26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Rojalia Tewas Usai Dipukuli Suami

Foto: Manahan/PM Rozalia (kiri), istri yang tewas usai dipukuli Bembeng suaminya (kanan).
Foto: Manahan/PM
Rozalia (kiri), istri yang tewas usai dipukuli Bembeng suaminya (kanan).

TANJUNG MORAWA, SUMUTPOS.CO – Malang nian nasib Rojalia (22). Warga Dusun 1 Gang Tape, Desa Tanjung Morawa B, Kec. Tanjung Morawa ini diduga meregang nyawa setelah dianiaya Muhammad Yusuf alias Bembeng (29), suaminya sendiri. Korban yang baru sehari bekerja di pabrik pembuat kerangka tempat tidur itu tewas saat di perjalanan menuju Klinik Mitra Sehat Tanjung Morawa, Selasa (17/6) sekira pukul 14.00 WIB.

Info dihimpun, sejak menikah setahun lalu, awalnya hubungan pasutri itu adem ayem saja. Apalagi kala itu Bembeng masih bekerja sebagai sales di Rotella Tanjung Morawa. Meski penghasilan suaminya hanya Rp650 ribu per bulan, namun Rojalia masih mampu menanggulangi kebutuhan rumah tangganya walau dengan numpang di rumah mertua.

Masalah baru muncul pasca Bembeng di PHK 6 bulan belakangan ini. Ia dipecat karena tak mampu mencapai target penjualan yang ditentukan perusahaan. Berawal dari situlah keharmonisan rumah tangga pasutri itu mulai goyah.

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Rojalia harus putar otak. Apalagi Aty (50), mertuanya yang hanya bekerja sebagai buruh kasar di gudang botot tergolong susah, hingga mustahil bisa menafkahi mereka. Hal itulah yang membuat Rojalia terus mendesak Bembeng mencari pekerjaan baru. Ternyata desakan ini yang kerap memicu pertengkaran, hingga Bembeng yang kesal jadi ringan tangan.

Singkat cerita, pada Senin (16/6) lalu, pasutri ini kembali terlibat pertengkaran hebat. Karena tak kuat menahan emosi, Bembeng pun kalap hingga memukuli istrinya dengan sepatu hak tinggi berbahan plastik warna hitam. Sepatu itu berkali-kali dihantamkannya ke kepala, leher, pundak, tangan dan punggung istrinya. Tak hanya itu, karena Rojalia terus merepet, Bembeng yang makin berang lantas berkali-kali menjambak rambut, menampar pipi dan memukuli kepala istrinya hingga lebam-lebam.

Tidak tahan dengan sakitnya siksaan pria yang sangat dicintainya itu, Rojalia sempat berteriak minta ampun. Penganiayaan itu baru berhenti setelah mertua korban datang melerai. Kala itu Bembeng yang masih emosi memilih pergi meninggalkan Rojalia menangis menahan sakit di kamar mereka.

Namun sekitar satu jam kemudian, Bembeng yang menyesali perbuatannya kembali datang dan membujuk Rojalia agar bersedia menerima kekhilafannya. Atas rayuan Bembeng, Rojalia akhirnya memafkan suami yang sangat dicintainya itu. Karena suasana sudah kembali tenang, sejurus kemudian Bembeng merayu istrinya untuk melakukan hubungan suami istri. Rojalia pun tak kuat menolak permintaan suaminya.

Esok harinya, Selasa (17/6) sekira pukul 09.00 WIB, Bembeng terbangun dari tidurnya. Namun dirinya tak lagi menemukan istrinya di rumah. Berdasarkan kebiasaan sehari-hari, istrinya ternyata pergi bekerja di pabrik pembuatan kerangka tempat tidur yang berada tak jauh dari rumah mereka.

Namun sekira pukul 14.00 WIB, di tempat kerjanya Rojalia kehausan karena suasana suhu udara panas. Rojalia pun mengambil air minum yang sudah dibawanya dari rumah. Belum sempat meneguk air minum itu, Rojalia tiba-tiba terjatuh dan pingsan. Melihat kejadian itu, teman sekerja ibu rumah tangga yang belum memiliki anak itu langsung heboh hingga suasana sempat ribut.

Karena tak sadarkan diri dan takut terjadi apa-apa, teman sekerja Rojalia langsung membawa korban ke Klinik Mitra Sehat di Desa Dagang Kerawang Tanjung Morawa dengan menumpang becak bermotor.

Tapi belum sampai di klinik, Rojalia keburu menghembuskan nafas terakhirnya. Karena sudah tak bernafas lagi, Rojalia lantas dibawa ke tempat kediaman mertuanya di Dusun 1 Gang Tape Desa Tanjung Morawa B untuk disemayamkan.

Atas kejadian itu, pihak keluarga Bembeng memberithukan kabar duka cita itu ke keluarga Rojalia yang berada di Sukaramai Medan. Malamnya, keluarga Rojalia datang ke tempat Bembeng. Karena melihat kondisi Rojalia mencurigakan, pihak keluarga memilih membawa Rojalia ke Medan. Karena curiga melihat luka lebam yang di balik daun telinga Rojalia, pihak keluarga lantas membawa jenazah korban ke RS Pirngadi Medan untuk otopsi.

Mendapat info kalau luka itu karena pukulan, pihak keluarga korban sempat emosi. Karena takut terjadi apa-apa dengan Bembeng, beberapa kerabat langsung mengamankannya ke Polsek Medan Area. Di situ, Bembeng mengaku kalau luka lebam yang ada di sekujur tubuh istrinya itu akibat pukulannya.

Karena lokasi kejadiannya di Tanjung Morawa, pihak Polsek Medan Area berkordinasi dengan Polsek Tanjung Morawa dan menyerahkan Bembeng untuk diperiksa lebih lanjut.

Pengakuan Bembeng di Polsek Tanjung Morawa, pemukulan itu ia lakukan karena kesal dengan sikap istrinya yang selalu mencaci-maki dirinya yang pengangguran. Karena tak terkendali, emosinya pun memuncak hingga mengambil sepatu dan memukuli Rojalia. “Emosilah aku bang, terus saja aku dicaci-makinya. Kadang di luar rumah pun mau dia memaki aku. Jadi jaga harga diri jugalah aku bang. Terus kujambak kupukuli dan kutampar dia. Setlah itu kuambil sepatu dia yang ada di kamar dan memukuli nya,” ujar Bembeng.

Info dihimpun dari rumah duka Jl. Denai, Gang Buntu, Kel. TSM II, Kec. Medan Denai, Rozalia meninggal pada Selasa (17/6) sekira pukul 16.00 WIB. Sore itu, Rozalia baru diterima bekerja. Di hari pertamanya bekerja itu, Rozalia tiba-tiba jatuh pingsan. “Dia baru 1 hari bekerja bang, jadi jam 08.00 WIB kami masuk. Tapi sekitar jam 3 sore, dia yang pucat tiba-tiba jatuh pingsan. Dilarikan lah ke rumah sakit, tapi katanya sudah meninggal bang,” kata Irna (23) rekan kerja korban saat melayat ke rumah duka.

Hal itu dibenarkan oleh Eko Surya (42) selaku mandor korban. Pria berdarah Tionghoa ini mengatakan jika Rozalia baru sehari bekerja dengan upah harian Rp45 ribu. “Terkejutlah kami, masih sehari bekerja sudah meninggal dunia. Saya pun dapat kabar dari pekerja lain juga soal itu,” katanya.

Kematian Rozalia pun disoal pihak keluarga lantaran, wanita yang baru 2 tahun menikah dan belum memiliki anak ini tak memiliki penyakit. Hal itu dikatakan Andre (26) abang kandung korban. “Tidak ada penyakit adikku itu bang, selama ini dia sehat-sehat aja kok. Dan kami keluarga curiga dia sering dipukuli suaminya di rumahnya sana,” katanya kesal.

Dugaan tersebut bukan tak beralasan, masih menurut Andre jika beberapa waktu lalu adiknya Rozalia pernah mengeluh lantaran sering dipukuli suaminya bahkan pernah tak diberi makan selama 10 hari. “Dulu ya bang, adikku itu pernah mengeluh kalau dia sering dipukuli suaminya. Tapi sebagai abang, aku cuma bisa nasehati dia supaya sabar karena itu masalah rumah tangga. Tapi yang buat aku terkejut, dia pernah bilang kalau tak dikasih makan 10 hari. Itulah kejamnya suaminya itu bang,” kata Andre yang tampak bersedih kehilangan adik perempuannya.

Lilis (50) ibu kandung Rozalia tampak paling terpukul atas kematian putri ke 3 dari 5 bersaudara itu. “Dia ini tiap minggu sering datang kemari. Sejak nikah 2 tahun lalu, dia sama suaminya lah di Tanjung Morawa. Memang setiap datang, selalu mengeluh aja dia tentang rumah tangga sama ulah suaminya itu,” kata wanita paruh baya yang mengaku mengidap penyakit jantung ini.

Atas dasar itu, pihak keluarga Rozalia menaruh curiga dan memilih melaporkan hal itu ke Polisi. Sempat melapor ke Polsek Medan Area, namun akhirnya kasus tersebut dilimpahkan ke Polsek Tanjung Morawa karena peristiwa tersebut terjadi disana.

Terpisah, Muharam Sembiring (55) warga Jl. Sei Glugur, Kec. Pancur Batu yang merupakan ayah kandung dari Bembeng mengatakan jika anaknya itu kini menjalani pemeriksaan di Polsek Tanjung Morawa. “Aku pun terkejut ya, kebetulan aku pun sudah lama pisah sama Nurhayati (ibu kandung Yusuf) dan mereka tinggal di Tanjung Morawa. Karena mendapat kabar ini, aku datang lah kemari. Kalau si Bembeng diperiksa di Polsek Tanjung Morawa,” katanya.

Jasad Rozalia pun akhirnya dimakamkan di tempat pemakaman umum Jl. Halat. “Dimakamkan di Jl. Halat ya, keluarga sudah sepakat disitu,” kata salah seorang kerabat keluarga korban.

 

IJIN PERGI TAK KEMBALI

Mirisnya, sebelum pertengkaran hebat itu terjadi, Rojalia dan Bembeng sempat bercengkrama di dapur rumah mereka. Saat itu, Rojalia mengatakan kalau ada rejeki, ia ingin membeli sepeda motor baru. Selain itu, Rojalia juga mengatakan kalau sudah ada sepedamotor itu dia akan pergi dan tak akan kembali lagi untuk selamanya.

“Sebelum kejadian, kami pernah bercerita di dapur. Rojalia kepingin beli sepedamotor baru. Tapi dibilangnya kalau udah ada dia mau pergi selamanya,” ungkap Bembeng mengulangi cerita Rojalia.

Sementara menurut warga sekitar, pertengkaran antara Bembeng dengan Rojalia di rumah semi permanen berdinding tepas itu kerap terjadi baik siang ataupun malam. Bahkan Rojalia sering bercerita kalau suaminya sering memukulinya setelah disuruh mencari pekerjaan.

“Aku sering dipukulinya kalau disuruh cari kerja. Tapi karena Rojalia sangat mencintai Bembeng, Rojalia tak kuasa meninggalkan Bembeng,” bilang Lena (50) menirukan cerita Rojalia kepadanya beberapa waktu lalu.

Terpisah, Kapolsek tanjung Morawa AKP Eddy Safari SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Iskandar Ginting membenarkan telah mengamankan Bembeng dan sedang dilakukan pemeriksaan intensif terkait kematian istrinya. (cr-1/wel/deo)

Foto: Manahan/PM Rozalia (kiri), istri yang tewas usai dipukuli Bembeng suaminya (kanan).
Foto: Manahan/PM
Rozalia (kiri), istri yang tewas usai dipukuli Bembeng suaminya (kanan).

TANJUNG MORAWA, SUMUTPOS.CO – Malang nian nasib Rojalia (22). Warga Dusun 1 Gang Tape, Desa Tanjung Morawa B, Kec. Tanjung Morawa ini diduga meregang nyawa setelah dianiaya Muhammad Yusuf alias Bembeng (29), suaminya sendiri. Korban yang baru sehari bekerja di pabrik pembuat kerangka tempat tidur itu tewas saat di perjalanan menuju Klinik Mitra Sehat Tanjung Morawa, Selasa (17/6) sekira pukul 14.00 WIB.

Info dihimpun, sejak menikah setahun lalu, awalnya hubungan pasutri itu adem ayem saja. Apalagi kala itu Bembeng masih bekerja sebagai sales di Rotella Tanjung Morawa. Meski penghasilan suaminya hanya Rp650 ribu per bulan, namun Rojalia masih mampu menanggulangi kebutuhan rumah tangganya walau dengan numpang di rumah mertua.

Masalah baru muncul pasca Bembeng di PHK 6 bulan belakangan ini. Ia dipecat karena tak mampu mencapai target penjualan yang ditentukan perusahaan. Berawal dari situlah keharmonisan rumah tangga pasutri itu mulai goyah.

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Rojalia harus putar otak. Apalagi Aty (50), mertuanya yang hanya bekerja sebagai buruh kasar di gudang botot tergolong susah, hingga mustahil bisa menafkahi mereka. Hal itulah yang membuat Rojalia terus mendesak Bembeng mencari pekerjaan baru. Ternyata desakan ini yang kerap memicu pertengkaran, hingga Bembeng yang kesal jadi ringan tangan.

Singkat cerita, pada Senin (16/6) lalu, pasutri ini kembali terlibat pertengkaran hebat. Karena tak kuat menahan emosi, Bembeng pun kalap hingga memukuli istrinya dengan sepatu hak tinggi berbahan plastik warna hitam. Sepatu itu berkali-kali dihantamkannya ke kepala, leher, pundak, tangan dan punggung istrinya. Tak hanya itu, karena Rojalia terus merepet, Bembeng yang makin berang lantas berkali-kali menjambak rambut, menampar pipi dan memukuli kepala istrinya hingga lebam-lebam.

Tidak tahan dengan sakitnya siksaan pria yang sangat dicintainya itu, Rojalia sempat berteriak minta ampun. Penganiayaan itu baru berhenti setelah mertua korban datang melerai. Kala itu Bembeng yang masih emosi memilih pergi meninggalkan Rojalia menangis menahan sakit di kamar mereka.

Namun sekitar satu jam kemudian, Bembeng yang menyesali perbuatannya kembali datang dan membujuk Rojalia agar bersedia menerima kekhilafannya. Atas rayuan Bembeng, Rojalia akhirnya memafkan suami yang sangat dicintainya itu. Karena suasana sudah kembali tenang, sejurus kemudian Bembeng merayu istrinya untuk melakukan hubungan suami istri. Rojalia pun tak kuat menolak permintaan suaminya.

Esok harinya, Selasa (17/6) sekira pukul 09.00 WIB, Bembeng terbangun dari tidurnya. Namun dirinya tak lagi menemukan istrinya di rumah. Berdasarkan kebiasaan sehari-hari, istrinya ternyata pergi bekerja di pabrik pembuatan kerangka tempat tidur yang berada tak jauh dari rumah mereka.

Namun sekira pukul 14.00 WIB, di tempat kerjanya Rojalia kehausan karena suasana suhu udara panas. Rojalia pun mengambil air minum yang sudah dibawanya dari rumah. Belum sempat meneguk air minum itu, Rojalia tiba-tiba terjatuh dan pingsan. Melihat kejadian itu, teman sekerja ibu rumah tangga yang belum memiliki anak itu langsung heboh hingga suasana sempat ribut.

Karena tak sadarkan diri dan takut terjadi apa-apa, teman sekerja Rojalia langsung membawa korban ke Klinik Mitra Sehat di Desa Dagang Kerawang Tanjung Morawa dengan menumpang becak bermotor.

Tapi belum sampai di klinik, Rojalia keburu menghembuskan nafas terakhirnya. Karena sudah tak bernafas lagi, Rojalia lantas dibawa ke tempat kediaman mertuanya di Dusun 1 Gang Tape Desa Tanjung Morawa B untuk disemayamkan.

Atas kejadian itu, pihak keluarga Bembeng memberithukan kabar duka cita itu ke keluarga Rojalia yang berada di Sukaramai Medan. Malamnya, keluarga Rojalia datang ke tempat Bembeng. Karena melihat kondisi Rojalia mencurigakan, pihak keluarga memilih membawa Rojalia ke Medan. Karena curiga melihat luka lebam yang di balik daun telinga Rojalia, pihak keluarga lantas membawa jenazah korban ke RS Pirngadi Medan untuk otopsi.

Mendapat info kalau luka itu karena pukulan, pihak keluarga korban sempat emosi. Karena takut terjadi apa-apa dengan Bembeng, beberapa kerabat langsung mengamankannya ke Polsek Medan Area. Di situ, Bembeng mengaku kalau luka lebam yang ada di sekujur tubuh istrinya itu akibat pukulannya.

Karena lokasi kejadiannya di Tanjung Morawa, pihak Polsek Medan Area berkordinasi dengan Polsek Tanjung Morawa dan menyerahkan Bembeng untuk diperiksa lebih lanjut.

Pengakuan Bembeng di Polsek Tanjung Morawa, pemukulan itu ia lakukan karena kesal dengan sikap istrinya yang selalu mencaci-maki dirinya yang pengangguran. Karena tak terkendali, emosinya pun memuncak hingga mengambil sepatu dan memukuli Rojalia. “Emosilah aku bang, terus saja aku dicaci-makinya. Kadang di luar rumah pun mau dia memaki aku. Jadi jaga harga diri jugalah aku bang. Terus kujambak kupukuli dan kutampar dia. Setlah itu kuambil sepatu dia yang ada di kamar dan memukuli nya,” ujar Bembeng.

Info dihimpun dari rumah duka Jl. Denai, Gang Buntu, Kel. TSM II, Kec. Medan Denai, Rozalia meninggal pada Selasa (17/6) sekira pukul 16.00 WIB. Sore itu, Rozalia baru diterima bekerja. Di hari pertamanya bekerja itu, Rozalia tiba-tiba jatuh pingsan. “Dia baru 1 hari bekerja bang, jadi jam 08.00 WIB kami masuk. Tapi sekitar jam 3 sore, dia yang pucat tiba-tiba jatuh pingsan. Dilarikan lah ke rumah sakit, tapi katanya sudah meninggal bang,” kata Irna (23) rekan kerja korban saat melayat ke rumah duka.

Hal itu dibenarkan oleh Eko Surya (42) selaku mandor korban. Pria berdarah Tionghoa ini mengatakan jika Rozalia baru sehari bekerja dengan upah harian Rp45 ribu. “Terkejutlah kami, masih sehari bekerja sudah meninggal dunia. Saya pun dapat kabar dari pekerja lain juga soal itu,” katanya.

Kematian Rozalia pun disoal pihak keluarga lantaran, wanita yang baru 2 tahun menikah dan belum memiliki anak ini tak memiliki penyakit. Hal itu dikatakan Andre (26) abang kandung korban. “Tidak ada penyakit adikku itu bang, selama ini dia sehat-sehat aja kok. Dan kami keluarga curiga dia sering dipukuli suaminya di rumahnya sana,” katanya kesal.

Dugaan tersebut bukan tak beralasan, masih menurut Andre jika beberapa waktu lalu adiknya Rozalia pernah mengeluh lantaran sering dipukuli suaminya bahkan pernah tak diberi makan selama 10 hari. “Dulu ya bang, adikku itu pernah mengeluh kalau dia sering dipukuli suaminya. Tapi sebagai abang, aku cuma bisa nasehati dia supaya sabar karena itu masalah rumah tangga. Tapi yang buat aku terkejut, dia pernah bilang kalau tak dikasih makan 10 hari. Itulah kejamnya suaminya itu bang,” kata Andre yang tampak bersedih kehilangan adik perempuannya.

Lilis (50) ibu kandung Rozalia tampak paling terpukul atas kematian putri ke 3 dari 5 bersaudara itu. “Dia ini tiap minggu sering datang kemari. Sejak nikah 2 tahun lalu, dia sama suaminya lah di Tanjung Morawa. Memang setiap datang, selalu mengeluh aja dia tentang rumah tangga sama ulah suaminya itu,” kata wanita paruh baya yang mengaku mengidap penyakit jantung ini.

Atas dasar itu, pihak keluarga Rozalia menaruh curiga dan memilih melaporkan hal itu ke Polisi. Sempat melapor ke Polsek Medan Area, namun akhirnya kasus tersebut dilimpahkan ke Polsek Tanjung Morawa karena peristiwa tersebut terjadi disana.

Terpisah, Muharam Sembiring (55) warga Jl. Sei Glugur, Kec. Pancur Batu yang merupakan ayah kandung dari Bembeng mengatakan jika anaknya itu kini menjalani pemeriksaan di Polsek Tanjung Morawa. “Aku pun terkejut ya, kebetulan aku pun sudah lama pisah sama Nurhayati (ibu kandung Yusuf) dan mereka tinggal di Tanjung Morawa. Karena mendapat kabar ini, aku datang lah kemari. Kalau si Bembeng diperiksa di Polsek Tanjung Morawa,” katanya.

Jasad Rozalia pun akhirnya dimakamkan di tempat pemakaman umum Jl. Halat. “Dimakamkan di Jl. Halat ya, keluarga sudah sepakat disitu,” kata salah seorang kerabat keluarga korban.

 

IJIN PERGI TAK KEMBALI

Mirisnya, sebelum pertengkaran hebat itu terjadi, Rojalia dan Bembeng sempat bercengkrama di dapur rumah mereka. Saat itu, Rojalia mengatakan kalau ada rejeki, ia ingin membeli sepeda motor baru. Selain itu, Rojalia juga mengatakan kalau sudah ada sepedamotor itu dia akan pergi dan tak akan kembali lagi untuk selamanya.

“Sebelum kejadian, kami pernah bercerita di dapur. Rojalia kepingin beli sepedamotor baru. Tapi dibilangnya kalau udah ada dia mau pergi selamanya,” ungkap Bembeng mengulangi cerita Rojalia.

Sementara menurut warga sekitar, pertengkaran antara Bembeng dengan Rojalia di rumah semi permanen berdinding tepas itu kerap terjadi baik siang ataupun malam. Bahkan Rojalia sering bercerita kalau suaminya sering memukulinya setelah disuruh mencari pekerjaan.

“Aku sering dipukulinya kalau disuruh cari kerja. Tapi karena Rojalia sangat mencintai Bembeng, Rojalia tak kuasa meninggalkan Bembeng,” bilang Lena (50) menirukan cerita Rojalia kepadanya beberapa waktu lalu.

Terpisah, Kapolsek tanjung Morawa AKP Eddy Safari SH didampingi Kanit Reskrim Ipda Iskandar Ginting membenarkan telah mengamankan Bembeng dan sedang dilakukan pemeriksaan intensif terkait kematian istrinya. (cr-1/wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/