25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Sudah Bertengkar Sejak Tunangan

Foto: Rizky/PM Indra Gunawan tewas bunuh diri setelah menikami istrinya dengan sangkur, di rumah kontrakan mereka di Jalan Buntu Gang Dollah Mansyur, Dusun VIII Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Kamis (24/3/2016) malam.
Foto: Rizky/PM
Indra Gunawan tewas bunuh diri setelah menikami istrinya dengan sangkur, di rumah kontrakan mereka di Jalan Buntu Gang Dollah Mansyur, Dusun VIII Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Kamis (24/3/2016) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pertengkaran pasangan suami isteri, almarhum Indra Gunawan (33) dan Yusiana (32), ternyata sudah terjadi sejak keduanya bertunangan. Alasannya, almarhum Indra selalu cemburu buta pada Yusiana.

Hal itu disampaikan Mijan, seorang kerabat pasutri yang telah dikarunia seorang anak perempuan itu, saat ditemui di sekitar rumah kontrakan yang ditempati pasutri itu, di Jalan Buntu Gang Dollah Mansyur Dusun VIII Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Minggu (26/3).

“Bahkan, saat pesta pernikahan mereka baru selesai, mereka sudah bertengkar di rumah. Alasannya karena cemburu buta suaminya,” ungkap Mijan.

Atas keadaan itu, disebut pria berusia 42 tahun itu, Yusiana yang sudah tidak tahan sempat mengunggat cerai 2 tahun setelah menikah. Saat itu, gugatan cerai itu sudah didaftarkan oleh Yusiana ke Pengadilan Agama Kelas II-B Lubuk Pakam. Bahkan, kerabat dan tetangga disebutnya sudah sempat mengetahui hal tersebut. Namun, tiba-tiba saja Yusiana mengurungkan niatnya setelah dibujuk rujuk oleh almarhum Indra Gunawan.

“Beberapa hari sebelum kejadian ini, korban mengadu pada istri saya yang merupakan kakak kandungnya, bahwa korban sudah tidak tahan dengan sikap almarhum suaminya. Katanya korban berencana minta pisah,” lanjut Mijan.

Sebelum mengakhiri, Mijan menyebut jika korban yang masih dirawat intensif di Rumah Sakit Haji Medan itu sempat siuman pada Jumat (26/3) pagi.Pihaknya sempat menanya korban soal kronologis kejadian. Dikatakan Mijan jika saat itu almarhum Indra Gunawan tiba-tiba menutup lalu mengunci pintu rumah.  Selanjutnya, disebut korban yang sedang bersiap untuk masak, ditarik lalu dicekik oleh suaminya. Saat itulah, korban ditikami oleh almarhum Indra, dengan sangkur.

“Cukup banyak tikamannya. Sampai 2 kali operasi, pada bagian paru-paru dan bagian ginjal. Pada leher korban tampak jelas juga bekas cekikan, ” tandas Mijan.

 

SELALU TERLIHAT HARMONIS

Berbeda dengan pernyataan Mijan. Bagi warga sekitar tempat tinggal almarhum Indra Gunawan dan Yusiana. Pasutri yang telah dikaruniai seorang anak perempuan itu selalu terlihat harmonis. Setiap pergi bekerja, mereka selalu bersama. Begitu juga saat pulang, mereka tampak akur di atas sepeda motor Yamaha Vixion yang mereka kendarai. Kondisi itu, terlihat sejak almarhum Indra Gunawan dan Yusiana, menempati rumah kontrakan mereka, hampir 1 tahun lalu.

“Setiap pagi sekitar jam 6, mereka pergi bekerja bersama. Katanya ngantar istri ke Cemara, lalu suaminya pergi ke Pasar 11 Tembung, bekerja sebagai pengawas parkir,” ungkap Sulaiman, salah seorang warga sekitar tempat tinggal pasutri itu .

Selain itu, dari kediaman almarhum Indra Gunawan dan Yusiana tidak pernah terdengar ada suara keributan. Oleh karena itu dikatakan pria berusia 50 tahun itu kalau warga sangat yakin jika keluarga almarhum merupakan keluarga harmonis. Terlebih disebut Sulaiman jika almarhum Indra Gunawan sangat pendiam sehingga jarang berbaur dengan masyarakat. “Kalau istrinya, masih sering gabung dengan warga sini. Apalagi istrinya itu memang orang sini. Tapi sehari sebelum kejadian, katanya almarhum suaminya gabung-gabung dengan warga sini dan katanya suaminya bilang jika besok dia tidak ada lagi dan ternyata, tadi malam kejadian,” sambung Sulaiman.

Terkahir, dikatakan Sulaiman jika saat kejadian, mereka tidak menyangka pelaku adalah Indra Gunawan.Hal itu karena begitu didapati warga dengan kondisi mengenaskan, Yusiana malah meminta warga untuk menyelamatkan suaminya yang berada di dalam kamar tidur. Namun karena melihat pisau yang masih menancap pada perut Indra Gunawan, tidak ada warga yang berani menyentuh, hingga akhirnya polisi datang ke lokasi kejadian. “Istrinya yang masih sadar, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Haji Medan. Sementara jenazah suaminya, dibawa polisi ke Rumah Sakit Brimob. Namun katanya tadi jenazah si suaminya sudah diambil oleh keluarganya lalu dikubur,” tandas Sulaiman.

Diketahui sebelumnya, almarhum Indra Gunawan ditemukan tewas dalam kamar tidurnya, dengan pisau masih menancap di perutnya, Kamis (25/3) malam. Begitu juga dengan Yusiana, ditemukan dengan luka tikaman di sekujur tubuh. Disebut, hal itu akibat perbuatan almarhum Indra Gunawan yang cemburu pada Yusiana. Saat kejadian, anak perempuan pasutri itu yang masih berusia 4 tahun, sedang belajar mengaji di rumah tetangga. (ain/cr8/deo)

Foto: Rizky/PM Indra Gunawan tewas bunuh diri setelah menikami istrinya dengan sangkur, di rumah kontrakan mereka di Jalan Buntu Gang Dollah Mansyur, Dusun VIII Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Kamis (24/3/2016) malam.
Foto: Rizky/PM
Indra Gunawan tewas bunuh diri setelah menikami istrinya dengan sangkur, di rumah kontrakan mereka di Jalan Buntu Gang Dollah Mansyur, Dusun VIII Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Kamis (24/3/2016) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pertengkaran pasangan suami isteri, almarhum Indra Gunawan (33) dan Yusiana (32), ternyata sudah terjadi sejak keduanya bertunangan. Alasannya, almarhum Indra selalu cemburu buta pada Yusiana.

Hal itu disampaikan Mijan, seorang kerabat pasutri yang telah dikarunia seorang anak perempuan itu, saat ditemui di sekitar rumah kontrakan yang ditempati pasutri itu, di Jalan Buntu Gang Dollah Mansyur Dusun VIII Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Minggu (26/3).

“Bahkan, saat pesta pernikahan mereka baru selesai, mereka sudah bertengkar di rumah. Alasannya karena cemburu buta suaminya,” ungkap Mijan.

Atas keadaan itu, disebut pria berusia 42 tahun itu, Yusiana yang sudah tidak tahan sempat mengunggat cerai 2 tahun setelah menikah. Saat itu, gugatan cerai itu sudah didaftarkan oleh Yusiana ke Pengadilan Agama Kelas II-B Lubuk Pakam. Bahkan, kerabat dan tetangga disebutnya sudah sempat mengetahui hal tersebut. Namun, tiba-tiba saja Yusiana mengurungkan niatnya setelah dibujuk rujuk oleh almarhum Indra Gunawan.

“Beberapa hari sebelum kejadian ini, korban mengadu pada istri saya yang merupakan kakak kandungnya, bahwa korban sudah tidak tahan dengan sikap almarhum suaminya. Katanya korban berencana minta pisah,” lanjut Mijan.

Sebelum mengakhiri, Mijan menyebut jika korban yang masih dirawat intensif di Rumah Sakit Haji Medan itu sempat siuman pada Jumat (26/3) pagi.Pihaknya sempat menanya korban soal kronologis kejadian. Dikatakan Mijan jika saat itu almarhum Indra Gunawan tiba-tiba menutup lalu mengunci pintu rumah.  Selanjutnya, disebut korban yang sedang bersiap untuk masak, ditarik lalu dicekik oleh suaminya. Saat itulah, korban ditikami oleh almarhum Indra, dengan sangkur.

“Cukup banyak tikamannya. Sampai 2 kali operasi, pada bagian paru-paru dan bagian ginjal. Pada leher korban tampak jelas juga bekas cekikan, ” tandas Mijan.

 

SELALU TERLIHAT HARMONIS

Berbeda dengan pernyataan Mijan. Bagi warga sekitar tempat tinggal almarhum Indra Gunawan dan Yusiana. Pasutri yang telah dikaruniai seorang anak perempuan itu selalu terlihat harmonis. Setiap pergi bekerja, mereka selalu bersama. Begitu juga saat pulang, mereka tampak akur di atas sepeda motor Yamaha Vixion yang mereka kendarai. Kondisi itu, terlihat sejak almarhum Indra Gunawan dan Yusiana, menempati rumah kontrakan mereka, hampir 1 tahun lalu.

“Setiap pagi sekitar jam 6, mereka pergi bekerja bersama. Katanya ngantar istri ke Cemara, lalu suaminya pergi ke Pasar 11 Tembung, bekerja sebagai pengawas parkir,” ungkap Sulaiman, salah seorang warga sekitar tempat tinggal pasutri itu .

Selain itu, dari kediaman almarhum Indra Gunawan dan Yusiana tidak pernah terdengar ada suara keributan. Oleh karena itu dikatakan pria berusia 50 tahun itu kalau warga sangat yakin jika keluarga almarhum merupakan keluarga harmonis. Terlebih disebut Sulaiman jika almarhum Indra Gunawan sangat pendiam sehingga jarang berbaur dengan masyarakat. “Kalau istrinya, masih sering gabung dengan warga sini. Apalagi istrinya itu memang orang sini. Tapi sehari sebelum kejadian, katanya almarhum suaminya gabung-gabung dengan warga sini dan katanya suaminya bilang jika besok dia tidak ada lagi dan ternyata, tadi malam kejadian,” sambung Sulaiman.

Terkahir, dikatakan Sulaiman jika saat kejadian, mereka tidak menyangka pelaku adalah Indra Gunawan.Hal itu karena begitu didapati warga dengan kondisi mengenaskan, Yusiana malah meminta warga untuk menyelamatkan suaminya yang berada di dalam kamar tidur. Namun karena melihat pisau yang masih menancap pada perut Indra Gunawan, tidak ada warga yang berani menyentuh, hingga akhirnya polisi datang ke lokasi kejadian. “Istrinya yang masih sadar, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Haji Medan. Sementara jenazah suaminya, dibawa polisi ke Rumah Sakit Brimob. Namun katanya tadi jenazah si suaminya sudah diambil oleh keluarganya lalu dikubur,” tandas Sulaiman.

Diketahui sebelumnya, almarhum Indra Gunawan ditemukan tewas dalam kamar tidurnya, dengan pisau masih menancap di perutnya, Kamis (25/3) malam. Begitu juga dengan Yusiana, ditemukan dengan luka tikaman di sekujur tubuh. Disebut, hal itu akibat perbuatan almarhum Indra Gunawan yang cemburu pada Yusiana. Saat kejadian, anak perempuan pasutri itu yang masih berusia 4 tahun, sedang belajar mengaji di rumah tetangga. (ain/cr8/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/