27 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Kakek Bawa Sabu Serang Polisi

Foto: Well/PM Asparizal (tengah) yang menyerang polisi setelah ketahuan bawa sabu.
Foto: Well/PM
Asparizal (tengah) yang menyerang polisi setelah ketahuan bawa sabu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sudah berkendara tak pakai helm, malah melawan petugas. Itulah yang dilakukan Asparizal (54) warga Jl. Bakti Gang Nangka, Medan Area ini. Kakek 10 cucu ini ditangkap petugas Polantas di Jl. Imam Bonjol pada Senin (29/9) siang lantaran kedapatan membawa satu bungkusan kecil berisi narkoba jenis sabu, sementara rekannya Rahim berhasil kabur.

Penangkapan terhadap Asparizal bermula ketika dirinya dan Rahim berboncengan dengan mio BK 5273 XR tanpa mengenakan helm. Saat itu, petugas Polantas Bripka HG Saragih langsung menghentikan keduanya, bukannya berhenti, keduanya justru berusaha kabur dan menghindari petugas. Sadar ada yang tak beres, Bripka HG Saragih pun melakukan pengejaran dan sempat melihat Asparizal selaku pengemudi sepeda motor membuang bungkusan kecil.

Kecurigaan petugas pun kian menjadi-jadi dan terus mengejar keduanya. Akhirnya keduanya berhasil diamankan, namun saat diminta menunjukkan lokasi pembuangan bungkusan kecil tersebut, Rahim justru melarikan diri dengan berlari ke Jl. Tengku Daud. Tak lama, petugas menemukan satu paket kecil sabu di depan pintu masuk Hotel Danau Toba Jl. Imam Bonjol.

Tertangkap, Asparizal melakukan perlawanan. Pria paruh baya yang masih dalam pengaruh narkoba ini berusaha menyerang Bripka HG Saragih, duel pun terjadi antara keduanya hingga akhirnya seorang petugas Polantas lainnya Brigadir Meiji membantu mengamankan tersangka yang tak mau menyerah.

“Awalnya mereka boncengan tanpa pakai helm, jadi saya yang sedang tugas berniat menghentikan mereka. Tapi malah kabur, disitu saya curiga dan langsung mengejar keduanya. Saya lihat ada bungkusan yang dibuang, makanya saya kejar terus. Semula mereka dapat berdua, tapi waktu saya minta menunjukkan dimana barang itu dibuang yang satu laginya kabur. Saya tetap fokus sama tersangka, tak lama dia menyerang saya dan sempat adu fisik,” kata Bripka HG Saragih menjelaskan kronologis kejadian.

Setelah berkoordinasi dengan petugas Polantas lainnya, akhirnya Asparizal digiring ke Pos Lantas Lapangan Merdeka berikut barang bukti sepeda motor mio BK 5273 XR dan satu paket kecil narkoba jenis sabu-sabu. Dihadapan beberapa petugas, kakek yang masih ‘ketinggian’ ini kerap ngawur ketika ditanyai petugas. Bahkan, tak jarang ia mengatakan jika ia tak mengetahui apa-apa dan hanya diajak oleh rekannya Rahim. “Aku tak tahu apa-apa, aku cuma diajak,” kata pria yang mengaku dulunya mantan pengusaha Konveksi ini.

Dijelaskannya, saat itu ia dan Rahim sedang berada di kawasan Petisah hendak menuju ke Hotel Wisata di Jl. Amaliun. “Kami mau ke Amaliun tadi itu pak, diajak aku sama si Rahim. Tak tahu aku pak,” katanya lagi.

Ditanyai dari mana ia mendapatkan barang terlarang tersebut, ia terus mengatakan sama sekali tak tahu apa-apa. “Aku tak tahu,” katanya dengan nada bicara layaknya orang yang masih dibawah pengaruh narkoba.

Pernah Jadi Pengusaha Konveksi
Kakek 10 cucu yang sudah menduda ini mengatakan jika dirinya sudah lama menjadi pecandu narkoba. Bahkan, ia mengaku jika dirinya dulunya merupakan pengusaha konveksi sukses yang telah hancur lantaran menjadi pecandu narkoba. “Sudah lama lah, dulu aku pengusaha konveksi. Cuma sudah bangkrut,” katanya
Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol Budi Hendrawan didampingi Kanit Patwal AKP Rosmawaty yang mengetahui anggotanya menangkap pengguna sabu langsung mendatangi Pos Lantas Lapangan Merdeka. Dikatakannya, jika dirinya mengapresiasi setiap anggota Polantas yang berani mengambil tindakan tegas kepada para pelaku kriminal dan yang terlibat narkoba.

“Saya apresiasi kinerja anggota yang berani ya, mudah-mudahan hal ini bisa ditiru anggota Polantas lainnya,” kata mantan Kapolsek Medan Baru ini.

Usai dimintai keterangan, Asparizal diserahkan ke Sat Res Narkoba Polresta Medan yang diterima oleh Kanit Idik I AKP Jama Kita Purba, SH. “Masih kita periksa dulu ya,” kata Jama. (wel/bd)

Foto: Well/PM Asparizal (tengah) yang menyerang polisi setelah ketahuan bawa sabu.
Foto: Well/PM
Asparizal (tengah) yang menyerang polisi setelah ketahuan bawa sabu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sudah berkendara tak pakai helm, malah melawan petugas. Itulah yang dilakukan Asparizal (54) warga Jl. Bakti Gang Nangka, Medan Area ini. Kakek 10 cucu ini ditangkap petugas Polantas di Jl. Imam Bonjol pada Senin (29/9) siang lantaran kedapatan membawa satu bungkusan kecil berisi narkoba jenis sabu, sementara rekannya Rahim berhasil kabur.

Penangkapan terhadap Asparizal bermula ketika dirinya dan Rahim berboncengan dengan mio BK 5273 XR tanpa mengenakan helm. Saat itu, petugas Polantas Bripka HG Saragih langsung menghentikan keduanya, bukannya berhenti, keduanya justru berusaha kabur dan menghindari petugas. Sadar ada yang tak beres, Bripka HG Saragih pun melakukan pengejaran dan sempat melihat Asparizal selaku pengemudi sepeda motor membuang bungkusan kecil.

Kecurigaan petugas pun kian menjadi-jadi dan terus mengejar keduanya. Akhirnya keduanya berhasil diamankan, namun saat diminta menunjukkan lokasi pembuangan bungkusan kecil tersebut, Rahim justru melarikan diri dengan berlari ke Jl. Tengku Daud. Tak lama, petugas menemukan satu paket kecil sabu di depan pintu masuk Hotel Danau Toba Jl. Imam Bonjol.

Tertangkap, Asparizal melakukan perlawanan. Pria paruh baya yang masih dalam pengaruh narkoba ini berusaha menyerang Bripka HG Saragih, duel pun terjadi antara keduanya hingga akhirnya seorang petugas Polantas lainnya Brigadir Meiji membantu mengamankan tersangka yang tak mau menyerah.

“Awalnya mereka boncengan tanpa pakai helm, jadi saya yang sedang tugas berniat menghentikan mereka. Tapi malah kabur, disitu saya curiga dan langsung mengejar keduanya. Saya lihat ada bungkusan yang dibuang, makanya saya kejar terus. Semula mereka dapat berdua, tapi waktu saya minta menunjukkan dimana barang itu dibuang yang satu laginya kabur. Saya tetap fokus sama tersangka, tak lama dia menyerang saya dan sempat adu fisik,” kata Bripka HG Saragih menjelaskan kronologis kejadian.

Setelah berkoordinasi dengan petugas Polantas lainnya, akhirnya Asparizal digiring ke Pos Lantas Lapangan Merdeka berikut barang bukti sepeda motor mio BK 5273 XR dan satu paket kecil narkoba jenis sabu-sabu. Dihadapan beberapa petugas, kakek yang masih ‘ketinggian’ ini kerap ngawur ketika ditanyai petugas. Bahkan, tak jarang ia mengatakan jika ia tak mengetahui apa-apa dan hanya diajak oleh rekannya Rahim. “Aku tak tahu apa-apa, aku cuma diajak,” kata pria yang mengaku dulunya mantan pengusaha Konveksi ini.

Dijelaskannya, saat itu ia dan Rahim sedang berada di kawasan Petisah hendak menuju ke Hotel Wisata di Jl. Amaliun. “Kami mau ke Amaliun tadi itu pak, diajak aku sama si Rahim. Tak tahu aku pak,” katanya lagi.

Ditanyai dari mana ia mendapatkan barang terlarang tersebut, ia terus mengatakan sama sekali tak tahu apa-apa. “Aku tak tahu,” katanya dengan nada bicara layaknya orang yang masih dibawah pengaruh narkoba.

Pernah Jadi Pengusaha Konveksi
Kakek 10 cucu yang sudah menduda ini mengatakan jika dirinya sudah lama menjadi pecandu narkoba. Bahkan, ia mengaku jika dirinya dulunya merupakan pengusaha konveksi sukses yang telah hancur lantaran menjadi pecandu narkoba. “Sudah lama lah, dulu aku pengusaha konveksi. Cuma sudah bangkrut,” katanya
Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol Budi Hendrawan didampingi Kanit Patwal AKP Rosmawaty yang mengetahui anggotanya menangkap pengguna sabu langsung mendatangi Pos Lantas Lapangan Merdeka. Dikatakannya, jika dirinya mengapresiasi setiap anggota Polantas yang berani mengambil tindakan tegas kepada para pelaku kriminal dan yang terlibat narkoba.

“Saya apresiasi kinerja anggota yang berani ya, mudah-mudahan hal ini bisa ditiru anggota Polantas lainnya,” kata mantan Kapolsek Medan Baru ini.

Usai dimintai keterangan, Asparizal diserahkan ke Sat Res Narkoba Polresta Medan yang diterima oleh Kanit Idik I AKP Jama Kita Purba, SH. “Masih kita periksa dulu ya,” kata Jama. (wel/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/