MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kedua jenazah Brigadir Pol Muhammad Dedi Sopian (37) dan Briptu Suprianto Sigiro alias Giro (28), dievakuasi ke RS Bhayangkara sekira pukul 14.30 WIB. Sebelum kedua jenazah dibawa, terlihat dua mobil ambulans yang datang ke lokasi kejadian. Namun, jenazah keduanya justru dievakuasi menggunakan satu kantung mayat. Akhirnya cuma satu ambulans yang digunakan.
Terlihat Wakapoldasu Brigjend Ilham, Dir Propam Poldasu, Dir Binmas, Dir Pol Air, memantau proses evakuasi. Ketika kedua jenazah diberangkatkan, ratusan masyarakat yang memadati jalan langsung ditertibkan hingga beberapa kilometer.
Di depan rumah Dedi, beberapa polisi mengenakan senjata laras panjang terlihat berjaga. Oknum Pol Air Sergai berbaju dinas biru juga nampak mengumpul sambil berbincang di halaman rumah tetangga korban.
Setibanya di RS Bhayangkara, rumah sakit itu sudah dipadati kru wartawan dan polisi. Bahkan keluarga pasien lain juga ikut nimbrung, berusaha mendekat melihat langsung jasad kedua polisi yang tewas itu. Polisi sampai harus bersusah payah membuka jalan agar jasad bisa dibawa ke dalam.
“Awas..tolong kasih jalan, awas..” ujar petugas berulangkali, mengingatkan kru media yang ada di sana.
Sejam setelah kedatangan jasad Dedi, tepat pukul 16.30 WIB, jasad Sigiro pun datang ke RSU Brimob. Untuk dilakukannya otopsi, terlihat hingga pukul 18.00 WIB, jasad kedua sahabat ini pun masih dalam pemeriksaan, dan lagi bila keluarga Sigiro hingga adzan magrib belum datang untuk melihat jasadnya.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumut Kombes Pol Dr Setyo Purwanto menyatakan, saat ini ada tim yang melakukan autopsi terhadap kedua jenazah. “Ada tim yang tengah melakukan autopsi,” kata Setyo. Tim yang terdiri dari enam ahli ini berasal dari Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Umum (RSU) dr Pirngadi.
Disebutkan Setyo, hasil pemeriksaan sementara terhadap jenazah Briptu Sigiro, ditemukan satu luka tembak. Peluru masuk dari dahi dan menyebabkan luka di bagian belakang kepala. Sementara jenazah Brigadir Dedi, mengalami luka tembak di tiga tempat. Yakni luka tembak kaki kanan bagian betis, luka tembak di punggung dan luka di bagian kepala belakang.
Kasubbid Penmas Poldasu, AKBP MP Nainggolan menjelaskan, soal pemberian senpi kepada personel kepolisian, sudah melalui prosedur dan pengujian psikologi. Selain itu, yang memiliki senpi adalah polisi yang bertugas di operasional. Jadi, untuk kasus ini, masih dalam penyelidikan.
“Kalau kepemilikan senpi, pihak kepolisian sudah mengaturnya, dan itu juga dilihat dari pangkat serta tempat penugasannya. Yang paling penting terutama diperiksa psikologisnya terlebih dahulu. Soal ini, kita sedang pengumpulan saksi dan barang bukti,” pungkasnya.
Terpisah, Kapoldasu Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo yang datang meninjau lokasi mengaku pihaknya akan mengevaluasi terhadap anggota dalam kepemilikan senjata, serta akan melakukan psikotes ulang. Keluarga korban akan ditanggungjawabi Polri.
Ketika disinggung motif aksi penembakan Briptu Suprianto Sigiro terhadap rekannya Dedi, Kapoldasu Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo mengaku pihaknya belum mengetahui. Sebab masih melakukan penyelidikan. (rul/mag2/gib)