MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang siswi SMA Negeri di kota Medan berinisial TF (15) mengaku jadi korban perkosaan di kuburan Jepang, Delitua. Kasus ini dilaporkan ke Polsek Delitua, Senin (16/11) siang.
Menurut TF, peristiwa itu dialaminya Jumat (13/11) sekira pukul 13.00 WIB. Siang itu, TF hendak pulang ke rumahnya di Jalan Sibirubiru. Namun saat melintas kawasan kuburan Jepang, seorang pria berinisial ED habis bermain judi dadu putar di kawasan kuburan Jepang tersebut, menariknya secara paksa.
Melihat kelakuan ED, TF berusaha meronta dan berteriak minta tolong. Akan tetapi, pria yang diketahui warga Amplas itu dengan sigap membekap mulut TF. Di balik kuburan, ED pun memperkosa TF.
Setelah puas melampiaskan birahinya, TF pun dibiarkan pulang di bawah ancaman akan dibunuh, bila melaporkan aksi bejadnya kepada orang lain. “Dia menangis menjumpai aku. Waktu aku tanya kenapa dia menangis, katanya sudah diperkosa ED,” kata Dewi, guru TF saat membuat laporan ke Polsek Delitua.
Dikatakan Dewi, dirinya sempat mendatangi lokasi TF diperkosa hari itu juga. Namun ED sudah keburu kabur. “Saya mewakili anak murid saya membuat laporan karena kedua orangtuanya sedang di luar kota,” terang Dewi.
Kanit Reskrim Polsek Delitua, Iptu Jonathan Hutagalung SH, mengaku akan menindaklanjutinya. “Sudah buat laporan, segera kita tindaklanjuti,” tegasnya. (ham/han)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang siswi SMA Negeri di kota Medan berinisial TF (15) mengaku jadi korban perkosaan di kuburan Jepang, Delitua. Kasus ini dilaporkan ke Polsek Delitua, Senin (16/11) siang.
Menurut TF, peristiwa itu dialaminya Jumat (13/11) sekira pukul 13.00 WIB. Siang itu, TF hendak pulang ke rumahnya di Jalan Sibirubiru. Namun saat melintas kawasan kuburan Jepang, seorang pria berinisial ED habis bermain judi dadu putar di kawasan kuburan Jepang tersebut, menariknya secara paksa.
Melihat kelakuan ED, TF berusaha meronta dan berteriak minta tolong. Akan tetapi, pria yang diketahui warga Amplas itu dengan sigap membekap mulut TF. Di balik kuburan, ED pun memperkosa TF.
Setelah puas melampiaskan birahinya, TF pun dibiarkan pulang di bawah ancaman akan dibunuh, bila melaporkan aksi bejadnya kepada orang lain. “Dia menangis menjumpai aku. Waktu aku tanya kenapa dia menangis, katanya sudah diperkosa ED,” kata Dewi, guru TF saat membuat laporan ke Polsek Delitua.
Dikatakan Dewi, dirinya sempat mendatangi lokasi TF diperkosa hari itu juga. Namun ED sudah keburu kabur. “Saya mewakili anak murid saya membuat laporan karena kedua orangtuanya sedang di luar kota,” terang Dewi.
Kanit Reskrim Polsek Delitua, Iptu Jonathan Hutagalung SH, mengaku akan menindaklanjutinya. “Sudah buat laporan, segera kita tindaklanjuti,” tegasnya. (ham/han)