Tak lama setelah bayi itu meninggal, kedua insan yang belum menikah ini kembali ke kontrakan. Dengan dalih hanya punya uang Rp 1 juta, Sardian menyarankan jenazah bayinya dikubur diam-diam di perladangan warga. Namun hal itu ditolak mentah-mentah oleh Monica. Karena bingung dan tak tau harus berbuat apa lagi, Monica lantas menemui seorang pendeta yang rumahnya tak jauh dari kontrakannya.
Karena kasihan, akhirnya si pendeta yang namanya dirahasiakan Monica itu memberikan sejumlah uang untuk tambahan biaya pemakaman bayi tersebut. Pendeta itu juga ikut mendoakan bayi malang itu sebelum dimakamkan.
“Usai pemakaman, pelaku kembali menganiayaku dan menyetrika kakiku. Esoknya aku dipaksa mencari pekerjaan, dan sudah 10 lamaran kukirim ke sejumlah tempat. Karena tak tahan dianiaya, belum lama ini aku menemui pendeta yang membantuku dan menceritakan peristiwa sebenarnya yang menimpaku. Pendeta itu sempat terkejut, hingga menyarankan supaya aku kembali ke kampung halamanku dan menceritakan kejadian itu kepada orangtuaku. Akhirnya aku menuruti saran pendeta, dan aku diam-diam pulang kampung. Ibuku terkejut dengan kedatanganku karena kami sudah lama tak berkomunikasi. Mendengar pengaduanku, aku dibawa ke Medan dan melaporkan kejadian itu ke Polresta Medan,” tandasnya.
Rosmeri boru Sihombing (55), ibu kandung Monica tampak syok dengan penderitaan putrinya. Rosmeri mengaku sudah lama tak berkomunikasi dengan Monica. Selama ini dia dan keluarganya di Medan sudah berusaha mencari, namun mereka tak kunjung menemukan Monica. Bahkan karena sudah putus asa, Rosmeri dan keluarganya sempat mengira Monica sudah tiada lagi.
“Saya sempat putus asa karena tak berhasil menemukan anak saya. Saya duga sudah tiada lagi (meninggal) dia. Namun tiba-tiba anak saya datang ke kampung, sehingga saya terkejut. Setelah mendengar pengaduan anak saya, kami langsung ke Medan untuk membuat laporan,” katanya.
Pantauan di lokasi, tak lama Tim DVI Poldasu dan Pirngadi Medan, Kapolresta Medan, Kasat Reskrim, Kasat Intel dan Kapolsek Percut Sei Tuan tiba di lokasi. Seputaran pemakaman disterilkan. Sebelum makam dibongkar, pihak keluarga terlebih dahulu menyanyikan Kidung Jemaat, disusul doa bersama. Selanjutnya makam dibongkar dan jenazah bayi malang itu diotopsi di lokasi. (mag2/riz/deo)

