25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pembunuh Toke Bakmi Dua Kali Suap Polisi

Foto: PM Antonius Maduwu (tengah pakai baju tahanan), tersangka  pelaku pembunuhan toke bakmi di Sibiri-biru Deliserdang.
Foto: PM
Antonius Maduwu (tengah pakai baju tahanan), tersangka pelaku pembunuhan toke bakmi di Sibiri-biru Deliserdang.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Usai membunuh tokenya, Antonius Maduhu (21) kabur menuju Kabupaten Kampar, Riau. Dalam pelariannya itu, ia dua kali menyuap polisi. Pertama di Rantauprapat dan kedua di Dumai.

Dibeber pemuda asal Nias Selatan itu, dia baru 4 hari kerja di warung bakmi milik Takiran Sarumaha di Jalan Delitua-Tiga Juhar, Desa Ajibaho, Kec. Birubiru.

Ini dungkapnya Minggu (29/3) sore di Polres Deliserdang. Perlahan, dia mengulang kronologi kenekatannya menghabisi nyawa tokenya yang menetap di Jalan Menteng VII Gg. Horas Ujung, Kec. Medan Denai itu.

Pada Kamis (26/3) pagi, korban sedang duduk di kursi di dalam warung. Tanpa sebab, korban marah-marah. Dia mengatakan Antonius bekerja tidak beres sambil mengucapkan kata-kata kotor.

Mendengar makian kotor dari majikannya itu, Antonius langsung emosi.

Tanpa sepengetahuan Takiran, Antonius mengambil batu dari depan warung. Dari arah belakang, dia melemparkannya ke kepala korban. Seketika Takiran sempoyongan. Tak mau aksinya dilihat orang lain, Antonius menarik tokenya itu ke depan kamar mandi, tak jauh dari dapur.

Takiran sendiri terlihat masih bernafas kala itu, meski sudah bersimbah darah. Bak kesetanan, Antonius melanjutkan aksinya. Dia mengambil parang serta membacok leher kiri korban. Lagi, Antonius belum puas. Dia mengambil pisau dari atas meja dan menusuk perut Takiran tiga kali.

Namun Takiran belum menyerah. Dia sempat teriak. Namun Antonius kembali menghantamkan batu bata yang diambilnya dari depan kamar mandi, ke kepala Takiran. Seketika Takiran terlihat tak bersuara dan bergerak lagi. Setelah memastikan korbannya tewas, Antonius menarik tubuh Takiran ke belakang warung.

Dia mengambil dompet serta sepedamotor Yamaha Vixion warna merah-hitam BK 4327 ACS milik korban. Lalu, dia menutup warung dan kabur. Malamnya, dia masih berada di Medan. Sekira pukul 22.00 dia baru melarikan diri ke Kampar.

Diakuinya, selama perjalanan menuju Desa Simaliyang, Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar, Riau, dia selalu takut tiap melintasi pos polisi atau kantor polisi. “Aku takut jika aksi ku itu sudah diketahui polisi sehingga selama perjalanan aku begitu takut melewati kantor polisi,” jelasnya.

Sialnya, dia malah 2 kali kena razia di perjalanan. Meski gugup, dia berusaha tak gegebah. Saat surat kendaraan diperiksa, Antonius hanya bisa menunjukkan STNK saja. SIM dia tak punya. Nah, untuk memuluskan pelariannya, dia menyuap polisi.

Foto: PM Antonius Maduwu (tengah pakai baju tahanan), tersangka  pelaku pembunuhan toke bakmi di Sibiri-biru Deliserdang.
Foto: PM
Antonius Maduwu (tengah pakai baju tahanan), tersangka pelaku pembunuhan toke bakmi di Sibiri-biru Deliserdang.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Usai membunuh tokenya, Antonius Maduhu (21) kabur menuju Kabupaten Kampar, Riau. Dalam pelariannya itu, ia dua kali menyuap polisi. Pertama di Rantauprapat dan kedua di Dumai.

Dibeber pemuda asal Nias Selatan itu, dia baru 4 hari kerja di warung bakmi milik Takiran Sarumaha di Jalan Delitua-Tiga Juhar, Desa Ajibaho, Kec. Birubiru.

Ini dungkapnya Minggu (29/3) sore di Polres Deliserdang. Perlahan, dia mengulang kronologi kenekatannya menghabisi nyawa tokenya yang menetap di Jalan Menteng VII Gg. Horas Ujung, Kec. Medan Denai itu.

Pada Kamis (26/3) pagi, korban sedang duduk di kursi di dalam warung. Tanpa sebab, korban marah-marah. Dia mengatakan Antonius bekerja tidak beres sambil mengucapkan kata-kata kotor.

Mendengar makian kotor dari majikannya itu, Antonius langsung emosi.

Tanpa sepengetahuan Takiran, Antonius mengambil batu dari depan warung. Dari arah belakang, dia melemparkannya ke kepala korban. Seketika Takiran sempoyongan. Tak mau aksinya dilihat orang lain, Antonius menarik tokenya itu ke depan kamar mandi, tak jauh dari dapur.

Takiran sendiri terlihat masih bernafas kala itu, meski sudah bersimbah darah. Bak kesetanan, Antonius melanjutkan aksinya. Dia mengambil parang serta membacok leher kiri korban. Lagi, Antonius belum puas. Dia mengambil pisau dari atas meja dan menusuk perut Takiran tiga kali.

Namun Takiran belum menyerah. Dia sempat teriak. Namun Antonius kembali menghantamkan batu bata yang diambilnya dari depan kamar mandi, ke kepala Takiran. Seketika Takiran terlihat tak bersuara dan bergerak lagi. Setelah memastikan korbannya tewas, Antonius menarik tubuh Takiran ke belakang warung.

Dia mengambil dompet serta sepedamotor Yamaha Vixion warna merah-hitam BK 4327 ACS milik korban. Lalu, dia menutup warung dan kabur. Malamnya, dia masih berada di Medan. Sekira pukul 22.00 dia baru melarikan diri ke Kampar.

Diakuinya, selama perjalanan menuju Desa Simaliyang, Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar, Riau, dia selalu takut tiap melintasi pos polisi atau kantor polisi. “Aku takut jika aksi ku itu sudah diketahui polisi sehingga selama perjalanan aku begitu takut melewati kantor polisi,” jelasnya.

Sialnya, dia malah 2 kali kena razia di perjalanan. Meski gugup, dia berusaha tak gegebah. Saat surat kendaraan diperiksa, Antonius hanya bisa menunjukkan STNK saja. SIM dia tak punya. Nah, untuk memuluskan pelariannya, dia menyuap polisi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/