32.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Pencetus Perang dengan Bambu Runcing

Kemerdekaan rakyat Indonesia didapat dari perjuangan semua golongan rakyat. Termasuk perjuangan kaum santri dan barisan kiai yang berjuang keras untuk menyelamatkan negeri tercinta ini.

Namun kisah perjuangan para kiai dan santri mulai tenggelam dari narasi sejarah Indonesia. Perjuangan mereka sering tak terlihat dalam buku-buku teks pelajaran sejarah di Indonesia.

Padahal, para kiai inilah yang menggerakkan anak muda untuk berjuang dan berperang melawan ketidakadilan yang saat itu diterima oleh masyarakat di Indonesia.

Seperti dilansir NU Online, salah satunya pejuang Muslim yang ikut membela Tanah Air adalah Kiai Subchi Parakan. Ia dikenal dengan Kiai Bambu Runcing.

Kiai Subchi merupakan seorang ulama besar yang berasal dari Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Lahir pada tahun 1850, Subchi, atau sering disebut dengan Subeki, merupakan putra sulung Kiai Harun Rasyid yang merupakan penghulu masjid di kawasan tersebut.

Kiai Subchi dikenal sebagai ulama dan pejuang yang membakar semangat para pemuda untuk bertempur melawan penjajah.

Pada masa revolusi, beliau meminta pemuda-pemuda untuk mengumpulkan bambu yang ujungnya dibuat runcing, kemudian diberi asma’ dan doa khusus.

Dengan bekal bambu runcing, pemuda-pemuda Tanah Air berani berjuang di garda depan bertarung dengan melawan kolonial Belanda. Bambu runcing inilah yang kemudian menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah Belanda. Bahkan, hingga kini, anak-anak generasi muda masih mengenal kita melawan Belanda dengan bambu runcing.

Pada saat itu, Kiai mewajibkan para pemuda minimal membawa bambu lebih dari 5 batang. Setelah itu, setiap batang akan dibacakan doa untuk memudahkan langkah para pemuda.

Saat kemenang pertama diraih, para pemuda sangat bergembira dan menyampaikan kabar ini kepada tetangga dan masyarakat luas.

Melansir dari akun Instagram @ulama.nusantara, Kiai Subchi dikenal sebagai seorang yang murah hati dan suka membantu warga sekitar yang kekurangan.

Beliau dikenal sebagai orang yang dermawan dan suka bersedekah. (okz/ram)

Kemerdekaan rakyat Indonesia didapat dari perjuangan semua golongan rakyat. Termasuk perjuangan kaum santri dan barisan kiai yang berjuang keras untuk menyelamatkan negeri tercinta ini.

Namun kisah perjuangan para kiai dan santri mulai tenggelam dari narasi sejarah Indonesia. Perjuangan mereka sering tak terlihat dalam buku-buku teks pelajaran sejarah di Indonesia.

Padahal, para kiai inilah yang menggerakkan anak muda untuk berjuang dan berperang melawan ketidakadilan yang saat itu diterima oleh masyarakat di Indonesia.

Seperti dilansir NU Online, salah satunya pejuang Muslim yang ikut membela Tanah Air adalah Kiai Subchi Parakan. Ia dikenal dengan Kiai Bambu Runcing.

Kiai Subchi merupakan seorang ulama besar yang berasal dari Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Lahir pada tahun 1850, Subchi, atau sering disebut dengan Subeki, merupakan putra sulung Kiai Harun Rasyid yang merupakan penghulu masjid di kawasan tersebut.

Kiai Subchi dikenal sebagai ulama dan pejuang yang membakar semangat para pemuda untuk bertempur melawan penjajah.

Pada masa revolusi, beliau meminta pemuda-pemuda untuk mengumpulkan bambu yang ujungnya dibuat runcing, kemudian diberi asma’ dan doa khusus.

Dengan bekal bambu runcing, pemuda-pemuda Tanah Air berani berjuang di garda depan bertarung dengan melawan kolonial Belanda. Bambu runcing inilah yang kemudian menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah Belanda. Bahkan, hingga kini, anak-anak generasi muda masih mengenal kita melawan Belanda dengan bambu runcing.

Pada saat itu, Kiai mewajibkan para pemuda minimal membawa bambu lebih dari 5 batang. Setelah itu, setiap batang akan dibacakan doa untuk memudahkan langkah para pemuda.

Saat kemenang pertama diraih, para pemuda sangat bergembira dan menyampaikan kabar ini kepada tetangga dan masyarakat luas.

Melansir dari akun Instagram @ulama.nusantara, Kiai Subchi dikenal sebagai seorang yang murah hati dan suka membantu warga sekitar yang kekurangan.

Beliau dikenal sebagai orang yang dermawan dan suka bersedekah. (okz/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/