MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi penembakan terhadap binragawan Sumut, Lilik Ruspianto (39) pada Kamis (22/1) malam lalu ternyata bermotif tak sor alias tidak suka. Itu diungkap Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, Minggu (25/1) sore.
Ditambahkannya, munculnya rasa tidak suka itu sendiri karena pelaku masih tergolong orang dekat. Namun saat ditanya apa tindakan korban yang membuat pelaku kesal, Bram enggan membebernya.
“Dugaan sementara, motifnya tidak suka,” ungkapnya. “Identitas pelaku sudah kita kantongi,” bebernya.
Disinggung apakah pelaku mantan/oknum TNI, Wahyu dengan tegas menyangkalnya. “Pelakunya bukan oknum tapi sipil yang punya keahlian dalam menembak,” tandasnya.
Ditanya perihal jenis proyektilnya, Wahyu mengatakan pihaknya belum mengetahui jenisnya. “Korban masih dirawat. Tadi pagi operasi pengangkatan proyektil telah berhasil dilakukan. Tapi kita belum tahu jenisnya,” tutupnya.
Terpisah, proyektil kuningan yang bersarang di pinggul kanan binaragawan Sumut, Lilik Ruspianto (39) akhirnya berhasil diangkat, Minggu (25/1) sekira pukul 10.00 WIB.
Operasi pengangkatan proyektil itu sendiri berlangsung selama 2 jam di RS Materna. Kini, korban penembakan 2 pria misterius di Jl. Gaperta/Jl. Yayasan Gg Buntu, Kel. Tanjung Gusta, Medan Helvetia, itu masih terbaring lemah di lantai 3, ruang 3100.
“Kata dokternya, proyektil hancur saat mengenai pinggul si Lilik. Proyektilnya masih sama dokter, mungkin belum diambil pihak kepolisian,” ungkap seorang kerabat korban di rumah sakit.
Lanjut pria ini, pihak keluarga menduga Lilik merupakan korban salah sasaran. Sebab jika pelaku memang mau menghabisi, ayah dua anak tersebut harusnya ditembak lagi ketika turun dari mobil.
“Kalau menurut kami, pelaku salah sasaran. Mungkin target mereka juga mengendarai Toyota Vios. Tapi namanya komplek, pengendara Toyota Vios di sana bukan hanya Lilik. Bukan hanya itu, seharusnya pelaku kembali menembak saat korban turun dari mobil bukannya malah kabur,” imbuhnya.
Dugaan pihak keluarga sedikit berseberangan dengan pihak kepolisian. Seperti diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram Sik menyebutkan bahwa muncul dugaan penembakan tersebut sebagai peringatan pelaku terhadap korban.
Lilik sendiri, meski masih lemah mengaku sempat mendengar 2 kali suara tembakan. Karena berpikir ban mobilnya pecah, dia berhenti dan turun dari mobil. Sebelum turun dari mobil, dirinya sempat melihat pelaku dari spion.
“Mereka sempat berhenti beberapa meter di belakang mobilku. Tapi saat aku keluar, mereka langsung kabur,” ujar Lilik sembari menyebutkan kalau dirinya tidak mengenal kedua pelaku. (ind/mag-2/ras)