25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

ABG Digilir 9 Pemuda di Hadapan Pacar

ABG (kiri) yang digilir 9 pemuda di hadapan pacar.
ABG (kiri) yang digilir 9 pemuda di hadapan pacar.

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Sabtu (10/5) sekitar pukul 21.30 WIB lalu adalah hari yang seumur hidup tidak akan pernah terlupakan oleh anak baru gede (ABG) berinisial ZD (16). Pasalnya, hari itulah gadis berusia 16 tahun warga Kelurahan Wek II, Kecamatan Batang Toru, Kab. Tapsel ini digilir 9 pemuda.

Menurut RE (17), pacar korban, pelaku berjumlah sebanyak 9 orang, dan kejamnya lagi perbuatan itu dilakukan di depannya setelah sebelumnya, ia dipukuli dan dianiaya oleh para pelaku.

Saat ditemui METRO TABAGSEL (Grup SUMUTPOS.CO) Kamis (22/5) di kediaman ZD, di Kelurahan Wek II Batang Toru Tapsel, didampingi ayah kandungnya DD (61), gadis putus sekolah itu pun menceritakan kisah pilu yang dialaminya.

Menurut ZD, Sabtu (10/ 5) sekitar pukul 21.30 WIB, ZD dan teman prianya (pacar korban) RE (17), warga Kelurahan Wek I Kecamatan yang sama bertemu di Jalan Keliling yang tidak jauh dari kediaman korban.

Setelah berjumpa, mereka pun pergi membeli nasi goreng di daerah dekat tempat tinggal RE yang juga tidak jauh dari rumah korban. Dua bungkus nasi goreng yang dipesan pun selesai dimasak, setelah membayarnya lalu keduanya berencana menyantapnya di sebuah pondok di dalam kebun milik KP (45) di Kebun Ronggang Desa Telo yang tidak lain adalah milik Paman RE yang jaraknya sekitar 2 Kilometer dari kediaman mereka.

Sesampainya di pondok tersebut, keduanya pun membuka dan menyantapnya. Belum lagi kedua pasangan ini selesai menghabiskan nasi gorengnya, tiba-tiba datang seorang pria yang dikenal oleh RE yang diketahui berinisial RS (19), warga desa setempat.

Menurutnya, RS menghampiri mereka dan berbincang lalu memaksa untuk diberikan uang. Namun keduanya menolak untuk memberikannya. Rupanya, penolakan tersebut membuat RS marah lalu memukul RE.

Tak lama kemudian 8 teman-teman RS pun tiba di lokasi setelah sebelumnya sempat dihubungi RS melalui handphone. Saat itu juga, RS bersama 8 temannya menganiaya RE dengan cara dipukul dan dianiaya sehingga RE berpisah sekitar 1 meter dari ZD. Merasa tak sanggup melawan RE pun pasrah saja. ZD mengaku saat itu ia melihat sebanyak 9 orang pria memukul dan menganiaya RE.

“Mulanya kami hanya ingin sekadar makan nasi goreng bersama, rupanya tiba-tiba datang satu orang laki-laki yang dikenal oleh pacar saya, dan ia memaksa kami agar memberi uang, dan pacar saya tidak memberikannya, barulah orang itu memukul pacar saya, dan kemudian memanggil kawan-kawannya yang lain dan juga mengeroyoknya,” terang ZD.

Sedihnya lagi, setelah 9 orang tersebut menganiaya RE, dua orang pria memegang tangan ZD dan yang lainnya melucuti pakaian yang dipakainya, lalu menutupi wajahnya dengan pakaiannya yang sudah dibuka oleh pelaku. ZD mengaku digerayangi dan dicabuli oleh kesembilan orang tersebut secara bergantian. Sementara itu, RE, kekasihnya berada tidak jauh dari tempatnya dan mengetahui apa yang dialaminya.

“Wajah saya ditutup dengan busana yang saya pakai, sedangkan saya dibaringkan di tanah dan kedua tangan saya dipegang sama mereka. Saat itu mereka bergantian melakukannya, dan saya tidak tahu persis siapa-siapa saja karena keadaan di kebun waktu itu gelap,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

“Saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa, sebab kondisi saya sudah dikeroyok dan saya melihat jelas kalau RS adalah orang yang pertama kali memperkosa pacar saya,” sambung RE saat dijumpai di kediaman Pamannya di Wek I Batang Toru.

Menurut RE, setelah 9 pelaku puas menggilir ZD, lalu 7 orang pergi meninggalkan lokasi, dan hanya RS dan seorang lagi yang tidak dikenalnya. Saat itu RS mengancam keduanya, untuk tidak mengadukan kejadian tersebut kepada siapapun.

“RS dan temannya sempat mengancam kami, kalau kami sampai mengadukan kejadian ini, maka kami akan dibunuhnya. Lalu kami disuruh untuk pergi dan meninggalkan mereka berdua di sana,” ungkapnya.

ZD yang tidak tahan dan merasa terus dihantui akhirnya menceritakannya kepada ayahnya DD. “Saya baru tahu, setelah anak saya menceritakannya kepada saya, Senin (12/5) sekitar pukul 19.00 Wib, dan saat itu juga saya langsung melaporkannya ke Polsek Batang Toru,” ujar pria yang setiap harinya berjualan ayam kampung di Pasar Batang Toru ini.

 

ORANGTUA KESAL ANAKNYA LAMA BARU CERITA

Ayah ZD, DD menyesalkan sikap anaknya yang sempat lama menceritakan kejadian itu kepadanya, padahal saat malam setelah kejadian itu terjadi, DD masih sempat menanyakan perihal dari mana putri bungsunya (dari 5 bersaudara) itu hingga pulang larut malam. Namun saat itu, DD mengaku kalau putrinya baru selesai menonton acara kibotan di Pasar Batang Toru.

“Itulah dek, padahal masih sempat saya tanya waktu dia pulang malam itu, tapi dia mengaku baru pulang dari nonton kibot di Pasar Batang Toru, dan saya juga tidak menaruh curiga. Cobalah dia langsung cerita pasti lebih cepat kita dapatkan pelakunya,” tukasnya sedih meratapi masa depan anaknya yang sudah hancur itu.

“Bersama warga desa kami juga sudah mencari keberadaan para pelaku, tapi hingga kini belum ada satupun yang kami ketahui dimana, dan infonya mereka sudah melarikan diri, dan pihak yang berwajib pun kami nilai lambat dalam menanganinya,” sambungnya dengan nada kesal.

Begitu juga dengan RE, saat ditanya pamannya begitu mengetahuui ia pulang dalam keadaan bakak belur, RE pun mengaku habis berkelahi dan dikeroyok, tanpa menceritakan kejadian yang sebenarnya.

“Pas waktu itu, wajahnya ini udah babak belur, ketika ditanya dia bilang berantam dan dikeroyok, Cuma itu saja, baru belakangan saya tahu kejadian yang sebenarnya,” ucap KP, paman RE

“Kami berharap pihak yang berwajib dapat mengungkap dan menangkap para pelaku yang bukan saja telah melakukan pengeroyokan, namun juga telah melakukan pemerkosaan. Kalau saja waktu itu, petugas bertindak cepat, mungkin para pelaku masih dapat ditangkap, dan kami juga akan turut membantu agar pihak polisi dapat sesegera mungkin menangkapnya,” harapnya.

 

PELAKU MELARIKAN DIRI

Kanit Reskrim Polsek Batang Toru, Aiptu Mulyadi saat dikonfirmasi mengatakan kalau kasus tersebut sudah dilimpahkan ke pihak Polres Tapsel melalui Unit PPA.

“Iya, laporannya kami terima di Polsek Batang Toru, namun karena kasus ini menyangkut perempuan dan anak, maka kami limpahkan ke Polres Tapsel melalui unit PPA, dan sampai kini masih dalam proses lidik para,” ujar Mulyadi.

Kasat Reskrim Polres Tapsel, AKP Edison Siagian SH melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Aipda Kasianna Saragih mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan tahap pemeriksaan terhadap korban dan saksi-saksi, namun hingga saat ini pihaknya belum dapat menangkap para pelakunya yang diketahui sudah tidak berada di tempat tinggalnya setelah kejadian tersebut.

“Sampai saat ini kita masih terus melakukan penyelidikan dan terus mencari keberadaan para pelaku, sebab hingga kini para pelaku sudah kabur dan melarikan diri, dan belum diketahui dimana keberadaannya,” pungkasnya. (mag-01/yza/smg)

ABG (kiri) yang digilir 9 pemuda di hadapan pacar.
ABG (kiri) yang digilir 9 pemuda di hadapan pacar.

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Sabtu (10/5) sekitar pukul 21.30 WIB lalu adalah hari yang seumur hidup tidak akan pernah terlupakan oleh anak baru gede (ABG) berinisial ZD (16). Pasalnya, hari itulah gadis berusia 16 tahun warga Kelurahan Wek II, Kecamatan Batang Toru, Kab. Tapsel ini digilir 9 pemuda.

Menurut RE (17), pacar korban, pelaku berjumlah sebanyak 9 orang, dan kejamnya lagi perbuatan itu dilakukan di depannya setelah sebelumnya, ia dipukuli dan dianiaya oleh para pelaku.

Saat ditemui METRO TABAGSEL (Grup SUMUTPOS.CO) Kamis (22/5) di kediaman ZD, di Kelurahan Wek II Batang Toru Tapsel, didampingi ayah kandungnya DD (61), gadis putus sekolah itu pun menceritakan kisah pilu yang dialaminya.

Menurut ZD, Sabtu (10/ 5) sekitar pukul 21.30 WIB, ZD dan teman prianya (pacar korban) RE (17), warga Kelurahan Wek I Kecamatan yang sama bertemu di Jalan Keliling yang tidak jauh dari kediaman korban.

Setelah berjumpa, mereka pun pergi membeli nasi goreng di daerah dekat tempat tinggal RE yang juga tidak jauh dari rumah korban. Dua bungkus nasi goreng yang dipesan pun selesai dimasak, setelah membayarnya lalu keduanya berencana menyantapnya di sebuah pondok di dalam kebun milik KP (45) di Kebun Ronggang Desa Telo yang tidak lain adalah milik Paman RE yang jaraknya sekitar 2 Kilometer dari kediaman mereka.

Sesampainya di pondok tersebut, keduanya pun membuka dan menyantapnya. Belum lagi kedua pasangan ini selesai menghabiskan nasi gorengnya, tiba-tiba datang seorang pria yang dikenal oleh RE yang diketahui berinisial RS (19), warga desa setempat.

Menurutnya, RS menghampiri mereka dan berbincang lalu memaksa untuk diberikan uang. Namun keduanya menolak untuk memberikannya. Rupanya, penolakan tersebut membuat RS marah lalu memukul RE.

Tak lama kemudian 8 teman-teman RS pun tiba di lokasi setelah sebelumnya sempat dihubungi RS melalui handphone. Saat itu juga, RS bersama 8 temannya menganiaya RE dengan cara dipukul dan dianiaya sehingga RE berpisah sekitar 1 meter dari ZD. Merasa tak sanggup melawan RE pun pasrah saja. ZD mengaku saat itu ia melihat sebanyak 9 orang pria memukul dan menganiaya RE.

“Mulanya kami hanya ingin sekadar makan nasi goreng bersama, rupanya tiba-tiba datang satu orang laki-laki yang dikenal oleh pacar saya, dan ia memaksa kami agar memberi uang, dan pacar saya tidak memberikannya, barulah orang itu memukul pacar saya, dan kemudian memanggil kawan-kawannya yang lain dan juga mengeroyoknya,” terang ZD.

Sedihnya lagi, setelah 9 orang tersebut menganiaya RE, dua orang pria memegang tangan ZD dan yang lainnya melucuti pakaian yang dipakainya, lalu menutupi wajahnya dengan pakaiannya yang sudah dibuka oleh pelaku. ZD mengaku digerayangi dan dicabuli oleh kesembilan orang tersebut secara bergantian. Sementara itu, RE, kekasihnya berada tidak jauh dari tempatnya dan mengetahui apa yang dialaminya.

“Wajah saya ditutup dengan busana yang saya pakai, sedangkan saya dibaringkan di tanah dan kedua tangan saya dipegang sama mereka. Saat itu mereka bergantian melakukannya, dan saya tidak tahu persis siapa-siapa saja karena keadaan di kebun waktu itu gelap,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

“Saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa, sebab kondisi saya sudah dikeroyok dan saya melihat jelas kalau RS adalah orang yang pertama kali memperkosa pacar saya,” sambung RE saat dijumpai di kediaman Pamannya di Wek I Batang Toru.

Menurut RE, setelah 9 pelaku puas menggilir ZD, lalu 7 orang pergi meninggalkan lokasi, dan hanya RS dan seorang lagi yang tidak dikenalnya. Saat itu RS mengancam keduanya, untuk tidak mengadukan kejadian tersebut kepada siapapun.

“RS dan temannya sempat mengancam kami, kalau kami sampai mengadukan kejadian ini, maka kami akan dibunuhnya. Lalu kami disuruh untuk pergi dan meninggalkan mereka berdua di sana,” ungkapnya.

ZD yang tidak tahan dan merasa terus dihantui akhirnya menceritakannya kepada ayahnya DD. “Saya baru tahu, setelah anak saya menceritakannya kepada saya, Senin (12/5) sekitar pukul 19.00 Wib, dan saat itu juga saya langsung melaporkannya ke Polsek Batang Toru,” ujar pria yang setiap harinya berjualan ayam kampung di Pasar Batang Toru ini.

 

ORANGTUA KESAL ANAKNYA LAMA BARU CERITA

Ayah ZD, DD menyesalkan sikap anaknya yang sempat lama menceritakan kejadian itu kepadanya, padahal saat malam setelah kejadian itu terjadi, DD masih sempat menanyakan perihal dari mana putri bungsunya (dari 5 bersaudara) itu hingga pulang larut malam. Namun saat itu, DD mengaku kalau putrinya baru selesai menonton acara kibotan di Pasar Batang Toru.

“Itulah dek, padahal masih sempat saya tanya waktu dia pulang malam itu, tapi dia mengaku baru pulang dari nonton kibot di Pasar Batang Toru, dan saya juga tidak menaruh curiga. Cobalah dia langsung cerita pasti lebih cepat kita dapatkan pelakunya,” tukasnya sedih meratapi masa depan anaknya yang sudah hancur itu.

“Bersama warga desa kami juga sudah mencari keberadaan para pelaku, tapi hingga kini belum ada satupun yang kami ketahui dimana, dan infonya mereka sudah melarikan diri, dan pihak yang berwajib pun kami nilai lambat dalam menanganinya,” sambungnya dengan nada kesal.

Begitu juga dengan RE, saat ditanya pamannya begitu mengetahuui ia pulang dalam keadaan bakak belur, RE pun mengaku habis berkelahi dan dikeroyok, tanpa menceritakan kejadian yang sebenarnya.

“Pas waktu itu, wajahnya ini udah babak belur, ketika ditanya dia bilang berantam dan dikeroyok, Cuma itu saja, baru belakangan saya tahu kejadian yang sebenarnya,” ucap KP, paman RE

“Kami berharap pihak yang berwajib dapat mengungkap dan menangkap para pelaku yang bukan saja telah melakukan pengeroyokan, namun juga telah melakukan pemerkosaan. Kalau saja waktu itu, petugas bertindak cepat, mungkin para pelaku masih dapat ditangkap, dan kami juga akan turut membantu agar pihak polisi dapat sesegera mungkin menangkapnya,” harapnya.

 

PELAKU MELARIKAN DIRI

Kanit Reskrim Polsek Batang Toru, Aiptu Mulyadi saat dikonfirmasi mengatakan kalau kasus tersebut sudah dilimpahkan ke pihak Polres Tapsel melalui Unit PPA.

“Iya, laporannya kami terima di Polsek Batang Toru, namun karena kasus ini menyangkut perempuan dan anak, maka kami limpahkan ke Polres Tapsel melalui unit PPA, dan sampai kini masih dalam proses lidik para,” ujar Mulyadi.

Kasat Reskrim Polres Tapsel, AKP Edison Siagian SH melalui Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Aipda Kasianna Saragih mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan tahap pemeriksaan terhadap korban dan saksi-saksi, namun hingga saat ini pihaknya belum dapat menangkap para pelakunya yang diketahui sudah tidak berada di tempat tinggalnya setelah kejadian tersebut.

“Sampai saat ini kita masih terus melakukan penyelidikan dan terus mencari keberadaan para pelaku, sebab hingga kini para pelaku sudah kabur dan melarikan diri, dan belum diketahui dimana keberadaannya,” pungkasnya. (mag-01/yza/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/