BATANGKUIS, SUMUTPOS.CO – Fadilah alias Fadli (42) terduga bandar sabu asal Dusun III, Desa Sugiharjo, Kec. Batang Kuis meringis kesakitan setelah kaki kanannya ditembus timah panas polisi. Fadli terpaksa ditembak karena berusaha kabur dan melawan saat akan diringkus tim buser Polsek Batang Kuis di Dusun II Desa Sugiharjo, Selasa (21/10) sekira pukul 22.00 WIB.
Penangkapan ayah dua 2 anak yang sudah lama jadi target itu merupakan hasil penyelidikan polisi dan info masyarakat yang resah. Tapi polisi sempat kesulitan karena pria yang bekerja sebagai petani itu sangat lihai dan hati-hati menjalankan aksinya. Tapi malam itu, Fadli kena batunya setelah niatnya bertransaksi di depan salah satu bengkel sepeda motor terendus polisi.
Petugas yang tak mau buruannya lepas pun sempat mengendap di sekitar lokasi. Namun saat akan meringkus, Fadli yang sigap langsung membuang dompet kecil warna pink motif bunga. Tapi seorang petugas yang melihat memaksa Fadli mengambil dompet berisi sabu tersebut. Bahkan, saat akan diborgol, Fadli malah melawan dan menendang petugas hingga terjatuh.
Detik berikutnya, pelaku kabur ke arah belakang rumah warga yang tak jauh dari lokasi. Petugas lainnya yang melihat langsung mengejar. Fadli dan petugas pun sempat adu jotos dengan petugas.
Fadli yang memiliki badan besar dan tinggi itu berhasil menjatuhkan petugas yang mencoba menangkapnya. Melihat dua rekannya terkapar, petugas lainnya pun berusaha mengejar Fadli dan berhasil menarik bajunya. Namun Fadli terus melawan dan mendorong polisi.
Tak mau terluka, polisi akhirnya melepaskan tembakan peringatan ke udara sembari menyuruh Fadli menyerah. Tapi tembakan peringatan itu dihiraukan pelaku yang terus berlari. Bahkan saat petugas melepaskan 3 kali tembakan peringatan ke udara Fadli pun terus berlari.
Polisi pun menembak betis kanan pelaku hingga tersungkur ke tanah. Berhasil melumpuhkan Fadli, petugas pun membawa pelaku ke Klinik Sahabat untuk menjalani perawatan. Setelah mendapatkan perawatan, pelaku digelandang ke Mapolsek Batang Kuis bersama barang bukti dompet berisi 6 paket besar sabu dan 1 buah paket kecil sabu seharga Rp 50 ribu yang dibungkus plastik klip transparan dengan berat total 7 gram serta uang Rp560 ribu hasil penjualan sabu. Fadli mengaku sudah empat bulan menggeluti bisnis haram itu.
Dirinya ngaku membeli sabu dari R (42), nelayan asal Belawan yang sudah dikenalnya sejak beberapa tahun lalu. Fadli pun sudah 6 kali membeli sabu dari R dan setiap transaksi, R yang selalu mengantarkan barang bukti padanya seharga Rp1 juta. Dalam setiap transaksi, Fadli membeli sabu dari R paling sedikit 3 gram.
Transaksi terakhir terjadi pada Minggu (19/10) siang lalu tak jauh dari rumah Fadli. Saat itu Fadli membeli sabu 8 gram yang langsung diantar R. Keuntungan dari penjualan sabu digunakan Fadli untuk menambah modal berladang. Sedang sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. “selain jual sabu aku juga makek. Hasil penjualan sabu aku gunakan untuk menambah modal berladang serta untuk memenuhi kebutuhanku,” ungkapnya.
Kepala Desa Sugiharjo, Burhanuddin yang ditemui di Mapolsek Batang Kuis mengatakan Fadli aslinya warga Percut Sei Tuan. Dia baru 3 tahun tinggal di desa yang dipimpinnya itu. Lanjut Burhanuddin, selama ini warga sudah lama resah dengan ulah pelaku. Bahkan warga pun ketakutan kalau keluarga dan anak-anak mereka terjerumus dan membeli sabu dari Fadli. Namun sejak warganya mengetahui kalau Fadli sudah ditangkap , warga sudah merasa tenang dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran Polsek Batang Kuis.
“Sejak Fadi ditangkap tadi malam, sudah banyak warga yang menghubungi saya untuk mengucapkan terima kasih kepada petugas Polsek Batang Kuis yang berhasil meringkusnya. Masyarakat pun berharap agar petugas semakin meningkatkan kinerjanya dan meringkus bandar sabu lainnya yang sudah meresahkan masyarakat dan menghancurkan masa depan para generasi muda,” ungkapnya.
Kapolsek Batang Kuis AKP S Simare-mare didampingi Kanit Reskrim Ipda O P Sihombing mengungkapkan bahwa Fadli merupakan target operasi. “Fadli sudah menjadi target operasi. Petugas pun terpaksa menembak kaki kanan tersangka disebabkan melawan dan berusaha kabur dari kejaran petugas meskipun sudah diperingatkan. Saat ini tersangka masih menjalani pemeriksaan secara intensif untuk mengungkap jaringannya,” ungkapnya. (cr-1/deo)