30 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Ayah Korban: Dua Kali Ngurus Masuk TNI, Nggak Jebol

Pembacokan-Ilustrasi
Pembacokan-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Minggu (26/4) malam, Putra masih terbaring lemah di ruang Teratai Kamar I Rumkit Putri Hijau. Terlihat ayah dan keluarganya menunggui dengan wajah cemas di rumah sakit milik TNI itu. Kepada wartawan, ayah Putra mengaku tidak mengetahui motif penikaman anaknya. Namun ia yakin penikaman terjadi karena pelaku tak senang saat mereka meminta uangnya kembali.

“Kurang tau apa motifnya, tapi karena uang dan Kartu Keluarga yang mau diminta, tapi gak dikasihnya (pelaku). Karena kartu keluarga itu kan perlu soalnya kakaknya ini (korban) mau pake, tapi ditahan dia (Ismail),” ujar pria berkumis tebal ini.

Kemudian saat ditanyai sudah berapa kali korban mengetes TNI? Dirinya mengaku sudah dua kali mengurus agar korban masuk TNI melalui pelaku, namun tidak lulus. “Udah dua kali aku nguruskan masuk TNI lewat dia, yang pertama itulah bayar Rp50 juta tapi gak jebol. Dan yang kedua, ngurus lagi terus ngasih Rp 25 juta,” terang pria yang bekerja sebagai petani ini.

Namun untuk pengurusan yang kedua, dirinya mengatakan kalau uangnya tidak dikembalikan oleh pelaku. “Ngurus yang pertama itu Rp 50 juta karena gak lulus dibalekkan uangnya. Tapi ngurus yang kedua, sampe sekarang uangnya belum ada dikembalikan,” ungkap pria yang rambutnya sudah memutih ini dan mengenakan kemeja liris coklat itu. Lalu saat ditanyai sudah berapa lama korban tinggal di tempat pelaku? Dirinya mengaku sudah setahun lebih.

“Karena yang mengurus ini dia (Ismail), jadi tinggal di rumahnya lah udah setahun lebih lah,” terangnya. Dirinya pun kenal dengan pelaku melalui keluarganya, yang menurut informasi Ismail dapat mengurus orang-orang yang hendak masuk TNI.

“Kenalnya dari adek juga di dekat rumah, katanya dia bisa masukkan atau ngurus orang masuk TNI,” jelasnya.

Saat disinggung adanya motif kecemburuan atau perselingkuhan antara korban dengan istri pelaku yang menyebabkan pelaku nekat. Bapak 4 anak ini pun mengaku tidak mengetahuinya secara pasti.

“Kalau soal selingkuh atau cemburu, saya kurang tahu. Karena saya jauh, jadi gak tau kali kalau masalah itu,” terangnya.

Ditanya mengenai kondisi korban, dirinya mengatakan sudah membaik. “Kondisinya sudah membaik dan sudah sadar tetapi belum bisa diajak untuk bicara, masih ngerang kesakitan,” terangnya. Kemudian dirinya mengatakan kalau lukanya sebanyak 5 tempat, mulai dari bagian kepala sebelah kanan dan bagian dada.

“Lukanya di bagian kepala, kupingnya hampir putus. Dadanya itu luka sayatnya panjang, di celurit katanya,” jelasnya.

Namun beberapa saat berbicara, tiba-tiba sikap ayah dan keluarga korban berubah drastis. Seolah-olah ada yang memberitahukan untuk tidak berbicara. Begitu juga dengan perawat lain yang terlihat ketat menjaga korban yang berstatus anak bungsu dari 4 bersaudara itu. (bay/deo)

Pembacokan-Ilustrasi
Pembacokan-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga Minggu (26/4) malam, Putra masih terbaring lemah di ruang Teratai Kamar I Rumkit Putri Hijau. Terlihat ayah dan keluarganya menunggui dengan wajah cemas di rumah sakit milik TNI itu. Kepada wartawan, ayah Putra mengaku tidak mengetahui motif penikaman anaknya. Namun ia yakin penikaman terjadi karena pelaku tak senang saat mereka meminta uangnya kembali.

“Kurang tau apa motifnya, tapi karena uang dan Kartu Keluarga yang mau diminta, tapi gak dikasihnya (pelaku). Karena kartu keluarga itu kan perlu soalnya kakaknya ini (korban) mau pake, tapi ditahan dia (Ismail),” ujar pria berkumis tebal ini.

Kemudian saat ditanyai sudah berapa kali korban mengetes TNI? Dirinya mengaku sudah dua kali mengurus agar korban masuk TNI melalui pelaku, namun tidak lulus. “Udah dua kali aku nguruskan masuk TNI lewat dia, yang pertama itulah bayar Rp50 juta tapi gak jebol. Dan yang kedua, ngurus lagi terus ngasih Rp 25 juta,” terang pria yang bekerja sebagai petani ini.

Namun untuk pengurusan yang kedua, dirinya mengatakan kalau uangnya tidak dikembalikan oleh pelaku. “Ngurus yang pertama itu Rp 50 juta karena gak lulus dibalekkan uangnya. Tapi ngurus yang kedua, sampe sekarang uangnya belum ada dikembalikan,” ungkap pria yang rambutnya sudah memutih ini dan mengenakan kemeja liris coklat itu. Lalu saat ditanyai sudah berapa lama korban tinggal di tempat pelaku? Dirinya mengaku sudah setahun lebih.

“Karena yang mengurus ini dia (Ismail), jadi tinggal di rumahnya lah udah setahun lebih lah,” terangnya. Dirinya pun kenal dengan pelaku melalui keluarganya, yang menurut informasi Ismail dapat mengurus orang-orang yang hendak masuk TNI.

“Kenalnya dari adek juga di dekat rumah, katanya dia bisa masukkan atau ngurus orang masuk TNI,” jelasnya.

Saat disinggung adanya motif kecemburuan atau perselingkuhan antara korban dengan istri pelaku yang menyebabkan pelaku nekat. Bapak 4 anak ini pun mengaku tidak mengetahuinya secara pasti.

“Kalau soal selingkuh atau cemburu, saya kurang tahu. Karena saya jauh, jadi gak tau kali kalau masalah itu,” terangnya.

Ditanya mengenai kondisi korban, dirinya mengatakan sudah membaik. “Kondisinya sudah membaik dan sudah sadar tetapi belum bisa diajak untuk bicara, masih ngerang kesakitan,” terangnya. Kemudian dirinya mengatakan kalau lukanya sebanyak 5 tempat, mulai dari bagian kepala sebelah kanan dan bagian dada.

“Lukanya di bagian kepala, kupingnya hampir putus. Dadanya itu luka sayatnya panjang, di celurit katanya,” jelasnya.

Namun beberapa saat berbicara, tiba-tiba sikap ayah dan keluarga korban berubah drastis. Seolah-olah ada yang memberitahukan untuk tidak berbicara. Begitu juga dengan perawat lain yang terlihat ketat menjaga korban yang berstatus anak bungsu dari 4 bersaudara itu. (bay/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/