29 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Hanya Angkat Sebagian Buku

Poster film Edensor.
Poster film Edensor.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Laskar Pelangi sekuel 2, Edensor, akan mulai tayang pada Selasa mendatang (24/12). Kemarin (17/12) film tersebut diputar untuk kalangan terbatas di XXI Premiere, Gandaria City. Penayangan film yang dibintangi Lukman Sardi (Ikal) dan Abimana Aryasatya (Arai) itu dihadiri pula oleh produser Mizan Productions Putut Wijanarko dan Andrea Hirata, penulis novel tetralogi Laskar Pelangi.

Film yang disutradarai Benni Setiawan itu menekankan cerita perjuangan Ikal dan Arai ketika melanjutkan sekolah di Prancis. Jika novel Edensor lebih kuat menceritakan petualangan dua pemuda dari Belitung tersebut menjelajahi Eropa, di film spirit keduanya dalam mengejar mimpi ditonjolkan. Bagaimana Ikal dan Arai berjuang menyelesaikan kuliah. Ternyata, setelah berhasil mengejar mimpi bersekolah di Paris, tak lantas hidup menjadi mudah. Bumbu cerita soal cinta turut dihadirkan oleh sutradara.

Menurut Putut Wijanarko, mereka memutuskan untuk menghadirkan cerita bagian pertama ketika dua pemuda itu di Paris. Dalam bukunya, diceritakan bagaimana Ikal dan Arai melakukan backpacking ke negara-negara di Eropa. Di filmnya, hal itu tidak ada. Ceritanya dibagi.

“Di bukunya memang panjang ceritanya. Untuk kepadatan cerita, lebih baik konsentrasi pada paro pertama dari buku. Karena kalau dilihat, tantangan travel movie besar sekali,” tutur Putut.

Bagaimana rencana selanjutnya? Putut belum bisa memberikan jawaban pasti. Apakah dilanjutkan dengan cerita soal perjalanan Ikal dan Arai atau melompat ke sekuel berikutnya, yakni cerita di novel Maryamah Karpov. “Masih kami rencanakan. Kami lihat dulu,” kata dia. Yang jelas, kekuatan cerita dan esensi dari kelanjutan film sebelumnya dihadirkan di film tersebut. Ada cerita tentang pencarian Ikal terhadap A Ling. Namun, dia mengatakan, mungkin dihadirkan cerita perjalanan jika memang dipandang perlu di film selanjutnya. Bila tetap memutuskan bagian itu diangkat, diperlukan usaha besar. “Itu kan ceritanya sepanjang musim panas, dua atau tiga bulan. Perjalanannya sampai Rusia, juga Afrika. Dari segi teknis memang menimbulkan kompleksitas yang tidak sederhana,” jelas dia.

Andrea Hirata sebagai penulis novel mengatakan bahwa keputusan pembagian cerita dibuat oleh sutradara dan produser. Dia telah memberikan kepercayaan penuh kepada mereka. “Namun, setelah saya lihat filmnya, saya setuju ceritanya dibagi. Biar ada porsi yang lebih banyak untuk menampilkan perjuangan mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri,” kata dia.

Bagi dia, justru itu yang penting untuk menjadi inspirasi dan semangat. “Saya senang. Itu yang saya harapkan. Saya berpendirian, film seharusnya tidak sama dengan novelnya. Kalau sama, ngapain harus dibuat filmnya. Dan film ini berhasil,” ucapnya. (jan/c11/ayi/jpnn)

Poster film Edensor.
Poster film Edensor.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Laskar Pelangi sekuel 2, Edensor, akan mulai tayang pada Selasa mendatang (24/12). Kemarin (17/12) film tersebut diputar untuk kalangan terbatas di XXI Premiere, Gandaria City. Penayangan film yang dibintangi Lukman Sardi (Ikal) dan Abimana Aryasatya (Arai) itu dihadiri pula oleh produser Mizan Productions Putut Wijanarko dan Andrea Hirata, penulis novel tetralogi Laskar Pelangi.

Film yang disutradarai Benni Setiawan itu menekankan cerita perjuangan Ikal dan Arai ketika melanjutkan sekolah di Prancis. Jika novel Edensor lebih kuat menceritakan petualangan dua pemuda dari Belitung tersebut menjelajahi Eropa, di film spirit keduanya dalam mengejar mimpi ditonjolkan. Bagaimana Ikal dan Arai berjuang menyelesaikan kuliah. Ternyata, setelah berhasil mengejar mimpi bersekolah di Paris, tak lantas hidup menjadi mudah. Bumbu cerita soal cinta turut dihadirkan oleh sutradara.

Menurut Putut Wijanarko, mereka memutuskan untuk menghadirkan cerita bagian pertama ketika dua pemuda itu di Paris. Dalam bukunya, diceritakan bagaimana Ikal dan Arai melakukan backpacking ke negara-negara di Eropa. Di filmnya, hal itu tidak ada. Ceritanya dibagi.

“Di bukunya memang panjang ceritanya. Untuk kepadatan cerita, lebih baik konsentrasi pada paro pertama dari buku. Karena kalau dilihat, tantangan travel movie besar sekali,” tutur Putut.

Bagaimana rencana selanjutnya? Putut belum bisa memberikan jawaban pasti. Apakah dilanjutkan dengan cerita soal perjalanan Ikal dan Arai atau melompat ke sekuel berikutnya, yakni cerita di novel Maryamah Karpov. “Masih kami rencanakan. Kami lihat dulu,” kata dia. Yang jelas, kekuatan cerita dan esensi dari kelanjutan film sebelumnya dihadirkan di film tersebut. Ada cerita tentang pencarian Ikal terhadap A Ling. Namun, dia mengatakan, mungkin dihadirkan cerita perjalanan jika memang dipandang perlu di film selanjutnya. Bila tetap memutuskan bagian itu diangkat, diperlukan usaha besar. “Itu kan ceritanya sepanjang musim panas, dua atau tiga bulan. Perjalanannya sampai Rusia, juga Afrika. Dari segi teknis memang menimbulkan kompleksitas yang tidak sederhana,” jelas dia.

Andrea Hirata sebagai penulis novel mengatakan bahwa keputusan pembagian cerita dibuat oleh sutradara dan produser. Dia telah memberikan kepercayaan penuh kepada mereka. “Namun, setelah saya lihat filmnya, saya setuju ceritanya dibagi. Biar ada porsi yang lebih banyak untuk menampilkan perjuangan mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri,” kata dia.

Bagi dia, justru itu yang penting untuk menjadi inspirasi dan semangat. “Saya senang. Itu yang saya harapkan. Saya berpendirian, film seharusnya tidak sama dengan novelnya. Kalau sama, ngapain harus dibuat filmnya. Dan film ini berhasil,” ucapnya. (jan/c11/ayi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/