30.6 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Busyett! Ketua PDIP Itu Ternyata Merekayasa Penculikannya

Foto: Hulman/PM Rajasa Pranata Surbakti (kiri), Ketua PDIP Pantai Labu, foto bersama Effendi Simbolon (kanan). Rajsa diculik pria tak dikenal, Senin (27/4/2015).
Foto: Hulman/PM
Rajasa Pranata Surbakti (kiri), Ketua PDIP Pantai Labu, foto bersama Effendi Simbolon (kanan). Rajsa diculik pria tak dikenal, Senin (27/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ternyata drama penculikan Ketua PAC PDI Perjuangan Pantai Labu, Rajasa Pranata Surbakti, itu direkayasa. Gara-gara ingin ‘menelan’ sendiri uang Rp20 juta pemberian Puskopad, agar dirinya tidak demo lagi soal tanah Desa Ramunia, pria 45 tahun itu merekayasa penculikan dirinya sendiri. Alamak!
Rencana busuk mantan Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Pantai Labu itu terbongkar, kemarin. Dia ditemukan tim Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Poldasu lagi nyantai di Hotel Top In, Sei Bamban, Sergai, Rabu (29/4) dinihari. Alhasil, warga Dusun IV Pematang Biara, Pantai Labu itu diciduk.

Adiknya, Rahmad dan tiga penculik bayaran yakni Hendro warga Flamboyan Raya, Ryan warga Pasar VI Padang Bulan dan Riki warga Jalan Bunga Sakura, ikut diamankan. Penangkapan Rajasa sendiri berawal dari kabar yang disampaikan informan polisi, kalau pengusaha ayam potong itu sedang berada di kamar hotel Top In Sei Bamban.

Bersama 7 personelnya, Kasubdit III Reskrimum Poldasu, AKBP Amri Siahaan langsung menuju lokasi. “Mendapat informasi kalau korban di Hotel, kita 7 orang anggota langsung ke sana,” ucap salah seorang sumber di kepolisian.

Setibanya di hotel itu, petugas langsung menanyakan kepada resepsionis dan mengetahui kalau korban berada di dalam kamar 28.

“Begitu tahu korban di dalam kamar nomor 28, kami menyamar jadi room boy. Tapi, hotelnya kami jaga ketat. Karena ini kan kasus penculikan, takut terjadi yang tidak diinginkan,” sambungnya.

Saat mengetuk pintu kamar Rajasa beberapa kali, pria berambut gondrong itu langsung membukan pintunya. “Gitu nyamar jadi room boy, dibukakan pintunya. Dengan kondisi tivi hidup dan dia (Rajasa-red) seorang diri,” katanya.

Singkat cerita, usai ditangkap, Rajasa pun mengaku kalau dirinya menjadi korban penculikan dan dibuang dikawasan Tebing Tinggi. “Pengakuannya dia habis diculik, dibuang di kawasan Tebing Tinggi, lalu jalan kaki menuju hotel. Tapi takut memberitahukan keberadaannya kepada sanak keluarganya,” jelas sumber lagi.

Kecurigaan petugas memuncak saat melihat kondisi tubuh Rajasa yang tidak ada luka lecet sedikitpun. Apalagi, di kamarnya ditemukan sebuah pisau cukur yang habis digunakannya. “Curiganya badannya tidak ada luka dan kok santai kali. Masih sempat lagi mencukur kumisnya,” celoteh petugas.

Foto: Hulman/PM Rajasa Pranata Surbakti (kiri), Ketua PDIP Pantai Labu, foto bersama Effendi Simbolon (kanan). Rajsa diculik pria tak dikenal, Senin (27/4/2015).
Foto: Hulman/PM
Rajasa Pranata Surbakti (kiri), Ketua PDIP Pantai Labu, foto bersama Effendi Simbolon (kanan). Rajsa diculik pria tak dikenal, Senin (27/4/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ternyata drama penculikan Ketua PAC PDI Perjuangan Pantai Labu, Rajasa Pranata Surbakti, itu direkayasa. Gara-gara ingin ‘menelan’ sendiri uang Rp20 juta pemberian Puskopad, agar dirinya tidak demo lagi soal tanah Desa Ramunia, pria 45 tahun itu merekayasa penculikan dirinya sendiri. Alamak!
Rencana busuk mantan Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Pantai Labu itu terbongkar, kemarin. Dia ditemukan tim Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Poldasu lagi nyantai di Hotel Top In, Sei Bamban, Sergai, Rabu (29/4) dinihari. Alhasil, warga Dusun IV Pematang Biara, Pantai Labu itu diciduk.

Adiknya, Rahmad dan tiga penculik bayaran yakni Hendro warga Flamboyan Raya, Ryan warga Pasar VI Padang Bulan dan Riki warga Jalan Bunga Sakura, ikut diamankan. Penangkapan Rajasa sendiri berawal dari kabar yang disampaikan informan polisi, kalau pengusaha ayam potong itu sedang berada di kamar hotel Top In Sei Bamban.

Bersama 7 personelnya, Kasubdit III Reskrimum Poldasu, AKBP Amri Siahaan langsung menuju lokasi. “Mendapat informasi kalau korban di Hotel, kita 7 orang anggota langsung ke sana,” ucap salah seorang sumber di kepolisian.

Setibanya di hotel itu, petugas langsung menanyakan kepada resepsionis dan mengetahui kalau korban berada di dalam kamar 28.

“Begitu tahu korban di dalam kamar nomor 28, kami menyamar jadi room boy. Tapi, hotelnya kami jaga ketat. Karena ini kan kasus penculikan, takut terjadi yang tidak diinginkan,” sambungnya.

Saat mengetuk pintu kamar Rajasa beberapa kali, pria berambut gondrong itu langsung membukan pintunya. “Gitu nyamar jadi room boy, dibukakan pintunya. Dengan kondisi tivi hidup dan dia (Rajasa-red) seorang diri,” katanya.

Singkat cerita, usai ditangkap, Rajasa pun mengaku kalau dirinya menjadi korban penculikan dan dibuang dikawasan Tebing Tinggi. “Pengakuannya dia habis diculik, dibuang di kawasan Tebing Tinggi, lalu jalan kaki menuju hotel. Tapi takut memberitahukan keberadaannya kepada sanak keluarganya,” jelas sumber lagi.

Kecurigaan petugas memuncak saat melihat kondisi tubuh Rajasa yang tidak ada luka lecet sedikitpun. Apalagi, di kamarnya ditemukan sebuah pisau cukur yang habis digunakannya. “Curiganya badannya tidak ada luka dan kok santai kali. Masih sempat lagi mencukur kumisnya,” celoteh petugas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/