23.7 C
Medan
Saturday, January 18, 2025

Anak dan Menantu Usir Ibu Tua dari Rumahnya Sendiri

SUMUTPOS.CO – Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Pepatah itu cocok disandangkan pada seorang ibu sebut Butet (71). Menantunya, sebut Tongat (45), seringkali mengusir dan menaruhnya di jalanan jika sedang marah.

Wajah Butet terlihat sangat lusuh. Berjalan sendirian dengan wajah penuh nestapa, dia menyatakan jika dirinya baru diusir dari rumahnya sendiri.

“Sudah lama gini ini. Kadang saya diturunkan di pinggir jalan. Pulangnya saya jalan,” kata Butet di depan kantor Pengadilan Agama (PA).

Sekilas wajah Butet tampak terlihat seperti pengemis. Karena sering dibuang menantu dan anaknya, ia terpaksa mengemis di pinggir jalan. Entah apa kesalahannya sampai menantu dan anak semata wayangnya sangat membencinya.

Dikatakan nenek dua cucu itu, meski anak kandungnya hanya satu, sebenarnya ia mempunyai dua anak angkat. “Saya lama enggak punya anak, kata orang-orang harus ngangkat anak biar terbiasa ngemong anak,” kata Butet.

Dengan dua anak sebelumnya, Butet menganggap anaknya tiga. “Saya enggak pernah membeda-bedakan mereka. Apalagi semuanya saya asuh sejak lahir procot,” katanya.

Sayangnya, putrinya, sebut Memey (40), tidak mau menerima kedua kakaknya. Ia merasa dialah yang memiliki hak atas semua harta, maupun kasih sayang kedua orang tuanya.

Perasaan iri Memey makin meningkat saat menikah dengan Tongat. Sejak menikah sampai sekarang, Memey dan suaminya ingin kedua kakaknya tidak lagi ke rumah orang tuanya.

Berbagai cara yang dilakukan untuk menjauhkan Butet dengan anak angkatnya. Mulai dari mengadu domba, hingga melarang keduanya ke rumahnya sampai akhir hayat.

Puncaknya, sang anak marah dan hampir 5 tahun tak pernah ke rumah Butet, meski itu hari raya lebaran.

“Saya kira dengan anak-anak gak ke rumah, Memey sudah enggak iri-irian. Ini kok malah tambah parah. Sedih banget rasanya hati ini,” kata Butet.

Terlebih tahun 2011 lalu, suami kesayangannya meninggal. Menurut Butet, dirinya ke Pengadilan Agama (PA) hanya ingin menanyakan proses pembagian warisan kepada anak anaknya.

Walaupun, anak kandungnya satu, serta kedua anak angkat yang sudah bertahun-tahun tidak kunjung datang menengoknya, ia berharap warisan tetap ditujukan kepada ketiga anaknya.

“Saya enggak akan lama, pasti meninggal, saya ingin buat surat warisan dan saya titipkan ke notaris. Ini saya tanya-tanya,” kata Butet. Dia memiliki 4 rumah. (jpg/ras)

SUMUTPOS.CO – Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah. Pepatah itu cocok disandangkan pada seorang ibu sebut Butet (71). Menantunya, sebut Tongat (45), seringkali mengusir dan menaruhnya di jalanan jika sedang marah.

Wajah Butet terlihat sangat lusuh. Berjalan sendirian dengan wajah penuh nestapa, dia menyatakan jika dirinya baru diusir dari rumahnya sendiri.

“Sudah lama gini ini. Kadang saya diturunkan di pinggir jalan. Pulangnya saya jalan,” kata Butet di depan kantor Pengadilan Agama (PA).

Sekilas wajah Butet tampak terlihat seperti pengemis. Karena sering dibuang menantu dan anaknya, ia terpaksa mengemis di pinggir jalan. Entah apa kesalahannya sampai menantu dan anak semata wayangnya sangat membencinya.

Dikatakan nenek dua cucu itu, meski anak kandungnya hanya satu, sebenarnya ia mempunyai dua anak angkat. “Saya lama enggak punya anak, kata orang-orang harus ngangkat anak biar terbiasa ngemong anak,” kata Butet.

Dengan dua anak sebelumnya, Butet menganggap anaknya tiga. “Saya enggak pernah membeda-bedakan mereka. Apalagi semuanya saya asuh sejak lahir procot,” katanya.

Sayangnya, putrinya, sebut Memey (40), tidak mau menerima kedua kakaknya. Ia merasa dialah yang memiliki hak atas semua harta, maupun kasih sayang kedua orang tuanya.

Perasaan iri Memey makin meningkat saat menikah dengan Tongat. Sejak menikah sampai sekarang, Memey dan suaminya ingin kedua kakaknya tidak lagi ke rumah orang tuanya.

Berbagai cara yang dilakukan untuk menjauhkan Butet dengan anak angkatnya. Mulai dari mengadu domba, hingga melarang keduanya ke rumahnya sampai akhir hayat.

Puncaknya, sang anak marah dan hampir 5 tahun tak pernah ke rumah Butet, meski itu hari raya lebaran.

“Saya kira dengan anak-anak gak ke rumah, Memey sudah enggak iri-irian. Ini kok malah tambah parah. Sedih banget rasanya hati ini,” kata Butet.

Terlebih tahun 2011 lalu, suami kesayangannya meninggal. Menurut Butet, dirinya ke Pengadilan Agama (PA) hanya ingin menanyakan proses pembagian warisan kepada anak anaknya.

Walaupun, anak kandungnya satu, serta kedua anak angkat yang sudah bertahun-tahun tidak kunjung datang menengoknya, ia berharap warisan tetap ditujukan kepada ketiga anaknya.

“Saya enggak akan lama, pasti meninggal, saya ingin buat surat warisan dan saya titipkan ke notaris. Ini saya tanya-tanya,” kata Butet. Dia memiliki 4 rumah. (jpg/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/