Hal senada disampaikan Iin, adik Amran. Menurut Iin, korban dikenal sebagai sosok pendiam/tertutup khususnya masalah pekerjaannya. Tapi dia bertanggung jawab.
Sebelum jadi wartawan, Amran sebelumnya berprofesi sebagai pedagang. “Dulu dia kerja jualan. Kalau nggak salah, baru 3 tahun jadi wartawan koran Senior,” ungkap Iin sambil menangis.
Sikap tertutup Amran membuatnya tidak tahu menahu persoalan yang dihadapi abangnya, termasuk dengan motif pembunuhan ini. “Kami hanya berharap pelaku bisa segera ditangkap,” harapnya mewakili keluarga.
Terpisah, Jenter selaku Pimpinan Redaksi (Pimred) koran Senior, menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya untuk keluarga Amran.
Disampaikan, dirinya juga tidak tahu persis motif pembunuhan terhadap Amran. Tapi berdasarkan penjelasan teman-temannya, kuat dugaan ini berkaitan dengan pemberitaan PT. Wika Beton.
“Mungkin ini berkaitan dengan pemberitaan PT wika Beton. Kalau kata teman-temannya sudah lima kali muat. Tapi setau saya baru sekali. Kalau nggak salah terkait Isi pengolahan yang menyalahi aturan,” sebut Jenter. (oki/ras)