

“Sampai sekarang perut dan kemaluanku masih sakit, semalam dari situ keluar darah karena ditunjang dia. Aku sudah tua lah ya, tapi dibuat seperti ini,” katanya kesal. Dijelaskan korban, jika permasalahannya dengan pelaku sudah terjadi sejak lama. Hal itu dipicu komplain korban saat pelaku membangun rumah yang mengakibatkan rumahnya rusak.

“Sudah lama mereka tak suka, karena rumah kami dulu rusak karena dia membangun rumah. Jadi kami komplain, karena pas bersebelahan rumah kami itu,” kata korban seraya berharap laporannya segera diproses polisi sesuai hukum yang berlaku.

Terpisah, Kapolsek Sunggal, Kompol Eko Hartanto yang dikonfirmasi melalui Kanit Reskrimnya, Iptu Adhi Putranto mengaku belum mengetahui laporan korban. “Belum tahu saya. Banyak kali laporan tiap hari di Polsek yang masuk. Nanti saya cek dulu. Jika sudah masuk, nanti akan kita proses,” ucapnya singkat. (wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/