27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Busyett! Ketua PDIP Itu Ternyata Merekayasa Penculikannya

Tak mau dikibuli, petugas pun menanyakan resepsionis hotel, kapan Rajasa menginap dan dengan siapa. Alhasil, rekayasa kasus penculikan itu terbongkar. Pasalnya, Rajasa berjalan kaki menuju hotel seorang diri dan memesan kepada pelayan hotel jika ada temannya datang, agar disuruh langsung masuk ke dalam kamar nomor 28.

“Gitu tahu begitu dari resepsionis, dia pun mengaku,” katanya.

Itu dilakukan Rajasa, demi uang Rp20 juta yang diberikan Puskopad untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa kembali terkait lahan petani Ramunia. Dimana saat itu, Rajasa merupakan penggerak massa.

Sebelum ke hotel Top In, pada Senin (27/4), Rajasa terlebih dahulu menginap di salah satu hotel di kawasan Lubuk Pakam. Kemudian, Selasa (28/4) sekitar pukul 13.00 wib, menginap di hotel Top In.

Setelah berhasil mengamankan Rajasa, petugas pun mengamankan Rahmad yang tak lain adik kandung Rajasa dari kediamannya di Pantai Labu. “Jadi yang mencari eksekutor itu adiknya, si Rahmad,” ujar petugas.

Tanpa buang waktu lagi, ketiga eksekutor yakni, Hendro, Ryan dan Riki pun berhasil diamankan dari masing-masing kediamannya. Ketiganya mengaku dijanjikan uang sebesar Rp1 juta dalam melakukan aksinya. Namun, Rahmad baru memberi Rp200 ribu sebagai uang rokoknya.

Menurut Rajasa kepada petugas, aksi itu nekat dilakukannya agar para anggotanya tidak meminta uang kepadanya. “Pengakuannya, uangnya itu mau di makan sendiri tanpa membagi-bagi anggota. Jadi, direncanakan aksi penculikan itu,” bebernya.

Sampai saat ini, kelimanya masih dimintai keterangannya di ruang penyidik guna proses penyelidikan lebih lanjut.

Terpisah, Ketua DPC PDIP Kabupaten Deliserdang, Drs Hotlan Butar-butar saat dikonfirmasi mengatakan jika benar kasus tersebut direkayasa maka pihak PDIP khususnya Deli Serdang tidak ada campur tangan dan menyerahkannya kepada pihak yang berwajib.

“Jika memang benar, kita tidak ada campur tangan, biar polisi yang bekerja. Dan itu, kita akan melakukan evaluasi kepada dirinya,” tandasnya melalui via telepon.

Terpisah, Kasubdit III Reskrimum Poldasu, AKBP Amri Siahaan, enggan membeber detail soal penangkapan tersebut. “Benar, ada kita amankan 5 orang. Besok aja kita ekspose sekalian, biar lengkap. Kita lagi sibuk mau ke Perbaungan (terkait polisi temabk rekan lalu bunuh diri) ini,” ujarnya tergesa.

Sementara, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I/BB, Letkol Enoh Solahuddin menyangkal pengakuan Rajasa Surbakti, soal pemberian uang Rp20 juta dari Puskopad. “Tidak benar itu, gak ada itu,” sangkalnya saat dihubungi kemarin (29/4) malam.

Tak mau dikibuli, petugas pun menanyakan resepsionis hotel, kapan Rajasa menginap dan dengan siapa. Alhasil, rekayasa kasus penculikan itu terbongkar. Pasalnya, Rajasa berjalan kaki menuju hotel seorang diri dan memesan kepada pelayan hotel jika ada temannya datang, agar disuruh langsung masuk ke dalam kamar nomor 28.

“Gitu tahu begitu dari resepsionis, dia pun mengaku,” katanya.

Itu dilakukan Rajasa, demi uang Rp20 juta yang diberikan Puskopad untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa kembali terkait lahan petani Ramunia. Dimana saat itu, Rajasa merupakan penggerak massa.

Sebelum ke hotel Top In, pada Senin (27/4), Rajasa terlebih dahulu menginap di salah satu hotel di kawasan Lubuk Pakam. Kemudian, Selasa (28/4) sekitar pukul 13.00 wib, menginap di hotel Top In.

Setelah berhasil mengamankan Rajasa, petugas pun mengamankan Rahmad yang tak lain adik kandung Rajasa dari kediamannya di Pantai Labu. “Jadi yang mencari eksekutor itu adiknya, si Rahmad,” ujar petugas.

Tanpa buang waktu lagi, ketiga eksekutor yakni, Hendro, Ryan dan Riki pun berhasil diamankan dari masing-masing kediamannya. Ketiganya mengaku dijanjikan uang sebesar Rp1 juta dalam melakukan aksinya. Namun, Rahmad baru memberi Rp200 ribu sebagai uang rokoknya.

Menurut Rajasa kepada petugas, aksi itu nekat dilakukannya agar para anggotanya tidak meminta uang kepadanya. “Pengakuannya, uangnya itu mau di makan sendiri tanpa membagi-bagi anggota. Jadi, direncanakan aksi penculikan itu,” bebernya.

Sampai saat ini, kelimanya masih dimintai keterangannya di ruang penyidik guna proses penyelidikan lebih lanjut.

Terpisah, Ketua DPC PDIP Kabupaten Deliserdang, Drs Hotlan Butar-butar saat dikonfirmasi mengatakan jika benar kasus tersebut direkayasa maka pihak PDIP khususnya Deli Serdang tidak ada campur tangan dan menyerahkannya kepada pihak yang berwajib.

“Jika memang benar, kita tidak ada campur tangan, biar polisi yang bekerja. Dan itu, kita akan melakukan evaluasi kepada dirinya,” tandasnya melalui via telepon.

Terpisah, Kasubdit III Reskrimum Poldasu, AKBP Amri Siahaan, enggan membeber detail soal penangkapan tersebut. “Benar, ada kita amankan 5 orang. Besok aja kita ekspose sekalian, biar lengkap. Kita lagi sibuk mau ke Perbaungan (terkait polisi temabk rekan lalu bunuh diri) ini,” ujarnya tergesa.

Sementara, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I/BB, Letkol Enoh Solahuddin menyangkal pengakuan Rajasa Surbakti, soal pemberian uang Rp20 juta dari Puskopad. “Tidak benar itu, gak ada itu,” sangkalnya saat dihubungi kemarin (29/4) malam.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/