25.9 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Paparan Nuklir Masuk Malaysia

PBB: Jepang Harus Perluas Zona Larangan

TOKYO – Paparan nuklir Jepang sudah masuk ke Malaysia, hal itu lantaran radiasi itu ditiup angin ke arah selatan maupun barat.Tapi, kadarnya masih relatif rendah.

Demikian diakui  Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, Kamis (31/3). Menurut laporan Kementerian Ilmu, Teknologi dan Inovasi (MOSTI), angin bertiup ke arah barat dan selatan, sehingga bisa sampai ke Malaysia.

“Bahan radioaktif yang menyebar ke area (Malaysia) sudah bercampur tetapi kami akan memonitor situasi,” kata Liow, seperti dikutip The Star, Kamis (31/3).

Liow menyatakan akan melakukan tindakan pencegahan dan mengumumkan kepada masyarakat, jika situasi memburuk. Sementara itu, situasi lingkungan masih aman.
Menteri Datuk Seri, Dr Maximus Ongkili mengumumkan telah menguji 63 sampel makanan yang diimpor dari delapan prefektur di Jepang.

Hasilnya, makanan masih aman pencemaran bahan radioaktif. Sampel yang diambil antara lain produk sayuran, stroberi, jamur, susu, dan seafood yang diimpor dari 24 hingga 29 Maret dari prefektur Chiba, Fukushima, Gunma, Ibaraki, Miyagi, Nigata, Tochigi dan Yamagata. Tidak ada yang terdeteksi radioaktif Iodine-131, Cesium-134, dan Cesium-137. “Kalau pun ada, tak melewati ambang batas yang ditetapkan Jepang,” kata Maximus.

Singapura mendeteksi sayuran kubis dari Jepang mengandung bahan radioaktif. Jumlahnya sembilan kali di atas ambang batas yang ditetapkan dalam perdagangan internasional. Temuan itu dilaporkan ke PBB.

Sedangkan Badan Pengawas nuklir PBB meminta Jepang memperluas zona bahaya radiasi. Sebab, yodium radioaktif sudah terdeteksi dua kali dari zona bahaya. Sedangkan radiasi di air laut sudah mencapai 4.000 kali dari ambang batas. Kini, Jepang masih menetapkan zona bahaya 20 kilometer dari pembangkit nuklir Fukushima Daiichi.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menemukan data baru tentang radius paparan radiasi di sekitar PLTN.
Hasilnya dideteksi sekitar dua juta becquerels (Bq) zat radioaktif per meter persegi di sejumlah sampel tanah dari Desa Iitate, sekitar 40 kilometer barat laut reaktor 1 Fukushima. Angka tersebut dua kali lipat dari batas aman. (bbs/cak/jpnn)

 

PBB: Jepang Harus Perluas Zona Larangan

TOKYO – Paparan nuklir Jepang sudah masuk ke Malaysia, hal itu lantaran radiasi itu ditiup angin ke arah selatan maupun barat.Tapi, kadarnya masih relatif rendah.

Demikian diakui  Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, Kamis (31/3). Menurut laporan Kementerian Ilmu, Teknologi dan Inovasi (MOSTI), angin bertiup ke arah barat dan selatan, sehingga bisa sampai ke Malaysia.

“Bahan radioaktif yang menyebar ke area (Malaysia) sudah bercampur tetapi kami akan memonitor situasi,” kata Liow, seperti dikutip The Star, Kamis (31/3).

Liow menyatakan akan melakukan tindakan pencegahan dan mengumumkan kepada masyarakat, jika situasi memburuk. Sementara itu, situasi lingkungan masih aman.
Menteri Datuk Seri, Dr Maximus Ongkili mengumumkan telah menguji 63 sampel makanan yang diimpor dari delapan prefektur di Jepang.

Hasilnya, makanan masih aman pencemaran bahan radioaktif. Sampel yang diambil antara lain produk sayuran, stroberi, jamur, susu, dan seafood yang diimpor dari 24 hingga 29 Maret dari prefektur Chiba, Fukushima, Gunma, Ibaraki, Miyagi, Nigata, Tochigi dan Yamagata. Tidak ada yang terdeteksi radioaktif Iodine-131, Cesium-134, dan Cesium-137. “Kalau pun ada, tak melewati ambang batas yang ditetapkan Jepang,” kata Maximus.

Singapura mendeteksi sayuran kubis dari Jepang mengandung bahan radioaktif. Jumlahnya sembilan kali di atas ambang batas yang ditetapkan dalam perdagangan internasional. Temuan itu dilaporkan ke PBB.

Sedangkan Badan Pengawas nuklir PBB meminta Jepang memperluas zona bahaya radiasi. Sebab, yodium radioaktif sudah terdeteksi dua kali dari zona bahaya. Sedangkan radiasi di air laut sudah mencapai 4.000 kali dari ambang batas. Kini, Jepang masih menetapkan zona bahaya 20 kilometer dari pembangkit nuklir Fukushima Daiichi.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menemukan data baru tentang radius paparan radiasi di sekitar PLTN.
Hasilnya dideteksi sekitar dua juta becquerels (Bq) zat radioaktif per meter persegi di sejumlah sampel tanah dari Desa Iitate, sekitar 40 kilometer barat laut reaktor 1 Fukushima. Angka tersebut dua kali lipat dari batas aman. (bbs/cak/jpnn)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/