SUMUTPOS.CO – Amarah Butet memuncak. Emosi wanita berusia 35 tahun itu tak terbendung lagi. Bentuk sakit hati kepada suaminya, sebut Tongat (37) ia lampiaskan dengan mengajukan gugatan cerai.
Kemarahan Butet diawali saat Tongat keluar masuk dan ganti perusahaan. Dia menghitung sampai 15 kali ganti pekerjaan. Kondisi itu menyebabkan dapurnya susah mengepul. Uang belanjaannya per bulan terkadang tak disanggupi suaminya.
Bersama pengacaranya, Butet terlihat sangat kesal dengan suaminya. Menurut dia, suaminya terlihat suka keluar masuk saja. Tongat pernah kerja di sebuah perusahaan otomotif terbesar di Indonesia.
Namun, beberapa lama kemudian resign dan melanjutkan ke leasing. Dua bulan pekerjaan itu ditinggal, kemudian beralih lagi sebagai pegawai administrasi.
“Pernah jadi guru honorer, pegawai honorer di pemkot. Tak hitung hitung lebih dari 15 pekerjaan,” kata Butet dengan muka ditekuk-tekuk seperti baju yang nggak diseterika saking lungsetnya.
Jika masa kerja berhenti, lanjut wanita yang tinggal di Kertajaya itu, maka kebutuhan bulanan yang menanggung adalah orang tuanya. Semua keperluan dapur, rumah tangga dan tetek bengeknya, dicukupi orang tua.
Ibu tiga anak itu berkata, usai bercerai, ia akan kembali ke rumah orang tuanya. Sehingga, anak anaknya bisa dirawat dengan baik oleh kedua orang tuanya.
Sementara itu, Tongat mengaku kalau dirinya sering dikucilkan sama teman- teman kantornya. Tongat mengaku malu dan kurang percaya diri, dengan kondisi seperti itu. “Saya sudah capek. Mau kerja apa juga bingung,” katanya sembari berharap istrinya membatalkan gugatan tersebut.(jpnn)
SUMUTPOS.CO – Amarah Butet memuncak. Emosi wanita berusia 35 tahun itu tak terbendung lagi. Bentuk sakit hati kepada suaminya, sebut Tongat (37) ia lampiaskan dengan mengajukan gugatan cerai.
Kemarahan Butet diawali saat Tongat keluar masuk dan ganti perusahaan. Dia menghitung sampai 15 kali ganti pekerjaan. Kondisi itu menyebabkan dapurnya susah mengepul. Uang belanjaannya per bulan terkadang tak disanggupi suaminya.
Bersama pengacaranya, Butet terlihat sangat kesal dengan suaminya. Menurut dia, suaminya terlihat suka keluar masuk saja. Tongat pernah kerja di sebuah perusahaan otomotif terbesar di Indonesia.
Namun, beberapa lama kemudian resign dan melanjutkan ke leasing. Dua bulan pekerjaan itu ditinggal, kemudian beralih lagi sebagai pegawai administrasi.
“Pernah jadi guru honorer, pegawai honorer di pemkot. Tak hitung hitung lebih dari 15 pekerjaan,” kata Butet dengan muka ditekuk-tekuk seperti baju yang nggak diseterika saking lungsetnya.
Jika masa kerja berhenti, lanjut wanita yang tinggal di Kertajaya itu, maka kebutuhan bulanan yang menanggung adalah orang tuanya. Semua keperluan dapur, rumah tangga dan tetek bengeknya, dicukupi orang tua.
Ibu tiga anak itu berkata, usai bercerai, ia akan kembali ke rumah orang tuanya. Sehingga, anak anaknya bisa dirawat dengan baik oleh kedua orang tuanya.
Sementara itu, Tongat mengaku kalau dirinya sering dikucilkan sama teman- teman kantornya. Tongat mengaku malu dan kurang percaya diri, dengan kondisi seperti itu. “Saya sudah capek. Mau kerja apa juga bingung,” katanya sembari berharap istrinya membatalkan gugatan tersebut.(jpnn)