25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Komisioner Ombudsman Tampar Staf Garuda

Staf Garuda
Staf Garuda

SUMUTPOS.CO-Yana Novia (20), staf maskapai Garuda Indonesia di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru ditampar penumpang bernama Azlaini Agus, komisioner ombudsman. Tak terima ditampar, Yana melapor ke Mapolsek Bukit Raya.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, Senin (28/10) pagi tadi. Saat itu Azlaini diketahui akan berangkat dari Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru ke Bandara Kuala Namu, Medan menggunakan pesawat Garuda GA 227 dengan jam keberangkatan pukul 07.45 WIB.

Namun keberangkatan harus tertunda, karena pilot meminta kepastian soal cuaca terkait aktifnya Gunung Sinabung. Saat itu seluruh penumpang berangkat menuju bus yang mengantar ke pesawat.

Yana mendapat tugas untuk menyampaikan kepada seluruh penumpang soal keterlambatan keberangkatan. “Waktu kejadian posisi Yana berada di depan pintu masuk bus, saat itulah penumpang kami bernama Azlaini Agus menamparnya. Kayak menampar sambil mencakar, soalnya ada bekas goresan di wajahnya staf kami,” kata Kepala Stasiun Garuda di Pekanbaru, Irawan.

Penamparan diduga dilakukan karena Azlaini kesal dengan penundaan keberangkatan pesawat. Dari foto yang didapatkan wartawan, tampak guratan merah di pipi ke arah bagian leher kanan. “Kayak menampar sambil mencakar, soalnya ada bekas goresan di wajahnya staf kami,” ujar Irawan.

Penamparan ini terjadi ketika Azlaini berada di lintasan bandara saat akan menaiki bus yang mengantarkan ke pesawat. Diduga komisioner Ombudsman ini kesal karena mendadak pihak maskapai mengumumkan penundaan keberangkatan ke Bandara Kuala Namu, Medan. “Penumpang ini merasa tidak sabar, padahal penumpang lainnya tidak protes,” ujar dia.

Pesawat nomor penerbangan GA 227 yang sedianya berangkat pukul 07.45 WIB ditunda hingga pukul 08.20 WIB pagi tadi. Penundaan dilakukan karena pilot meminta informasi terkini terkait cuaca di sekitar Gunung Sinabung yang aktivitas vulkaniknya meningkat.

Perlakuan kasar yang dilakukan Azlaini akhirnya dilaporkan ke Polsek Bukit Raya, Pekanbaru. “Benar kita menerima laporan dari staf Garuda terkait dugaan penamparan itu,” kata Kapolsek Bukit Raya, Kompol HM Sembiring terpisah.

Komisioner Ombudsman, Azlaini Agus membantah menampar staf Garuda Indonesia bernama Yana Novia. Tapi Azlaini mengaku memarahi staf Garuda di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

“Laporan yang mengatakan bahwa saya melakukan kekerasan atau menampar atau sejenis itu, sama sekali tidak benar,” kata Azlaini saat dihubungi.

“Saya hanya memarahi semua petugas di bandara yang berseragam kuning cokelat dengan slayer kuning garis-garis yang mengurus proses boarding di bandara,” kata Azlaini yang juga dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau.

 

Azlaini mengaku mengira staf yang dimarahi adalah petugas Gapura Angkasa. “Saya juga tidak terlalu tahu apa beda antara Angkasa Pura sebagai pengelola bandara dengan yang namanya Gapura Angkasa,” katanya.

Dia mengaku memarahi petugas di bandara lantaran kesal karena ketidakpastian keberangkatan pesawat menuju Bandara Kuala Namu, Sumut.

Azlaini menjelaskan dirinya hendak menuju Medan dengan pesawat Garuda dari Pekanbaru. Dia menaiki pesawat Garuda GA 227 yang jam keberangkatannya pukul 07.45 WIB, Senin (28/10/2013).

“Kebetulan pagi tadi saya ada tugas ke Medan. Pada jam 07.30 WIB penumpang GA 277 diminta agar segera boarding/naik pesawat. Semua penumpang berdiri berjejer di gate 1 Keberangkatan Bandara SSK II Pekanbaru,” kata Azlaini.

Saat itu Azlaini yang berada di barisan belakang hendak keluar dari pintu 1. Tapi penumpang tidak diperbolehkan menuju ke tempat tunggu bus yang mengantar ke pesawat. “Tetapi disuruh petugas berdiri di depan luar gate 1,” jelasnya

Mantan anggota DPR dari PAN ini langsung bertanya ke petugas megnenai alasan penumpang tidak diizinkan menaiki bus. Menurutnya si petugas mengatakan bus yang akan membawa penumpang belum berada di tempat tunggu.

“Kalau busnya belum stand by, mengapa penumpang disuruh boarding? dan kemudian disuruh berjejal berdiri? Petugas tidak bisa menjawab, hanya cengar-cengir saja,” cerita dia.

Setelah 8 menit berdiri, penumpang kemudian diminta menuju bus yang disiapkan. Azlaini menyebut bus berhenti selama 20 menit. Petugas yang berada di dalam bus juga tidak memberi penjelasan mengapa penumpang tertahan lama di bus.”Saya meminta kepada petugas agar menajernya datang ke gate manual untuk menjelaskan mengapa sampai 20 menit kita terlantar di situ, dan mengapa tidak langsung diantar ke pesawat, waktu itu sudah menunjukkan jam 08.03. Tetapi beberapa petugas perempuan ketika ditanya, juga tidak bisa memberikan informasi mengapa kami harus menunggu lama di situ, dan tidak langsung ke pesawat,” kata Azlaini.

Karena petugas tak bisa menjawab, Azlaini marah dan membentak salah seorang petugas perempuan. Petugas itu menangis dan pergi. Setelah itu datang petugas lainnya yang semula bertugas pengurusan boarding di gate 1.

Azlaini mengatakan ada petugas lain yang juga datang memberitahukan penumpang tidak bisa menaiki pesawat sebab pilot menyatakan belum siap terbang. Ketidaksiapan ini karena pilot masih meminta konfirmasi dari Bandara Kuala Namu terkait cuaca.

“Di situ jelaslah bahwa para penumpang termasuk saya, diterlantarkan selama setengah jam, hanya karena tidak ada kordinasi yang layak antara petugas darat (yang mengrus boarding) dari Gapura Angkasa dengan awak pesawat (pilot),” paparnya.

“Kalau memang pilot masih menunggu konfirmasi dari Kuala Namu, dan belum ok untuk take off, seharusnya penumpang tidak disuruh boarding, biarkan saja penumpang duduk di ruang tunggu. Toh Garuda juga sering delay,” kata Azlaini kecewa. (net/bbs)

Staf Garuda
Staf Garuda

SUMUTPOS.CO-Yana Novia (20), staf maskapai Garuda Indonesia di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru ditampar penumpang bernama Azlaini Agus, komisioner ombudsman. Tak terima ditampar, Yana melapor ke Mapolsek Bukit Raya.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, Senin (28/10) pagi tadi. Saat itu Azlaini diketahui akan berangkat dari Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru ke Bandara Kuala Namu, Medan menggunakan pesawat Garuda GA 227 dengan jam keberangkatan pukul 07.45 WIB.

Namun keberangkatan harus tertunda, karena pilot meminta kepastian soal cuaca terkait aktifnya Gunung Sinabung. Saat itu seluruh penumpang berangkat menuju bus yang mengantar ke pesawat.

Yana mendapat tugas untuk menyampaikan kepada seluruh penumpang soal keterlambatan keberangkatan. “Waktu kejadian posisi Yana berada di depan pintu masuk bus, saat itulah penumpang kami bernama Azlaini Agus menamparnya. Kayak menampar sambil mencakar, soalnya ada bekas goresan di wajahnya staf kami,” kata Kepala Stasiun Garuda di Pekanbaru, Irawan.

Penamparan diduga dilakukan karena Azlaini kesal dengan penundaan keberangkatan pesawat. Dari foto yang didapatkan wartawan, tampak guratan merah di pipi ke arah bagian leher kanan. “Kayak menampar sambil mencakar, soalnya ada bekas goresan di wajahnya staf kami,” ujar Irawan.

Penamparan ini terjadi ketika Azlaini berada di lintasan bandara saat akan menaiki bus yang mengantarkan ke pesawat. Diduga komisioner Ombudsman ini kesal karena mendadak pihak maskapai mengumumkan penundaan keberangkatan ke Bandara Kuala Namu, Medan. “Penumpang ini merasa tidak sabar, padahal penumpang lainnya tidak protes,” ujar dia.

Pesawat nomor penerbangan GA 227 yang sedianya berangkat pukul 07.45 WIB ditunda hingga pukul 08.20 WIB pagi tadi. Penundaan dilakukan karena pilot meminta informasi terkini terkait cuaca di sekitar Gunung Sinabung yang aktivitas vulkaniknya meningkat.

Perlakuan kasar yang dilakukan Azlaini akhirnya dilaporkan ke Polsek Bukit Raya, Pekanbaru. “Benar kita menerima laporan dari staf Garuda terkait dugaan penamparan itu,” kata Kapolsek Bukit Raya, Kompol HM Sembiring terpisah.

Komisioner Ombudsman, Azlaini Agus membantah menampar staf Garuda Indonesia bernama Yana Novia. Tapi Azlaini mengaku memarahi staf Garuda di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

“Laporan yang mengatakan bahwa saya melakukan kekerasan atau menampar atau sejenis itu, sama sekali tidak benar,” kata Azlaini saat dihubungi.

“Saya hanya memarahi semua petugas di bandara yang berseragam kuning cokelat dengan slayer kuning garis-garis yang mengurus proses boarding di bandara,” kata Azlaini yang juga dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau.

 

Azlaini mengaku mengira staf yang dimarahi adalah petugas Gapura Angkasa. “Saya juga tidak terlalu tahu apa beda antara Angkasa Pura sebagai pengelola bandara dengan yang namanya Gapura Angkasa,” katanya.

Dia mengaku memarahi petugas di bandara lantaran kesal karena ketidakpastian keberangkatan pesawat menuju Bandara Kuala Namu, Sumut.

Azlaini menjelaskan dirinya hendak menuju Medan dengan pesawat Garuda dari Pekanbaru. Dia menaiki pesawat Garuda GA 227 yang jam keberangkatannya pukul 07.45 WIB, Senin (28/10/2013).

“Kebetulan pagi tadi saya ada tugas ke Medan. Pada jam 07.30 WIB penumpang GA 277 diminta agar segera boarding/naik pesawat. Semua penumpang berdiri berjejer di gate 1 Keberangkatan Bandara SSK II Pekanbaru,” kata Azlaini.

Saat itu Azlaini yang berada di barisan belakang hendak keluar dari pintu 1. Tapi penumpang tidak diperbolehkan menuju ke tempat tunggu bus yang mengantar ke pesawat. “Tetapi disuruh petugas berdiri di depan luar gate 1,” jelasnya

Mantan anggota DPR dari PAN ini langsung bertanya ke petugas megnenai alasan penumpang tidak diizinkan menaiki bus. Menurutnya si petugas mengatakan bus yang akan membawa penumpang belum berada di tempat tunggu.

“Kalau busnya belum stand by, mengapa penumpang disuruh boarding? dan kemudian disuruh berjejal berdiri? Petugas tidak bisa menjawab, hanya cengar-cengir saja,” cerita dia.

Setelah 8 menit berdiri, penumpang kemudian diminta menuju bus yang disiapkan. Azlaini menyebut bus berhenti selama 20 menit. Petugas yang berada di dalam bus juga tidak memberi penjelasan mengapa penumpang tertahan lama di bus.”Saya meminta kepada petugas agar menajernya datang ke gate manual untuk menjelaskan mengapa sampai 20 menit kita terlantar di situ, dan mengapa tidak langsung diantar ke pesawat, waktu itu sudah menunjukkan jam 08.03. Tetapi beberapa petugas perempuan ketika ditanya, juga tidak bisa memberikan informasi mengapa kami harus menunggu lama di situ, dan tidak langsung ke pesawat,” kata Azlaini.

Karena petugas tak bisa menjawab, Azlaini marah dan membentak salah seorang petugas perempuan. Petugas itu menangis dan pergi. Setelah itu datang petugas lainnya yang semula bertugas pengurusan boarding di gate 1.

Azlaini mengatakan ada petugas lain yang juga datang memberitahukan penumpang tidak bisa menaiki pesawat sebab pilot menyatakan belum siap terbang. Ketidaksiapan ini karena pilot masih meminta konfirmasi dari Bandara Kuala Namu terkait cuaca.

“Di situ jelaslah bahwa para penumpang termasuk saya, diterlantarkan selama setengah jam, hanya karena tidak ada kordinasi yang layak antara petugas darat (yang mengrus boarding) dari Gapura Angkasa dengan awak pesawat (pilot),” paparnya.

“Kalau memang pilot masih menunggu konfirmasi dari Kuala Namu, dan belum ok untuk take off, seharusnya penumpang tidak disuruh boarding, biarkan saja penumpang duduk di ruang tunggu. Toh Garuda juga sering delay,” kata Azlaini kecewa. (net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/