30.6 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Ayah Meninggal Kena AIDS setelah Melacur, Pria Ini Pilih Poligami

Suami pilih poligami-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Tak hanya ungkapan banyak anak banyak rezeki yang diyakini Tongat, nama samaran. Banyak istri akan membuat kehidupannya lebih baik juga menjadi pegangan hidupnya.

Pria berusia 51 tahun itu tidak takut berpoligami. Dia yakin dengan mempunyai istri lebih dari satu akan menjadikan rezekinya melimpah.

Tongat begitu percaya diri kalau dirinya lelaki perkasa. Makanya, dia tidak pernah takut berpoligami dengan izin istri-istri sebelumnya. Dia pun juga percaya diri saat akan meresmikan poligami keempat.

“Saya enggak sombong ya, ini kenyataan. Wajah saya mungkin lebih jelek dari Tukul, badan kecil kayak Doyot. Alhamdulillah Gusti Allah maringi saya kelebihan rezeki sehingga bisa berbagi dengan wanita-wanita shalehah,” kata Tongat tersenyum lembut.

Bersama pengacaranya, Tongat yakin poligami keempatnya ini bakal berhasil karena ketiga istrinya hadir dalam sidang poligami tersebut.

Meski tidak bertegur sapa, Tongat mengaku kalau ketiga istrinya berkomunikasi baik.

“Ya pasti ada persaingan antar mereka, tapi sampai sekarang belum ada yang cakar-cakaran. Saya berusaha adil, kalau satu saya belikan rumah, satunya juga. Saya bagi rata, kalau enggak mau ngalah ya gampang semua saya ambil (harta,red). Mereka takut, jadi enggak macem-macem mereka,” tambah bapak enam anak itu.

Ia menyatakan keinginannya untuk menikah sebanyak-banyaknya karena dulu sang ibu meninggal dunia saat ia kecil. Ayahnya tidak mau menikah dan akhirnya meluapkan diri dengan selingkuh sampai akhirnya terkena HIV AIDS.

“Ayah meninggal waktu saya 10 tahun. Untung banyak warisan yang ditinggalkan. Jadi sejak kecil saya dan nenek yang mengembangkan bisnis keluarga. Bisnis kayu, kalau ada hasil beli tanah lagi. Ya bisnis tembakau, atau apalah yang penting bisa buat nambah istri,” papar dia sambil tertawa.

Dari situ, Tongat akhirnya menyatakan kalau dirinya ingin memiliki istri banyak. Terutama, yang berasal dari pesantren dan memiliki budi pekerti yang baik.

“Saya bersyukur mereka mendukung. Saya yakin kalau ini semua demi kebaikan tidak ada masalah. Buktinya semua berjalan lancar,” terang Tongat.

Sementara itu, Butet (25), istri keduanya yang hadir dalam sidang poligami menyatakan tidak banyak berkomentar. “Gak papa, suka saja. Alhamdulillah suami adil,” katanya.

Perkenalannya dengan Tongat bermula dari gurunya yang merupakan sahabat suaminya. “Waktu itu masih mondok, awalnya nikah siri. Umur 18 dinikahi sah, anak sudah dua,” pungkasnya.(jpg/ras)

Suami pilih poligami-Ilustrasi.

SUMUTPOS.CO – Tak hanya ungkapan banyak anak banyak rezeki yang diyakini Tongat, nama samaran. Banyak istri akan membuat kehidupannya lebih baik juga menjadi pegangan hidupnya.

Pria berusia 51 tahun itu tidak takut berpoligami. Dia yakin dengan mempunyai istri lebih dari satu akan menjadikan rezekinya melimpah.

Tongat begitu percaya diri kalau dirinya lelaki perkasa. Makanya, dia tidak pernah takut berpoligami dengan izin istri-istri sebelumnya. Dia pun juga percaya diri saat akan meresmikan poligami keempat.

“Saya enggak sombong ya, ini kenyataan. Wajah saya mungkin lebih jelek dari Tukul, badan kecil kayak Doyot. Alhamdulillah Gusti Allah maringi saya kelebihan rezeki sehingga bisa berbagi dengan wanita-wanita shalehah,” kata Tongat tersenyum lembut.

Bersama pengacaranya, Tongat yakin poligami keempatnya ini bakal berhasil karena ketiga istrinya hadir dalam sidang poligami tersebut.

Meski tidak bertegur sapa, Tongat mengaku kalau ketiga istrinya berkomunikasi baik.

“Ya pasti ada persaingan antar mereka, tapi sampai sekarang belum ada yang cakar-cakaran. Saya berusaha adil, kalau satu saya belikan rumah, satunya juga. Saya bagi rata, kalau enggak mau ngalah ya gampang semua saya ambil (harta,red). Mereka takut, jadi enggak macem-macem mereka,” tambah bapak enam anak itu.

Ia menyatakan keinginannya untuk menikah sebanyak-banyaknya karena dulu sang ibu meninggal dunia saat ia kecil. Ayahnya tidak mau menikah dan akhirnya meluapkan diri dengan selingkuh sampai akhirnya terkena HIV AIDS.

“Ayah meninggal waktu saya 10 tahun. Untung banyak warisan yang ditinggalkan. Jadi sejak kecil saya dan nenek yang mengembangkan bisnis keluarga. Bisnis kayu, kalau ada hasil beli tanah lagi. Ya bisnis tembakau, atau apalah yang penting bisa buat nambah istri,” papar dia sambil tertawa.

Dari situ, Tongat akhirnya menyatakan kalau dirinya ingin memiliki istri banyak. Terutama, yang berasal dari pesantren dan memiliki budi pekerti yang baik.

“Saya bersyukur mereka mendukung. Saya yakin kalau ini semua demi kebaikan tidak ada masalah. Buktinya semua berjalan lancar,” terang Tongat.

Sementara itu, Butet (25), istri keduanya yang hadir dalam sidang poligami menyatakan tidak banyak berkomentar. “Gak papa, suka saja. Alhamdulillah suami adil,” katanya.

Perkenalannya dengan Tongat bermula dari gurunya yang merupakan sahabat suaminya. “Waktu itu masih mondok, awalnya nikah siri. Umur 18 dinikahi sah, anak sudah dua,” pungkasnya.(jpg/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/