26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tembak Saja Kaki Pak, Aku Cuma Mau Lihat Istriku

Herianto mengaku baru dua hari di Medan. Itupun untuk cari pinjaman buat biaya persalinan istri yang tengah hamil 8 bulan. “Dari bukit tinggi sana aku kemari buat cari pinjaman buat istriku dan biaya usaha kami. Tembak aja aku Pak, gak apa-apa, bunuh aja aku,” ujar Herianto sembari meronta.

Terlihat, kaki Herianto luka karena lompat dari ketinggian 3 meter lebih. Meski begitu, dia masih bisa lari kencang. Warga yang menyaksikan Herianto digotong polisi, mengaku iba. “Kasihan kali ya abang itu, nekat kabur dari dalam sel demi istrinya,” ujar Putri salah seorang warga yang melihat.

Herianto sendiri adalah pengusaha konveksi pembuat sepatu dan baju serta sandal di kota asalnya. Dia ke Medan untuk menemui saudaranya di Jalan Bromo. Untuk pinjam uang guna tambahan modal dan biaya persalinan istrinya. “Rabu aku mau pulang Pak. Mau kasih uang ke istriku, mau kasih uang biaya persalinan,” ujar Heri.

Tak lama pasca ditangkap kembali, polisi melakukan penyidikan lebih lanjut dengan memukuli Herianto di ruang piket reskrim. Wartawan dilarang masuk. Suara jeritan Herianto membuat suasana yang tadinya sepi menjadi mencekam.

Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Oscar mengatakan pria berkumis tersebut merupakan tersangka kepemilikan sabu. “Dia coba kabur saat akan dimasukan ke sel setelah siap diperiksa dan dites urine. Dia mendorong petugas dan kemudian lari dan lompat dari tangga namun sudah ditangkap,” ujar Oscar kecut.

“Saat itu, petugas kita selesai memeriksa pelaku dan melakukan tes urine dan setelah selesai pelaku digiring ke dalam sel dan saat akan dimasukan pelaku nekat mendorong petugas hingga tersungkur dan kemudian lari,” sambungnya.

Sambungnya, saat kejadian kondisi memang sepi. Juper, berpangkat Bripka bermarga Aritonang, hanya ditemani seorang tukang suruh. Mereka yang menggiring ke sel. Beruntung sat itu juga banyak polisi yang sedang minum kopi di warung. Walau rata-rata berperut buncit, namun mereka tetap mengejar. “Itu saya serahkan ke propam saja,” katanya singkat.(mri/trg)

Herianto mengaku baru dua hari di Medan. Itupun untuk cari pinjaman buat biaya persalinan istri yang tengah hamil 8 bulan. “Dari bukit tinggi sana aku kemari buat cari pinjaman buat istriku dan biaya usaha kami. Tembak aja aku Pak, gak apa-apa, bunuh aja aku,” ujar Herianto sembari meronta.

Terlihat, kaki Herianto luka karena lompat dari ketinggian 3 meter lebih. Meski begitu, dia masih bisa lari kencang. Warga yang menyaksikan Herianto digotong polisi, mengaku iba. “Kasihan kali ya abang itu, nekat kabur dari dalam sel demi istrinya,” ujar Putri salah seorang warga yang melihat.

Herianto sendiri adalah pengusaha konveksi pembuat sepatu dan baju serta sandal di kota asalnya. Dia ke Medan untuk menemui saudaranya di Jalan Bromo. Untuk pinjam uang guna tambahan modal dan biaya persalinan istrinya. “Rabu aku mau pulang Pak. Mau kasih uang ke istriku, mau kasih uang biaya persalinan,” ujar Heri.

Tak lama pasca ditangkap kembali, polisi melakukan penyidikan lebih lanjut dengan memukuli Herianto di ruang piket reskrim. Wartawan dilarang masuk. Suara jeritan Herianto membuat suasana yang tadinya sepi menjadi mencekam.

Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Iptu Oscar mengatakan pria berkumis tersebut merupakan tersangka kepemilikan sabu. “Dia coba kabur saat akan dimasukan ke sel setelah siap diperiksa dan dites urine. Dia mendorong petugas dan kemudian lari dan lompat dari tangga namun sudah ditangkap,” ujar Oscar kecut.

“Saat itu, petugas kita selesai memeriksa pelaku dan melakukan tes urine dan setelah selesai pelaku digiring ke dalam sel dan saat akan dimasukan pelaku nekat mendorong petugas hingga tersungkur dan kemudian lari,” sambungnya.

Sambungnya, saat kejadian kondisi memang sepi. Juper, berpangkat Bripka bermarga Aritonang, hanya ditemani seorang tukang suruh. Mereka yang menggiring ke sel. Beruntung sat itu juga banyak polisi yang sedang minum kopi di warung. Walau rata-rata berperut buncit, namun mereka tetap mengejar. “Itu saya serahkan ke propam saja,” katanya singkat.(mri/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/