25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Rumah Dibobol, Perwira Polisi Melapor ke Dukun

Foto: Indra/PM Rumah AKBP Achmad Soemba yang dibobol kawanan maling.
Foto: Indra/PM
Rumah AKBP Achmad Soemba yang dibobol kawanan maling.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hanya karena terawangan seorang dukun, Wan Putra Sahbani Barus alias Ebol (28), dituduh sebagai maling dan ditodong pistol oleh Kasubbid Penmas Poldasu, AKBP Achmad Soemba. Mirisnya, dengan alasan tak ada saksi, laporan warga Jl. Pertahanan Dusun VI, Desa Patumbak Kampung, Kec. Patumbak ditolak Polsek Patumbak.

Info dihimpun, kasus ini bermula saat rumah mewah milik AKBP Achmad di Jl. Pertahanan Dusun VI, Desa Patumbak Kampung, Kec. Patumbak, Kab. Deliserdang disatroni kawanan maling, Minggu (25/5) pagi sekira pukul 09.00 WIB. Ironisnya, untuk mencari pelaku, AKBP Achmad bukannya langsung membuat pengaduan. Tapi sebaliknya, ia justru memanggil adik iparnya yang bekerja sebagai dukun. Setelah menerawang, si dukun wanita itu lantas menyebut tiga nama orang yang kebetulan kenal dengan AKBP Achmad.

Ebol dan abang kandungnya Wan Sopian Barus serta satu lagi berinisial S dan Wan Sopian Barus adalah nama ketiga pria yang disebut si dukun sebagai pelaku. Karena kebetulan kenal, hari itu juga AKBP Achmad langsung memanggil ketiganya. Ketika itulah, Ebol yang terus membantah ngaku dipukuli dan diancam tembak oleh AKBP Achmad. “Minggu siang itu saya yang lagi duduk di warung kopi dekat rumah ditelepon oleh Pak Soemba (panggilan AKBP Achmad-red). Tanpa menyebut alasan, saya disuruh Pak Soemba segera datang ke rumahnya. Karena tak tau apa-apa, saya pun datang ke sana,” ucap Ebol.

Singkat cerita, setiba di lokasi, Ebol langsung diinterogasi dan dituduh AKBP Achmad sebagai pelaku yang membobol rumahnya. “Saat saya tiba, Pak Soemba langsung memukul saya dan menodongkan pistol ke saya. Saya dipaksanya mengaku telah membongkar rumahnya. Padahal saya tak tau apa-apa. Saya juga melihat adik iparnya (si dukun-red) sudah kerasukan,” kenang Ebol. Sial bagi Ebol, atas terawangan si dukun, AKBP Achmad terus memaksanya mengaku. “Gara-gara pengakuan dukun itu, aku terus dipaksanya mengaku. Padahal aku tak tau apa-apa. Punggungku sampai memar dipukulinya,” lirih Ebol.

Karena terus membantah, AKBP Achmad yang kehilangan akal akhirnya membiarkan Ebol pergi. Detik berikutnya, AKBP Achmad baru buat pengaduan ke Polsek Patumbak. Terpisah, Ebol yang tak terima dianiaya dan difitnah ikut membuat laporan ke Poldasu, Selasa (25/5) siang. Tapi pihak Poldasu mengarahkan Ebol membuat laporan ke Polsek Patumbak. “Awalnya kami ngadu ke Poldasu. Namun, pihak Polda mengarahkan kami ke Polsek Patumbak. Tapi laporan saya malah ditolak polisi dengan alasan tidak cukup saksi,” ungkap Ebol. Selain itu, abang kandung dari Ebol, Wan Sopian Barus juga mengaku mendapat ancaman dari AKBP Achmad. Dikatakan pria yang bekerja sebagai security itu, setelah kejadin itu ia didatangi AKBP Achmad ke tempatnya bekerja di salah satu pabrik di kawasan Patumbak.

“Saat itu, dia mengamcam akan segera menangkap saya karena telah melakukan pencurian di rumahnya. Padahal saya tidak mengetahui kejadiannya,” ucapnya sembari mengajak adiknya pulang karena kesal laporannya tak diterima. Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan, AKBP Achmad membantah ada melakukan pemukulan dan pengancaman. Dirinya mengaku kalau dia hanya menyuruh Ebol datang. “Dia itu memang pencuri. Saya bekas Kapolsek Patumbak dan saya tau siapa pencuri di daerah ini. Oleh karena itu, sah-sah saja kalau saya curiga dia sebagai pencurinya. Namun, saya tidak ada memukulnya. Saya hanya memanggilnya datang ke rumah saya karena kata orang pintar, dia yang membobol rumah saya,”ungkapnya.

Bahkan, AKBP Soemba terkesan menantang pernyataan Ebol. Disebutnya kalau Ebol harus dapat membuktikan tuduhannya dengan menyertakan hasil visum atas luka yang dideritanya. “Kalau saya menodongnya pistol, seharusnya dia mengetahui jenis senjata milik saya. Kalau hal itu tidak dipenuhinya, maka dia telah memfitnah saya,” pungkasnya. Sementara itu, Kapolsek Patumbak, Kompol Andiko Wicaksono yang dikonfirmasi via telpon, enggan memberi komentar.

Sekedar mengingatkan, rumah AKBP Achmad disatroni kawanan maling, Minggu (25/5) pagi sekira pukul 09.00 WIB. Atas kejadian ini, korban kehilangan uang tunai Rp15 juta dan sejumlah perhiasan yang nilainya mencapai Rp400 juta. Saat ditemui kru koran ini, Senin (26/5) siang, AKBP Achmad mengatakan pencurian tersebut terjadi saat rumahnya ditinggal kosong. Pagi itu ia dan keluarganya pergi ke Tj. Morawa untuk menghadiri pesta. “Ada keluarga pesta di Tj.Morawa. Makanya kami sekeluarga ke sana,” ucapnya. Sepulang pesta sekira pukul 13.00 WIB, AKBP Achmad dan keluarganya terkejut melihat pintu pagar rumah mereka sudah jebol.

“Saat itu pintu belakang juga sudah jebol. Begitu juga pintu kamar saya,” ucapnya. Lebih lanjut, perwira menengah Poldasu tersebut menuturkan, dari 4 kamar yang ada di dalam rumah berukuran 30×20 meter tersebut, hanya pintu kamar pribadinya saja yang dijebol pelaku. “Cuma kamar saya saja yang dijebol maling itu. Makanya, saya mencurigai beberapa orang yang sering datang bertamu ke sini. Kalau ditotal, saya mengalami kerugian mencapai Rp400 juta lebih,” ujarnya. Pascakejadian, AKBP Achmad langsung memanggil seorang dukun yang berstatus sebagai adik iparnya.

“Dari orang pintar itu saya dapat info kalau pelaku ada 3 orang. Dan mereka semua orang kepercayaan saya,” ucapnya. Setelah mendapat info tersebut, AKBP Achmad langsung memanggil ketiga pria yang dicurigainya sebagai pelaku itu datang ke rumahnya. “Setelah mereka datang, saya pun mengatakan kalau saya dapat info kalau mereka yang menjebol rumah saya. Tapi mereka membantah, dan malah mengatakan kepada saya kalau saya harus membuktikannya,” kenangnya.

“Sewaktu kemasukan, dukun itu langsung menunjuk E (Ebol-red) sebagai pelakunya. Saat itu, dukun itu bilang ke E, ngapain dia dan kedua pelaku lain di dalam rumah saya semalam,” ucap AKBP Achmad. Tapi Ebol tetap membantah. Ia berdalih tengah memancing saat kejadian. “Dibilangnya dia mancing. Padahal dukun itu bilang dia yang memantau dari belakang rumah ini,” ucapnya sembari mengaku dirinya sudah 8 tahun tinggal di lokasi. Karena ketiganya tak mengaku, AKBP Achmad lantas membuat pengaduan ke Polsek Patumbak. (ind/deo)

Foto: Indra/PM Rumah AKBP Achmad Soemba yang dibobol kawanan maling.
Foto: Indra/PM
Rumah AKBP Achmad Soemba yang dibobol kawanan maling.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hanya karena terawangan seorang dukun, Wan Putra Sahbani Barus alias Ebol (28), dituduh sebagai maling dan ditodong pistol oleh Kasubbid Penmas Poldasu, AKBP Achmad Soemba. Mirisnya, dengan alasan tak ada saksi, laporan warga Jl. Pertahanan Dusun VI, Desa Patumbak Kampung, Kec. Patumbak ditolak Polsek Patumbak.

Info dihimpun, kasus ini bermula saat rumah mewah milik AKBP Achmad di Jl. Pertahanan Dusun VI, Desa Patumbak Kampung, Kec. Patumbak, Kab. Deliserdang disatroni kawanan maling, Minggu (25/5) pagi sekira pukul 09.00 WIB. Ironisnya, untuk mencari pelaku, AKBP Achmad bukannya langsung membuat pengaduan. Tapi sebaliknya, ia justru memanggil adik iparnya yang bekerja sebagai dukun. Setelah menerawang, si dukun wanita itu lantas menyebut tiga nama orang yang kebetulan kenal dengan AKBP Achmad.

Ebol dan abang kandungnya Wan Sopian Barus serta satu lagi berinisial S dan Wan Sopian Barus adalah nama ketiga pria yang disebut si dukun sebagai pelaku. Karena kebetulan kenal, hari itu juga AKBP Achmad langsung memanggil ketiganya. Ketika itulah, Ebol yang terus membantah ngaku dipukuli dan diancam tembak oleh AKBP Achmad. “Minggu siang itu saya yang lagi duduk di warung kopi dekat rumah ditelepon oleh Pak Soemba (panggilan AKBP Achmad-red). Tanpa menyebut alasan, saya disuruh Pak Soemba segera datang ke rumahnya. Karena tak tau apa-apa, saya pun datang ke sana,” ucap Ebol.

Singkat cerita, setiba di lokasi, Ebol langsung diinterogasi dan dituduh AKBP Achmad sebagai pelaku yang membobol rumahnya. “Saat saya tiba, Pak Soemba langsung memukul saya dan menodongkan pistol ke saya. Saya dipaksanya mengaku telah membongkar rumahnya. Padahal saya tak tau apa-apa. Saya juga melihat adik iparnya (si dukun-red) sudah kerasukan,” kenang Ebol. Sial bagi Ebol, atas terawangan si dukun, AKBP Achmad terus memaksanya mengaku. “Gara-gara pengakuan dukun itu, aku terus dipaksanya mengaku. Padahal aku tak tau apa-apa. Punggungku sampai memar dipukulinya,” lirih Ebol.

Karena terus membantah, AKBP Achmad yang kehilangan akal akhirnya membiarkan Ebol pergi. Detik berikutnya, AKBP Achmad baru buat pengaduan ke Polsek Patumbak. Terpisah, Ebol yang tak terima dianiaya dan difitnah ikut membuat laporan ke Poldasu, Selasa (25/5) siang. Tapi pihak Poldasu mengarahkan Ebol membuat laporan ke Polsek Patumbak. “Awalnya kami ngadu ke Poldasu. Namun, pihak Polda mengarahkan kami ke Polsek Patumbak. Tapi laporan saya malah ditolak polisi dengan alasan tidak cukup saksi,” ungkap Ebol. Selain itu, abang kandung dari Ebol, Wan Sopian Barus juga mengaku mendapat ancaman dari AKBP Achmad. Dikatakan pria yang bekerja sebagai security itu, setelah kejadin itu ia didatangi AKBP Achmad ke tempatnya bekerja di salah satu pabrik di kawasan Patumbak.

“Saat itu, dia mengamcam akan segera menangkap saya karena telah melakukan pencurian di rumahnya. Padahal saya tidak mengetahui kejadiannya,” ucapnya sembari mengajak adiknya pulang karena kesal laporannya tak diterima. Sementara itu, saat dikonfirmasi wartawan, AKBP Achmad membantah ada melakukan pemukulan dan pengancaman. Dirinya mengaku kalau dia hanya menyuruh Ebol datang. “Dia itu memang pencuri. Saya bekas Kapolsek Patumbak dan saya tau siapa pencuri di daerah ini. Oleh karena itu, sah-sah saja kalau saya curiga dia sebagai pencurinya. Namun, saya tidak ada memukulnya. Saya hanya memanggilnya datang ke rumah saya karena kata orang pintar, dia yang membobol rumah saya,”ungkapnya.

Bahkan, AKBP Soemba terkesan menantang pernyataan Ebol. Disebutnya kalau Ebol harus dapat membuktikan tuduhannya dengan menyertakan hasil visum atas luka yang dideritanya. “Kalau saya menodongnya pistol, seharusnya dia mengetahui jenis senjata milik saya. Kalau hal itu tidak dipenuhinya, maka dia telah memfitnah saya,” pungkasnya. Sementara itu, Kapolsek Patumbak, Kompol Andiko Wicaksono yang dikonfirmasi via telpon, enggan memberi komentar.

Sekedar mengingatkan, rumah AKBP Achmad disatroni kawanan maling, Minggu (25/5) pagi sekira pukul 09.00 WIB. Atas kejadian ini, korban kehilangan uang tunai Rp15 juta dan sejumlah perhiasan yang nilainya mencapai Rp400 juta. Saat ditemui kru koran ini, Senin (26/5) siang, AKBP Achmad mengatakan pencurian tersebut terjadi saat rumahnya ditinggal kosong. Pagi itu ia dan keluarganya pergi ke Tj. Morawa untuk menghadiri pesta. “Ada keluarga pesta di Tj.Morawa. Makanya kami sekeluarga ke sana,” ucapnya. Sepulang pesta sekira pukul 13.00 WIB, AKBP Achmad dan keluarganya terkejut melihat pintu pagar rumah mereka sudah jebol.

“Saat itu pintu belakang juga sudah jebol. Begitu juga pintu kamar saya,” ucapnya. Lebih lanjut, perwira menengah Poldasu tersebut menuturkan, dari 4 kamar yang ada di dalam rumah berukuran 30×20 meter tersebut, hanya pintu kamar pribadinya saja yang dijebol pelaku. “Cuma kamar saya saja yang dijebol maling itu. Makanya, saya mencurigai beberapa orang yang sering datang bertamu ke sini. Kalau ditotal, saya mengalami kerugian mencapai Rp400 juta lebih,” ujarnya. Pascakejadian, AKBP Achmad langsung memanggil seorang dukun yang berstatus sebagai adik iparnya.

“Dari orang pintar itu saya dapat info kalau pelaku ada 3 orang. Dan mereka semua orang kepercayaan saya,” ucapnya. Setelah mendapat info tersebut, AKBP Achmad langsung memanggil ketiga pria yang dicurigainya sebagai pelaku itu datang ke rumahnya. “Setelah mereka datang, saya pun mengatakan kalau saya dapat info kalau mereka yang menjebol rumah saya. Tapi mereka membantah, dan malah mengatakan kepada saya kalau saya harus membuktikannya,” kenangnya.

“Sewaktu kemasukan, dukun itu langsung menunjuk E (Ebol-red) sebagai pelakunya. Saat itu, dukun itu bilang ke E, ngapain dia dan kedua pelaku lain di dalam rumah saya semalam,” ucap AKBP Achmad. Tapi Ebol tetap membantah. Ia berdalih tengah memancing saat kejadian. “Dibilangnya dia mancing. Padahal dukun itu bilang dia yang memantau dari belakang rumah ini,” ucapnya sembari mengaku dirinya sudah 8 tahun tinggal di lokasi. Karena ketiganya tak mengaku, AKBP Achmad lantas membuat pengaduan ke Polsek Patumbak. (ind/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/