31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Bikin Galau Konsumen Air Kemasan

Hoax air minum kemasan.

SUMUTPOS.CO – Sensasional menjadi ciri khas kabar hoax. Tujuannya, orang mudah tertarik. Itu jugalah yang dilakukan sejumlah blog saat mengabarkan bahaya mengonsumsi air dalam kemasan yang mengandung fluoride.

Salah satu sumber informasi bahaya fluoride dalam air kemasan dibuat oleh blog media-terheboh.com. Judulnya membuat orang merinding. ”Ibuuuuuu Bapakkkkkk Saudara-Saudarakuuuuuu!! Miris Bacanya, Ternyata Indonesia Dibodohkan Dengan Air Mineral..Brikut Penjelasannya: Bantu sebarluas Kan Ini sangat Penting.’’

Dalam tulisan itu disebutkan, kadar fluoride dalam air kemasan bisa mengurangi IQ anak dan memengaruhi perkembangan otak anak-anak. Juga, mengakibatkan kerusakan hippocampus, mengurangi kadar lipid, plakat pembentukan beta-amiloid (kelainan yang terjadi pada penyakit Alzheimer), eksaserbasi cedera, kerusakan pada sistem pertahanan dan antioksidan, peningkatan dalam aluminium, dan akumulasi fluoride dalam kelenjar pineal yang semuanya berada di dalam otak manusia.

Tulisan dalam blog media-terheboh.com tampaknya sengaja menyerang satu merek tertentu. Sebab, sepanjang tulisan hanya satu merek itulah yang disebut. Padahal, air mineral yang beredar di Indonesia saat ini cukup banyak.

Untuk membuat pembaca percaya, blog itu menyelipkan dua foto polisi yang sedang memaparkan barang bukti kasus air dalam kemasan. Berdasar penelusuran Jawa Pos (grup Sumut Pos), foto tersebut tidak berkaitan dengan bahaya kandungan fluoride dalam air kemasan. Tapi, dokumentasi pengungkapan kasus pemalsuan air mineral galon.

Satu foto Kompol Sarwendo, Kapolsek Mlati, Sleman, yang sedang menggelar rilis pengungkapan kasus pemalsuan air mineral galon pada September 2015. Satu lagi foto Karo Penmas Polda Jabar AKBP Baktiar Jono yang sedang merilis pengungkapan air mineral galon pada April 2014.

Pabrikan air minum yang disebut dalam tulisan itu pernah membuat klarifikasi bersama BPOM pada Oktober 2015. Dalam klarifikasi BPOM disebutkan, fluor atau fluoride merupakan salah satu zat gizi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia.

Sesuai permenkes, kandungan fluoride tidak boleh lebih dari 1,5 mg/l. Batasan itu juga sama dengan yang ditetapkan World Health Organization (WHO) pada 2011. Bahkan, dalam SNI, batasannya lebih ketat. Kandungan fluoride dalam air mineral kemasan tidak boleh melebihi 1 mg/l.

Pakar analisis kimia lingkungan Universitas Airlangga Dr rer. nat Ganden Supriyanto MSc menyatakan, fluoride justru sangat berguna bagi tubuh jika pada batas konsentrasi yang diizinkan. ”Tapi, kalau melebihi, ya tentu berbahaya,” katanya.

Beberapa studi memang menunjukkan adanya pengaruh fluoride terhadap perkembangan otak anak. Tapi, itu fluoride dalam jumlah besar. Dari beberapa penelitian, ada juga yang menyebutkan kadar fluoride tinggi tidak memengaruhi perkembangan kognitif pada anak-anak. (kik/gun/eko/c6/fat)

Hoax air minum kemasan.

SUMUTPOS.CO – Sensasional menjadi ciri khas kabar hoax. Tujuannya, orang mudah tertarik. Itu jugalah yang dilakukan sejumlah blog saat mengabarkan bahaya mengonsumsi air dalam kemasan yang mengandung fluoride.

Salah satu sumber informasi bahaya fluoride dalam air kemasan dibuat oleh blog media-terheboh.com. Judulnya membuat orang merinding. ”Ibuuuuuu Bapakkkkkk Saudara-Saudarakuuuuuu!! Miris Bacanya, Ternyata Indonesia Dibodohkan Dengan Air Mineral..Brikut Penjelasannya: Bantu sebarluas Kan Ini sangat Penting.’’

Dalam tulisan itu disebutkan, kadar fluoride dalam air kemasan bisa mengurangi IQ anak dan memengaruhi perkembangan otak anak-anak. Juga, mengakibatkan kerusakan hippocampus, mengurangi kadar lipid, plakat pembentukan beta-amiloid (kelainan yang terjadi pada penyakit Alzheimer), eksaserbasi cedera, kerusakan pada sistem pertahanan dan antioksidan, peningkatan dalam aluminium, dan akumulasi fluoride dalam kelenjar pineal yang semuanya berada di dalam otak manusia.

Tulisan dalam blog media-terheboh.com tampaknya sengaja menyerang satu merek tertentu. Sebab, sepanjang tulisan hanya satu merek itulah yang disebut. Padahal, air mineral yang beredar di Indonesia saat ini cukup banyak.

Untuk membuat pembaca percaya, blog itu menyelipkan dua foto polisi yang sedang memaparkan barang bukti kasus air dalam kemasan. Berdasar penelusuran Jawa Pos (grup Sumut Pos), foto tersebut tidak berkaitan dengan bahaya kandungan fluoride dalam air kemasan. Tapi, dokumentasi pengungkapan kasus pemalsuan air mineral galon.

Satu foto Kompol Sarwendo, Kapolsek Mlati, Sleman, yang sedang menggelar rilis pengungkapan kasus pemalsuan air mineral galon pada September 2015. Satu lagi foto Karo Penmas Polda Jabar AKBP Baktiar Jono yang sedang merilis pengungkapan air mineral galon pada April 2014.

Pabrikan air minum yang disebut dalam tulisan itu pernah membuat klarifikasi bersama BPOM pada Oktober 2015. Dalam klarifikasi BPOM disebutkan, fluor atau fluoride merupakan salah satu zat gizi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia.

Sesuai permenkes, kandungan fluoride tidak boleh lebih dari 1,5 mg/l. Batasan itu juga sama dengan yang ditetapkan World Health Organization (WHO) pada 2011. Bahkan, dalam SNI, batasannya lebih ketat. Kandungan fluoride dalam air mineral kemasan tidak boleh melebihi 1 mg/l.

Pakar analisis kimia lingkungan Universitas Airlangga Dr rer. nat Ganden Supriyanto MSc menyatakan, fluoride justru sangat berguna bagi tubuh jika pada batas konsentrasi yang diizinkan. ”Tapi, kalau melebihi, ya tentu berbahaya,” katanya.

Beberapa studi memang menunjukkan adanya pengaruh fluoride terhadap perkembangan otak anak. Tapi, itu fluoride dalam jumlah besar. Dari beberapa penelitian, ada juga yang menyebutkan kadar fluoride tinggi tidak memengaruhi perkembangan kognitif pada anak-anak. (kik/gun/eko/c6/fat)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/