29 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Polisi Periksa 10 Saksi, Tersangka Masih Nihil

MEDAN- Dua hari mendapat perawatan intensif di ICU RSU dr Pirngadi Medan, kondisi Tigor Sianturi (27) kader Pemuda Pancasila (PP) yang tangan kirinya putus ditebas dalam bentrok dengan kubu Ikatan Pemuda Karya (IPK) di Simpang Pasar Tradisional Yuka Martubung, Kel. Tangkahan, Kec. Medan Labuhan, Minggu (13/10) dinihari lalu, mulai berangsur membaik. Saat disambangi POSMETRO MEDAN (grup JPNN) Selasa (14/10) siang, kondisi korban yang dirawat di ruang ICU Lantai 4 itu mulai stabil. Siang itu, korban tampak dijaga istrinya, Endang boru Tampubolon (27) dan anak bungsu mereka, Bintang Sianturi (3).

Dikatakan Endang, kondisi suaminya mulai berangsur pulih. Jika sebelumnya korban makan menggunakan alat bantu (selang), tapi hari ini sudah bisa makan langsung. Selain itu, suaminya juga sudah bisa bergerak dan bicara meskipun dokter melarangnya untuk pemulihan bekas bacok di bagian tulang rawan leher belakang. “Sudah mulai stabil. Makan sudah bisa langsung tanpa alat bantu. Bicara pun sudah normal. Tapi ia masih disarankan dokter supaya jangan banyak bergerak karena masih dalam proses pemulihan,” ungkap ibu tiga yang menetap di Jl. Rawe, Lingk 4, Komplek Yuka, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan itu pada kru koran ini.

Ditanya apakah ada keganjilan yang ia rasakan sebelum kejadian? Wanita yang mengenakan kaos oblong warna putih motif bunga-bunga itu sontak menjawabnya. “Ada. Inilah yang menunjukkan tanda-tanda itu,” katanya seraya menunjuk anaknya, Bintang yang tengah duduk di pangkuannya. Dikisahkannya, sebelum kejadian tersebut sekitar pukul 1 pagi. Jam 7 malam anaknya selalu memanggil nama, ‘bapak’. Karena terus memanggil ayahnya, ia sempat mengantar Bintang pada Tigor yang saat itu tengah duduk di depan gereja tepat di depan tak jauh dari rumah mereka.

“Saat di panggilnya bapaknya, langsung lah kuantar dia sama. Tapi pas kuantar itu bapaknya (korban) menyuruh supaya aku yang jaga karena dia mau sendiri dulu,” ungkapnya. Tak hanya itu, saat ia menghadiri acara pesta sekitar pukul 8 malam. Dalam acara itu, anaknya juga memanggil-manggil bapaknya. Padahal, selama ini Bintang tak pernah bertingkah seperti itu. “Tak seperti biasanya, pas kami undangan jam 8 malam. Anaku ini selalu memanggil-manggil bapaknya. Tapi itulah mungkin pertandanya bahwa suamiku akan mengalami musibah ini,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.

Endang mengaku sedih dan soyok saat pertama kali melihat tangan kiri suaminya putus kena bacok. Sementara itu, hingga kemarin malam, polisi telah memeriksa 10 orang saksi. Hal ini dikatakan Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Riza Fahlevi saat ditemui POSMETRO MEDAN, Selasa (15/10) siang. “Pelakunya masih kita lidik,” kata Riza. Dijelaskan Riza, kasus pembacokan ini tak ada kaitannya dengan organisasi kepemudan (OKP), melainkan murni karena masalah sepele. “Masalah ini tak ada kaitannya dengan ormas, ini hanya masalah klekson sehingga tak senang terjadilah keributan,” kata Riza.

Sekedar mengingatkan, kejadian malam itu berawal dari salah satu remaja bernama Jontra Sinaga (16) naik kereta bersama bersama 4 temannya dengan 3 kereta. Ketika melintas di persimpangan Pasar Yuka Martubung mereka mengelekson panjang. Sehingga, sekitar 8 orang remaja berada di persimpangan itu merasa terusik dan meneriaki Jontra Cs. Mendengar teriakan itu, Jontra dan teman – temannya berhenti menantang sekitar 8 orang yang mengemob mereka. Kemudian, Tigo mencoba membantu Jontra sehingga terjadi keributan hingga ke 8 orang meminta pertolongan hingga terjadi pembacokan. (tun/ril/deo)

MEDAN- Dua hari mendapat perawatan intensif di ICU RSU dr Pirngadi Medan, kondisi Tigor Sianturi (27) kader Pemuda Pancasila (PP) yang tangan kirinya putus ditebas dalam bentrok dengan kubu Ikatan Pemuda Karya (IPK) di Simpang Pasar Tradisional Yuka Martubung, Kel. Tangkahan, Kec. Medan Labuhan, Minggu (13/10) dinihari lalu, mulai berangsur membaik. Saat disambangi POSMETRO MEDAN (grup JPNN) Selasa (14/10) siang, kondisi korban yang dirawat di ruang ICU Lantai 4 itu mulai stabil. Siang itu, korban tampak dijaga istrinya, Endang boru Tampubolon (27) dan anak bungsu mereka, Bintang Sianturi (3).

Dikatakan Endang, kondisi suaminya mulai berangsur pulih. Jika sebelumnya korban makan menggunakan alat bantu (selang), tapi hari ini sudah bisa makan langsung. Selain itu, suaminya juga sudah bisa bergerak dan bicara meskipun dokter melarangnya untuk pemulihan bekas bacok di bagian tulang rawan leher belakang. “Sudah mulai stabil. Makan sudah bisa langsung tanpa alat bantu. Bicara pun sudah normal. Tapi ia masih disarankan dokter supaya jangan banyak bergerak karena masih dalam proses pemulihan,” ungkap ibu tiga yang menetap di Jl. Rawe, Lingk 4, Komplek Yuka, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan itu pada kru koran ini.

Ditanya apakah ada keganjilan yang ia rasakan sebelum kejadian? Wanita yang mengenakan kaos oblong warna putih motif bunga-bunga itu sontak menjawabnya. “Ada. Inilah yang menunjukkan tanda-tanda itu,” katanya seraya menunjuk anaknya, Bintang yang tengah duduk di pangkuannya. Dikisahkannya, sebelum kejadian tersebut sekitar pukul 1 pagi. Jam 7 malam anaknya selalu memanggil nama, ‘bapak’. Karena terus memanggil ayahnya, ia sempat mengantar Bintang pada Tigor yang saat itu tengah duduk di depan gereja tepat di depan tak jauh dari rumah mereka.

“Saat di panggilnya bapaknya, langsung lah kuantar dia sama. Tapi pas kuantar itu bapaknya (korban) menyuruh supaya aku yang jaga karena dia mau sendiri dulu,” ungkapnya. Tak hanya itu, saat ia menghadiri acara pesta sekitar pukul 8 malam. Dalam acara itu, anaknya juga memanggil-manggil bapaknya. Padahal, selama ini Bintang tak pernah bertingkah seperti itu. “Tak seperti biasanya, pas kami undangan jam 8 malam. Anaku ini selalu memanggil-manggil bapaknya. Tapi itulah mungkin pertandanya bahwa suamiku akan mengalami musibah ini,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.

Endang mengaku sedih dan soyok saat pertama kali melihat tangan kiri suaminya putus kena bacok. Sementara itu, hingga kemarin malam, polisi telah memeriksa 10 orang saksi. Hal ini dikatakan Kapolsek Medan Labuhan, Kompol Riza Fahlevi saat ditemui POSMETRO MEDAN, Selasa (15/10) siang. “Pelakunya masih kita lidik,” kata Riza. Dijelaskan Riza, kasus pembacokan ini tak ada kaitannya dengan organisasi kepemudan (OKP), melainkan murni karena masalah sepele. “Masalah ini tak ada kaitannya dengan ormas, ini hanya masalah klekson sehingga tak senang terjadilah keributan,” kata Riza.

Sekedar mengingatkan, kejadian malam itu berawal dari salah satu remaja bernama Jontra Sinaga (16) naik kereta bersama bersama 4 temannya dengan 3 kereta. Ketika melintas di persimpangan Pasar Yuka Martubung mereka mengelekson panjang. Sehingga, sekitar 8 orang remaja berada di persimpangan itu merasa terusik dan meneriaki Jontra Cs. Mendengar teriakan itu, Jontra dan teman – temannya berhenti menantang sekitar 8 orang yang mengemob mereka. Kemudian, Tigo mencoba membantu Jontra sehingga terjadi keributan hingga ke 8 orang meminta pertolongan hingga terjadi pembacokan. (tun/ril/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/