26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Rini Jatuh Dari Lantai 4 Klinik Kecantikan

Foto: Bagus/Sumut Pos
Rini Syahpitri saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Methodist.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rini Syahpitri (18) jatuh dari lantai empat Klinik Kecantikan Slim, di Jalan Malaka, Senin (12/2) pukul 04.00 WIB.

Jatuhnya wanita asal Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng) ini pun sempat menjadi viral di beberapa media sosial, karena disebutkan jatuhnya Rini ke atap rumah warga saat berusaha kabur dari tempatnya bekerja. Informasi ini pun terus berkembang. Bahkan, aparat Polsek Medan Timur dituding mendiamkan kasus jatuhnya Rini untuk melindungi majikannya berinisial I.

Menjawab tudingan miring itu, Kapolsek Medan Timur, Kompol Wilson Pasaribu  menegaskan kalau jatuhnya Rini bukan berusaha kabur dari tempatnya karena dianiaya.

“Pertama kita mau bantah kalau kasusnya diendapkan, kemudian dari hasil pemeriksaan CCTV Rini Syahpitri saat itu kabur bersama rekannya bernama Ana. Jadi mereka sudah ditunggu oleh seorang pengendara sepedamotor di bawah. Ana berhasil turun, sementara Rini terjatuh ke rumah warga. Kejadiannya saat itu, langsung kita terima laporannya,” ujar Wilson, di depan ruang ICU RS Methodist Jalan Thamrin, Medan, Minggu (18/2)

Dikatakannya, tidak benar pihaknya tidak mengusut kasus jatuhnya Rini.

Menurutnya, sejumlah saksi seperti Satpam dan pemilik klinik telah diperiksa.

“Sekarang ini kita masih selidiki siapa pria yang membawa teman kaburnya Rini ini. Di sini saya juga mau mengklarifikasi bahwa tidak ada tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan yang dialami Rini. Jadi informasi kalau kami tidak menyelidiki dan dia kabur diduga karena dianiaya itu tidak benar. Ini ada kedua orangtuanya, bisa ditanyakan langsung,” katanya.

Berdasarkan penyelidikan, Rini direkrut oleh perusahaan penyalur tenaga kerja yang beralamat di Jalan Daan Mogot, Jakarta bernama PT Paropo Saiko Indah.

Menurutnya, perekrutan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya. “Jadi dia direkrut melalui Amel, kawan satu kampungnya di Wonosobo. Kemudian berangkatlah dia bekerja ke Medan. Setelah dua minggu baru mengabari ke orangtuanya,” ungkap Wilson.

Selama di Klinik Kecantikan itu, Rini bekerja sudah tujuh bulan sejak Agustus 2017. “Pemilik klinik juga mengajarkan kepada Rini bagaimana memegang pasien, artinya tidak benar lah kalau pemiliknya itu menganiaya,” ungkap Wilson.

Dia mengatakan saat ini Rini masih terbaring di ICU RS Methodist karena mengalami patah tulang dan luka di kepalanya.

Sementara itu, ibu korban Rohaningsih yang ditanyai apakah anaknya pernah melaporkan ada dianiaya tidak mau berkomentar banyak. “Sudah-sudah, keterangan yang saya berikan ke polisi itulah yang sebenarnya. Biar polisi yang mengusut,”katanya. (dvs/han)

 

Foto: Bagus/Sumut Pos
Rini Syahpitri saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Methodist.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rini Syahpitri (18) jatuh dari lantai empat Klinik Kecantikan Slim, di Jalan Malaka, Senin (12/2) pukul 04.00 WIB.

Jatuhnya wanita asal Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng) ini pun sempat menjadi viral di beberapa media sosial, karena disebutkan jatuhnya Rini ke atap rumah warga saat berusaha kabur dari tempatnya bekerja. Informasi ini pun terus berkembang. Bahkan, aparat Polsek Medan Timur dituding mendiamkan kasus jatuhnya Rini untuk melindungi majikannya berinisial I.

Menjawab tudingan miring itu, Kapolsek Medan Timur, Kompol Wilson Pasaribu  menegaskan kalau jatuhnya Rini bukan berusaha kabur dari tempatnya karena dianiaya.

“Pertama kita mau bantah kalau kasusnya diendapkan, kemudian dari hasil pemeriksaan CCTV Rini Syahpitri saat itu kabur bersama rekannya bernama Ana. Jadi mereka sudah ditunggu oleh seorang pengendara sepedamotor di bawah. Ana berhasil turun, sementara Rini terjatuh ke rumah warga. Kejadiannya saat itu, langsung kita terima laporannya,” ujar Wilson, di depan ruang ICU RS Methodist Jalan Thamrin, Medan, Minggu (18/2)

Dikatakannya, tidak benar pihaknya tidak mengusut kasus jatuhnya Rini.

Menurutnya, sejumlah saksi seperti Satpam dan pemilik klinik telah diperiksa.

“Sekarang ini kita masih selidiki siapa pria yang membawa teman kaburnya Rini ini. Di sini saya juga mau mengklarifikasi bahwa tidak ada tanda-tanda penganiayaan atau kekerasan yang dialami Rini. Jadi informasi kalau kami tidak menyelidiki dan dia kabur diduga karena dianiaya itu tidak benar. Ini ada kedua orangtuanya, bisa ditanyakan langsung,” katanya.

Berdasarkan penyelidikan, Rini direkrut oleh perusahaan penyalur tenaga kerja yang beralamat di Jalan Daan Mogot, Jakarta bernama PT Paropo Saiko Indah.

Menurutnya, perekrutan itu tanpa sepengetahuan orangtuanya. “Jadi dia direkrut melalui Amel, kawan satu kampungnya di Wonosobo. Kemudian berangkatlah dia bekerja ke Medan. Setelah dua minggu baru mengabari ke orangtuanya,” ungkap Wilson.

Selama di Klinik Kecantikan itu, Rini bekerja sudah tujuh bulan sejak Agustus 2017. “Pemilik klinik juga mengajarkan kepada Rini bagaimana memegang pasien, artinya tidak benar lah kalau pemiliknya itu menganiaya,” ungkap Wilson.

Dia mengatakan saat ini Rini masih terbaring di ICU RS Methodist karena mengalami patah tulang dan luka di kepalanya.

Sementara itu, ibu korban Rohaningsih yang ditanyai apakah anaknya pernah melaporkan ada dianiaya tidak mau berkomentar banyak. “Sudah-sudah, keterangan yang saya berikan ke polisi itulah yang sebenarnya. Biar polisi yang mengusut,”katanya. (dvs/han)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/