MEDAN, SUMUTPOS.CO-Kasus penembakan yang dialami oleh seorang atlet binaraga Sumut, Lilik Ruspianto (39), yang ditembak dua pria pengendara sepeda motor matik saat hendak pulang ke rumahnya Kamis (22/1) tengah malam lalu, secara perlahan mulai terkuak. Dua pelaku penembakan yang masih misterius itu disebut-sebut oknum anggota TNI.
Dari kondisi mobil korban, terlihat pada bagian bawah sisi kanan plat kendaraannya bolong. Lalu tembus ke dinding bagasi hingga kursi belakang dan sopir, kemudian bersarang di pinggul kanan korban.
Melihat kondisi lubang bekas tembakan di mobil, menggambarkan pelaku bukan orang sembarangan. Sepertinya orang terlatih dalam membidik timah panas.
“Dari keterangan polisi, selongsongnya ada dua dan sudah dapat. Diduga punya oknum tentara. Tapi, belum bisa dipastikan karena masih dalam penyelidikan,” tutur Lilik saat berbincang dengan Kabidpres PABBSI Medan, Bobby Octavianus Zulkarnain, ketika dijenguk di ruang 3100 lantai 3 RSU Materna Medan, Sabtu (24/1) siang.
Korban menyebut, Ia tak memiliki musuh. “Nggak ada musuh saya, tapi kenapa bisa seperti ini ya? Menyenggol-nyenggol orang pun, nggak pernah,” aku Lilik.
Lilik menceritakan, setelah tertembak, Ia langsung tancap gas dan masuk ke dalam gang rumahnya. “Pelakunya sempat melepaskan tembakan dua kali. Setelah itu, saya langsung masuk ke gang arah rumah. Kemudian saya berhenti dan melihat pinggul berdarah. Lalu saya minta pertolongan Rudi. Saya ditolongnya dan dibawa ke rumah sakit naik sepeda motor,” ungkap bapak dua anak ini.
Ia berpendapat, pelaku hendak menghabisi nyawanya namun tak berhasil lantaran Ia keburu melaju kencang. Saat bercerita panjang lebar, tiba-tiba saja istri korban masuk ke dalam ruangan dan menghampiri kru Sumut Pos. Istri korban kemudian tak memperkenankan kru Sumut Pos berada di dalam dan melarang untuk mewawancarai suaminya. Sebab, menurut istri korban, suaminya masih dalam kondisi lemas.
Istri korban menyebut, sebutir peluru milik pelaku masih menempel di bokong kanan suaminya. “Belum dioperasi karena masih tunggu hasil scanning. Setelah itu, mungkin baru dioperasi,” katanya.
Namun, saat disinggung lebih mendalam, istri korban langsung berlalu.
Berbeda dengan pengakuan korban, Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram yang dikonfirmasi mengaku pihaknya telah mengidentifikasi kedua pelaku. Namun, Bram masih merahasiakan siapa dan keberadaan pelaku. Ia membantah jika pelakunya adalah oknum aparat. “Pelakunya warga sipil dan sudah terdeteksi,” katanya melalui sambungan telepon.
Untuk motifnya, lanjut Bram, pelaku merasa tak senang dengan korban. “Sementara ini motifnya karena nggak suka saja, dan mungkin balas dendam,” jelas mantan penyidik KPK ini.
Disinggung lagi soal pelakunya oknum TNI, Bram belum berani memastikan. “Belum tahu,” katanya.
Ia menyebut, dari hasil selongsong temuan pihaknya, peluru itu kaliber 9 mm. Untuk senjata apinya jenis FN. “Kami hanya mengamankan satu selongsong saja bukan dua,” ungkapnya.
Ditanya soal saksi yang diperiksa, Bram mengaku masih merahasiakan. “Ada beberapa saksi yang diperiksa, tapi masih dirahasiakan,” jawabnya. (ris/saz)