26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Busyett! Ketua PDIP Itu Ternyata Merekayasa Penculikannya

Sebelumnya, Senin (27/4) sekitar 01.00, diculik saat melintasi Jalan Flamboyan Raya, Kel. Tanjung Sari, tepatnya di depan SPBU. Pelaku yang berjumlah 5 orang terlebih dahulu memecahkan kaca mobil korban, lalu menodongkan sangkur ke arah teman-temannya.

Mangapul Sitorus mengatakan, kejadian itu berawal saat dirinya bersama Limbong berada di rumah Rajasa. Mereka mau menghadiri acara selamatan di Dusun V, Bandar Meriah, Desa Suka Maju, Kec. Sunggal. Dengan merental mobil jenis kijang kapsul warna biru BK 888 ZJ, sekitar pukul 20.00 wib mereka pun menuju ke tempat saudara Rajasa.

“Sekitar jam 8 lah kami berangkat dari rumah ketua, aku, pak Limbong sama ketua,” ucap pria yang akrab disapa Apul, dan bertindak sebagai sopir mobil kala itu. “Ada acara syukuran di rumah keluarga ketua, anak saudaranya ada baru diterima kerja. Jadi ada acara makan-makan disitu,” sambungnya.

Selang waktu 2 jam lamanya, karena sudah pukul 00.00 wib. Rajasa pun mengajak pulang, namun kali ini mereka berempat. Pasalnya, Ngaraken Sembiring (62) hendak menumpang ke rumahnya di Namo Buah, Dusun II, Desa Silebo-lebo, Kec. Kutalimbaru. “Pulangnya pak Sembiring ini sama kami, rencananya mau minum-minum juga dirumahnya, karena sekalian lewat,” ujar pria berambut ikal ini.

Namun, setibanya di Simpang Pajak Melati, Rajasa meminta Apul untuk mencarikan mesin ATM karena dirinya hendak mengambil uang. “Cari ATM, jumpa di Simpang Melati tapi tidak ada uangnya. Lalu, aku bawa terus mobilnya dan ketua suruh cari ATM sekalian isi bensin,” jelasnya.

Selanjutnya, mereka pun melanjutkan menuju Jalan Flamboyan Raya. Saat hendak membelokan stir mobilnya, ternyata SPBU tersebut tutup. Melihat itu, pria berumur 36 tahun ini mencoba mencari tempat pengisian bensin lainnya. Namun, saat dirinya hendak jalan. Tiba-tiba saja, sebuah mobil warna hitam memepet mobil mereka.

“Tiba-tiba dipepet gitu, dipotong. Langsung turun dari bangku belakang membawa pisau, lalu keluar satu lagi yang berada disamping supir jalan menuju mobil kami. Posisinya, kaca mobil kami semua terbuka. Yang dibelakang melempar batu ke arah wajah aku,” bebernya.

Dengan cepat, pelaku yang lainnya lalu menodongkan senjata tajam ke leher Apul, Limbong dan Sembiring. “Langsung di leher ditodongkannya, pisaunya stenlis gitu. Aku mau keluar, posisi jendel terbuka, aku pakai sabuk pengaman. Dia (pelaku) menahan pintunya sambil todongkan pisau, sampai kena juga mata aku percikan kaca mobil yang dilemparnya,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan Sembiring, namun pisau yang menodongkan ke leher berbeda dengan Apul. “Kalau aku pisaunya macam sangkur, karena berigi begitu,” sambung pria yang sudah ubanan ini.

Limbong juga mengaku hal yang sama. “Aku juga di todong leher aku, yang aku kata-kata pelakunya itu “jangan bergerak, bunuh nanti”,” kata pria yang memakai baju partai berkepala banteng ini. Selang waktu 2 menit lamanya, Rajasa pun langsung berpindah mobil.

“Paling ada 2 menit mereka culik ketua. Mobilnya, antara Avanza atau Inova yang jelas lambang Toyota itu. Warnanya hitam, ciri-cirinya tinggi, kurus, pakai baju kaos oblong warna coklat, celana pendek, rambut sedikit panjang, itu yang menodongkan pisau ke leher aku,” celotehnya.

Saat, hendak ke rumah Sembirng, Rajasa tepat berada disamping sopir. Sedangkan dua teman lainnya, berada dibelakangnya. “Aku duduk pas dibelakang sopir, kalau Pak Limbong dibelakang ketua,” kata Sembiring saat di depan Mapolresta Medan.(eza/trg)

Sebelumnya, Senin (27/4) sekitar 01.00, diculik saat melintasi Jalan Flamboyan Raya, Kel. Tanjung Sari, tepatnya di depan SPBU. Pelaku yang berjumlah 5 orang terlebih dahulu memecahkan kaca mobil korban, lalu menodongkan sangkur ke arah teman-temannya.

Mangapul Sitorus mengatakan, kejadian itu berawal saat dirinya bersama Limbong berada di rumah Rajasa. Mereka mau menghadiri acara selamatan di Dusun V, Bandar Meriah, Desa Suka Maju, Kec. Sunggal. Dengan merental mobil jenis kijang kapsul warna biru BK 888 ZJ, sekitar pukul 20.00 wib mereka pun menuju ke tempat saudara Rajasa.

“Sekitar jam 8 lah kami berangkat dari rumah ketua, aku, pak Limbong sama ketua,” ucap pria yang akrab disapa Apul, dan bertindak sebagai sopir mobil kala itu. “Ada acara syukuran di rumah keluarga ketua, anak saudaranya ada baru diterima kerja. Jadi ada acara makan-makan disitu,” sambungnya.

Selang waktu 2 jam lamanya, karena sudah pukul 00.00 wib. Rajasa pun mengajak pulang, namun kali ini mereka berempat. Pasalnya, Ngaraken Sembiring (62) hendak menumpang ke rumahnya di Namo Buah, Dusun II, Desa Silebo-lebo, Kec. Kutalimbaru. “Pulangnya pak Sembiring ini sama kami, rencananya mau minum-minum juga dirumahnya, karena sekalian lewat,” ujar pria berambut ikal ini.

Namun, setibanya di Simpang Pajak Melati, Rajasa meminta Apul untuk mencarikan mesin ATM karena dirinya hendak mengambil uang. “Cari ATM, jumpa di Simpang Melati tapi tidak ada uangnya. Lalu, aku bawa terus mobilnya dan ketua suruh cari ATM sekalian isi bensin,” jelasnya.

Selanjutnya, mereka pun melanjutkan menuju Jalan Flamboyan Raya. Saat hendak membelokan stir mobilnya, ternyata SPBU tersebut tutup. Melihat itu, pria berumur 36 tahun ini mencoba mencari tempat pengisian bensin lainnya. Namun, saat dirinya hendak jalan. Tiba-tiba saja, sebuah mobil warna hitam memepet mobil mereka.

“Tiba-tiba dipepet gitu, dipotong. Langsung turun dari bangku belakang membawa pisau, lalu keluar satu lagi yang berada disamping supir jalan menuju mobil kami. Posisinya, kaca mobil kami semua terbuka. Yang dibelakang melempar batu ke arah wajah aku,” bebernya.

Dengan cepat, pelaku yang lainnya lalu menodongkan senjata tajam ke leher Apul, Limbong dan Sembiring. “Langsung di leher ditodongkannya, pisaunya stenlis gitu. Aku mau keluar, posisi jendel terbuka, aku pakai sabuk pengaman. Dia (pelaku) menahan pintunya sambil todongkan pisau, sampai kena juga mata aku percikan kaca mobil yang dilemparnya,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan Sembiring, namun pisau yang menodongkan ke leher berbeda dengan Apul. “Kalau aku pisaunya macam sangkur, karena berigi begitu,” sambung pria yang sudah ubanan ini.

Limbong juga mengaku hal yang sama. “Aku juga di todong leher aku, yang aku kata-kata pelakunya itu “jangan bergerak, bunuh nanti”,” kata pria yang memakai baju partai berkepala banteng ini. Selang waktu 2 menit lamanya, Rajasa pun langsung berpindah mobil.

“Paling ada 2 menit mereka culik ketua. Mobilnya, antara Avanza atau Inova yang jelas lambang Toyota itu. Warnanya hitam, ciri-cirinya tinggi, kurus, pakai baju kaos oblong warna coklat, celana pendek, rambut sedikit panjang, itu yang menodongkan pisau ke leher aku,” celotehnya.

Saat, hendak ke rumah Sembirng, Rajasa tepat berada disamping sopir. Sedangkan dua teman lainnya, berada dibelakangnya. “Aku duduk pas dibelakang sopir, kalau Pak Limbong dibelakang ketua,” kata Sembiring saat di depan Mapolresta Medan.(eza/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/