27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Tersangka Penculik Bayi Manurung Mudah Bergaul

Desi Ariani, si penculik bayi Boru Manurung.
Desi Ariani, si penculik bayi Boru Manurung.

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Tak banyak informasi yang bisa digali di sekitar kos yang dihuni penculik bayi Toni Manurung (26) dan Lasmaria Boru Manulang (24), Desi Ariani (32), tepatnya di Jalan Pasirkaliki, Gang H Junaedi RT 2 RW 11, Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat.

Ika (25), warga sekitar mengaku kaget mendengar Desi yang ternyata menculik bayi di RS Hasan Sadikin (RSHS). Desi selama ini dikenal sebagai warga yang baik dan tidak bermasalah dengan warga sekitar. “Dia orangnya ceria,” ucap Ika.

Desi juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan cepat akrab dengan warga sekitar. “Dia orangnya sok kenal sok akrab, jadi mudah dekat sama warga,” katanya.

Ketika wartawan datang ke lokasi, suasana kos tampak sepi. Seorang perempuan separuh baya kemudian masuk ke salah satu kamar kos. Ia mengaku tidak tahu banyak seputar pribadi Desi. “Saya enggak tahu soal itu. Saya ngontrak (di kamar) bagian bawah,” ujarnya.

Perempuan itu mengatakan jarang mengobrol dengan Desi. Itu karena dia jarang berlama-lama ada di kosan. “Saya sibuk jualan, saya pulang ke kosan kalau untuk salat saja,” ungkapnya.

Tak lama berselang, perempuan berkerudung cokelat keluar dari salah satu kamar kos. Ia juga ogah berkomentar soal Desi. “Waduh saya tidak tahu. Saya sibuk, jadi tidak tahu,” katanya.

Ia juga tidak tahu soal Desi yang mengaku-aku hamil dan ternyata menculik bayi di RS Hasan Sadikin (RSHS). Ia pun buru-buru pergi dari kosan dan ogah berkomentar lebih banyak. “Saya enggak tahu. Saya juga kaget mendengar itu,” pungkasnya.

Desi Ariani dipindahkan dari IGD RS Hasan Sadikin (RSHS) ke ruang perawatan biasa. “Yang bersangkutan sudah dipindahkan karena indikasi gawat daruratnya sudah tidak ada,” kata Kepala Humas dan Protokoler RSHS, Nurul Wulandhani.

Meski dipindahkan ke ruang perawatan, DS tetap dipantau intensif tim dokter. Itu karena beberapa bagian tubuhnya mengalami luka setelah Desi loncat dari fly over Pasupati.

Di kamar perawatan, Desi tidak digabung dengan pasien lain. “Itu ruangan biasa, hanya dihuni satu pasien,” jelas Nurul.

Untuk keamanan, empat polisi pun bertugas siaga di sekitar kamar perawatan DS. Itu demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. “Dia kan saksi mahkota,” pungkas Nurul.

Kondisi Desi masih labil. “Masih perawatan untuk memperbaiki fisik dan psikisnya,” ujar Direktur Umum dan Operasional RSHS, Edi Sampurna, di RSHS, Minggu (30/3).

Menurut Edi, saat ini kondisi pelaku masih labil sehingga belum bisa dimintai keterangan.

“Belum bisa dimintai keterangan, sampai kapannya enggak bisa dipastikan,” ucapnya.

Desi mengalami luka cukup parah karena meloncat dari jembatan layang Pasupati setinggi sekitar 15 meter. Hal itu dilakukan usai tempat kosnya didatangi polisi.

 

VALENCIA BARU MANURUNG PULANG

Dengan raut wajah bahagia, pasangan Toni Manurung (26) dan Lasmaria Boru Manulang (24) akhirnya bisa membawa putri keduanya, Valencia Yusnita Manurung pulang ke rumahnya di Jalan Babakan Irigasi RT 3 RW 4, Kelurahan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung.

Tepat pukul 12.00 WIB, Tim RSHS mengantarkan keluarga tersebut ke kediamannya dengan menggunakan mobil dinas RSHS Kijang Innova Biru dengan nopol D 1822 D. Mereka didampingi suster dan staf RSHS.

Sebelum berangkat pulang, ayah bayi, Toni, mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang telah membantu menemukan dan merawat anaknya.

“Saya ucapkan terimakasih kepada RSHS dan kepolisian yang telah membantu dan merawat anak saya,” ungkap Toni dengan sumringah di lobby RSHS, Jalan Pasteur.

Sementara sang bayi, Valencia, tampak nyaman tidur di pangkuan sang ibu. Kepada wartawan, Lasmaria tidak banyak bicara. Ia terus memandangi anaknya itu dengan raut wajah bahagia.

“Saya senang, saya akan menjaga bayi ini dan tidak mau kejadian ini terulang lagi,” ucapnya yang duduk di atas kursi roda.

Sebelum melepas keluarga tersebut, pihak RSHS juga memberikan kado untuk bayi Valencia.

‎Toni Manurung akhirnya bisa memaafkan DS yang telah menculik anaknya sejak 25 hingga 28 Maret lalu. Sebelumnya, Toni secara tegas tidak akan memaafkan perbuatan pelaku yang telah memisahkan anaknya yang baru lahir di RS Hasan Sadikin (RSHS) pada 25 Maret lalu.

“Memang saya awalnya belum bisa memaafkan, tapi kemarin saya diberi petunjuk oleh Tuhan melalui nasihat Pak Martin (Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul) dan akhirnya saya sudah bisa memaafkannya,” ucap Toni sebelum meninggalkan RSHS.

Namun, untuk masalah hukum pihaknya sangat berharap pelaku dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. “Dari hati terdalam, saya sudah memaafkan pelaku. Tapi proses hukum harus tetap berjalan,” katanya.

Disinggung soal nama sang anak. Toni mengungkapkan awalnya memang berharap Kapolda Jabar, Irjen Pol Mochamad Iriawan, bisa memberikan nama tambahan terhadap anak keduanya itu. Namun hingga kini masih belum ada kabar.

“Saya mengharapkan ada nama kepanjangan dari Pak Kapolda, tapi sampai saat ini belum ada. Jadi mungkin, saya rasa Pak Kapolda sudah setuju (Valencia Yusnita Manurung),” pungkasnya.(net/bbs)

Desi Ariani, si penculik bayi Boru Manurung.
Desi Ariani, si penculik bayi Boru Manurung.

BANDUNG, SUMUTPOS.CO – Tak banyak informasi yang bisa digali di sekitar kos yang dihuni penculik bayi Toni Manurung (26) dan Lasmaria Boru Manulang (24), Desi Ariani (32), tepatnya di Jalan Pasirkaliki, Gang H Junaedi RT 2 RW 11, Kelurahan Sukabungah, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Jawa Barat.

Ika (25), warga sekitar mengaku kaget mendengar Desi yang ternyata menculik bayi di RS Hasan Sadikin (RSHS). Desi selama ini dikenal sebagai warga yang baik dan tidak bermasalah dengan warga sekitar. “Dia orangnya ceria,” ucap Ika.

Desi juga dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul dan cepat akrab dengan warga sekitar. “Dia orangnya sok kenal sok akrab, jadi mudah dekat sama warga,” katanya.

Ketika wartawan datang ke lokasi, suasana kos tampak sepi. Seorang perempuan separuh baya kemudian masuk ke salah satu kamar kos. Ia mengaku tidak tahu banyak seputar pribadi Desi. “Saya enggak tahu soal itu. Saya ngontrak (di kamar) bagian bawah,” ujarnya.

Perempuan itu mengatakan jarang mengobrol dengan Desi. Itu karena dia jarang berlama-lama ada di kosan. “Saya sibuk jualan, saya pulang ke kosan kalau untuk salat saja,” ungkapnya.

Tak lama berselang, perempuan berkerudung cokelat keluar dari salah satu kamar kos. Ia juga ogah berkomentar soal Desi. “Waduh saya tidak tahu. Saya sibuk, jadi tidak tahu,” katanya.

Ia juga tidak tahu soal Desi yang mengaku-aku hamil dan ternyata menculik bayi di RS Hasan Sadikin (RSHS). Ia pun buru-buru pergi dari kosan dan ogah berkomentar lebih banyak. “Saya enggak tahu. Saya juga kaget mendengar itu,” pungkasnya.

Desi Ariani dipindahkan dari IGD RS Hasan Sadikin (RSHS) ke ruang perawatan biasa. “Yang bersangkutan sudah dipindahkan karena indikasi gawat daruratnya sudah tidak ada,” kata Kepala Humas dan Protokoler RSHS, Nurul Wulandhani.

Meski dipindahkan ke ruang perawatan, DS tetap dipantau intensif tim dokter. Itu karena beberapa bagian tubuhnya mengalami luka setelah Desi loncat dari fly over Pasupati.

Di kamar perawatan, Desi tidak digabung dengan pasien lain. “Itu ruangan biasa, hanya dihuni satu pasien,” jelas Nurul.

Untuk keamanan, empat polisi pun bertugas siaga di sekitar kamar perawatan DS. Itu demi menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. “Dia kan saksi mahkota,” pungkas Nurul.

Kondisi Desi masih labil. “Masih perawatan untuk memperbaiki fisik dan psikisnya,” ujar Direktur Umum dan Operasional RSHS, Edi Sampurna, di RSHS, Minggu (30/3).

Menurut Edi, saat ini kondisi pelaku masih labil sehingga belum bisa dimintai keterangan.

“Belum bisa dimintai keterangan, sampai kapannya enggak bisa dipastikan,” ucapnya.

Desi mengalami luka cukup parah karena meloncat dari jembatan layang Pasupati setinggi sekitar 15 meter. Hal itu dilakukan usai tempat kosnya didatangi polisi.

 

VALENCIA BARU MANURUNG PULANG

Dengan raut wajah bahagia, pasangan Toni Manurung (26) dan Lasmaria Boru Manulang (24) akhirnya bisa membawa putri keduanya, Valencia Yusnita Manurung pulang ke rumahnya di Jalan Babakan Irigasi RT 3 RW 4, Kelurahan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung.

Tepat pukul 12.00 WIB, Tim RSHS mengantarkan keluarga tersebut ke kediamannya dengan menggunakan mobil dinas RSHS Kijang Innova Biru dengan nopol D 1822 D. Mereka didampingi suster dan staf RSHS.

Sebelum berangkat pulang, ayah bayi, Toni, mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang telah membantu menemukan dan merawat anaknya.

“Saya ucapkan terimakasih kepada RSHS dan kepolisian yang telah membantu dan merawat anak saya,” ungkap Toni dengan sumringah di lobby RSHS, Jalan Pasteur.

Sementara sang bayi, Valencia, tampak nyaman tidur di pangkuan sang ibu. Kepada wartawan, Lasmaria tidak banyak bicara. Ia terus memandangi anaknya itu dengan raut wajah bahagia.

“Saya senang, saya akan menjaga bayi ini dan tidak mau kejadian ini terulang lagi,” ucapnya yang duduk di atas kursi roda.

Sebelum melepas keluarga tersebut, pihak RSHS juga memberikan kado untuk bayi Valencia.

‎Toni Manurung akhirnya bisa memaafkan DS yang telah menculik anaknya sejak 25 hingga 28 Maret lalu. Sebelumnya, Toni secara tegas tidak akan memaafkan perbuatan pelaku yang telah memisahkan anaknya yang baru lahir di RS Hasan Sadikin (RSHS) pada 25 Maret lalu.

“Memang saya awalnya belum bisa memaafkan, tapi kemarin saya diberi petunjuk oleh Tuhan melalui nasihat Pak Martin (Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Martinus Sitompul) dan akhirnya saya sudah bisa memaafkannya,” ucap Toni sebelum meninggalkan RSHS.

Namun, untuk masalah hukum pihaknya sangat berharap pelaku dihukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. “Dari hati terdalam, saya sudah memaafkan pelaku. Tapi proses hukum harus tetap berjalan,” katanya.

Disinggung soal nama sang anak. Toni mengungkapkan awalnya memang berharap Kapolda Jabar, Irjen Pol Mochamad Iriawan, bisa memberikan nama tambahan terhadap anak keduanya itu. Namun hingga kini masih belum ada kabar.

“Saya mengharapkan ada nama kepanjangan dari Pak Kapolda, tapi sampai saat ini belum ada. Jadi mungkin, saya rasa Pak Kapolda sudah setuju (Valencia Yusnita Manurung),” pungkasnya.(net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/