MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berbagai spekulasi mulai berkembang terkait pembunuhan yang bisa disebut tersadis di Medan tahun 2015 ini. Dugaan pelaku orang dekat, hingga melibatkan pembunuh bayaran pun mencuat ke permukaan.
Arifin (40), salah seorang warga yang berprofesi sebagai pengacara itu meyakini Muchtar, istri dan cucunya dihabisi oleh pembunuh bayaran.
“Kalau orang dalam yang melakukan, tentu dia tidak akan sesadis itu. Apalagi dia ikut membunuh anak berusia 7 tahun. Kemungkinan pelakunya pembunuh bayaran dan lebih dari satu orang,” duganya.
Dikatakannya, selain dibantu oleh pembunuh bayaran, kuat dugaan keluarga korban yang sakit hati juga terlibat. Karena bila keluarga korban tidak ikut, tentunya pelaku tidak dapat masuk ke dalam rumah.
Apalagi peristiwa itu terjadi siang hari dan masih banyak warga yang hilir mudik. “Nah, setelah masuk, barulah pembunuh bayaran tersebut melakukan aksinya. Selain itu, kecurigaan kita juga muncul karena barang berharga korban tak hilang. Banyak kejanggalan, dan biarlah polisi yang bekerja,” tandas Arifin.
Lima meter dari lokasi, salah seorang keluarga korban bernama Mila (38) meyakini pelaku adalah orang dekat korban. “Mungkin pelaku sudah lama mempelajari suasana rumah ini, makanya dia tinggal lari. Pelaku membacok di bagian leher korban,” beber wanita berhijab hitam itu.
Di lokasi yang sama, sepupu korban, Anwar Ibrahim mengatakan semasa hidupnya Muchtar dan istrinya dikenal sebagai sosok orang baik. Selain itu, Muchtar juga aktif di organisasi seperti Kadin, Aceh Sepakat, HIPMI dan Medan Club.
“Kami juga tidak menyangka korban dihabisi dengan sadis. Setelah mengetahui kejadian ini, saya dan keluarga langsung kemari. Untuk saat ini, kami belum berani mengatakan apapun, takutnya salah. Kami turut berduka cita. “Polisi masih menyelidikinya,” ujarnya.
Pantauan di lokasi, rumah korban langsung digaris polisi untuk menghindari masuknya warga. Rumah korban bertembok kuning tersebut dikelilingi pepohonan itu dijaga oleh polwan dari Sabhara. Sementara itu, terdapat kos-kosan di belakang rumah.
Menurut warga sekitar korban pendiam dan lebih senang di dalam rumah. “Kalau pembantunya yang melakukan, kenapa tidak diambilnya hartanya?”cetus seorang warga saat mengobrol di depan rumah korban.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Forensik Dokpol Rosmianna mengatakan, selain luka gorok yang diduga menjadi penyebab kematian, ditemukan sejumlah luka tikaman senjata tajam pada tubuh ketiga korban. “Otopsi sudah selesai dan kita tingga menunggu keluarga korban. Pada tubuh ketiganya banyak terdapat luka tikaman senjata tajam. Kita masih menunggu penyidik dan keluarga untuk melengkapi surat,” tandasnya. (gib/deo)