28.9 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Harta Karun Benghazi Ketemu di Mesir

TRIPOLI – Setelah mendeklarasikan pemerintahan, Dewan Transisi Nasional (NTC) lebih serius menata Libya kembali. Selain membentuk pemerintahan baru, NTC  mulai melacak kekayaan negara yang sempat terserak saat krisis mengimpit Libya. Di antaranya ribuan keping koin kuno dan sejumlah artefak asal kota Benghazi.

Kemarin (31/10), lebih dari 7.000 keping koin kuno dan beberapa artefak berharga yang sempat hilang dari penyimpanannya di Commercial Bank of Benghazi sudah ditemukan. Namun, barang-barang yang tercatat sebagai warisan budaya Libya kuno itu sudah berada jauh dari negara Afrika Utara tersebut. Konon, benda-benda bersejarah itu ditemukan di suatu tempat di Mesir.

Dalam pernyataan tertulis, NTC menyebutkan bahwa sekitar 7.000 keping koin dan sejumlah artefak tersebut hilang pada pertengahan Mei lalu. Ketika itu, Benghazi tengah menjadi ajang pertempuran sengit kubu mendiang Muammar Kadhafi dan pasukan pemberontak yang belakangan berubah nama menjadi NTC. Hilangnya koin-koin kuno dan artefak itu pun sempat diduga sebagai bagian dari pertempuran.

Namun, investigasi menunjukkan bahwa hilangnya koin-koin kuno dan artefak yang dikenal sebagai Harta Benghazi tersebut murni perampokan. Saat itu para pelaku memang menggunakan bahan peledak yang membuat aksi mereka tersamar. Sebab, Benghazi pun sedang menjadi ajang pertempuran sengit yang diwarnai sejumlah ledakan dan baku tembak.

“Harta Benghazi terdiri atas sedikitnya 10.000 keping koin kuno yang menjadi alat transaksi pada era Yunani, Romawi, Bizantium, dan Islam Kuno. Juga beberapa patung berukuran kecil dan perhiasan kuno,” beber Saleh Algab, chairman Museum Tripoli, seperti dilansir BBC. Beberapa ribu keping koin kuno itu sempat dibawa ke Roma saat Italia menjajah Libya.

Tetapi, setelah Libya merdeka pada 1961, Italia mengembalikan Harta Benghazi yang mereka ambil pada masa penjajahan. Selanjutnya, Harta Benghazi itu disimpan di Commercial Bank of Benghazi. Rencananya, koin-koin dan artefak tersebut akan dipajang di Museum Benghazi. Sayang, sampai sekarang museum itu tak pernah benar-benar terwujud.

“Koin-koin atau artefak itu memang tak pernah difoto atau didokumentasikan, bahkan sudah terlupakan. Tetapi, nilainya sangat tinggi bagi sejarah Libya. Di pasar gelap pun, harganya sangat mahal,” terang Algab. Karena itu, begitu Harta Benghazi tersebut lenyap, dia mengimbau pemerintah untuk melacak keberadaan benda-benda bersejarah itu. Termasuk, melacaknya di pasar gelap.

Fadel al-Hasi yang menjabat menteri barang antik Libya menyambut baik berita penemuan koin dan artefak Benghazi tersebut. Juli lalu, dia meminta bantuan Interpol untuk melacak Harta Benghazi di pasar gelap internasional. Kini upaya itu membuahkan hasil dan NTC bisa fokus mengusut kasus perampokan yang diduga kuat melibatkan orang dalam tersebut. (bbc/hep/c3/ami/jpnn)

TRIPOLI – Setelah mendeklarasikan pemerintahan, Dewan Transisi Nasional (NTC) lebih serius menata Libya kembali. Selain membentuk pemerintahan baru, NTC  mulai melacak kekayaan negara yang sempat terserak saat krisis mengimpit Libya. Di antaranya ribuan keping koin kuno dan sejumlah artefak asal kota Benghazi.

Kemarin (31/10), lebih dari 7.000 keping koin kuno dan beberapa artefak berharga yang sempat hilang dari penyimpanannya di Commercial Bank of Benghazi sudah ditemukan. Namun, barang-barang yang tercatat sebagai warisan budaya Libya kuno itu sudah berada jauh dari negara Afrika Utara tersebut. Konon, benda-benda bersejarah itu ditemukan di suatu tempat di Mesir.

Dalam pernyataan tertulis, NTC menyebutkan bahwa sekitar 7.000 keping koin dan sejumlah artefak tersebut hilang pada pertengahan Mei lalu. Ketika itu, Benghazi tengah menjadi ajang pertempuran sengit kubu mendiang Muammar Kadhafi dan pasukan pemberontak yang belakangan berubah nama menjadi NTC. Hilangnya koin-koin kuno dan artefak itu pun sempat diduga sebagai bagian dari pertempuran.

Namun, investigasi menunjukkan bahwa hilangnya koin-koin kuno dan artefak yang dikenal sebagai Harta Benghazi tersebut murni perampokan. Saat itu para pelaku memang menggunakan bahan peledak yang membuat aksi mereka tersamar. Sebab, Benghazi pun sedang menjadi ajang pertempuran sengit yang diwarnai sejumlah ledakan dan baku tembak.

“Harta Benghazi terdiri atas sedikitnya 10.000 keping koin kuno yang menjadi alat transaksi pada era Yunani, Romawi, Bizantium, dan Islam Kuno. Juga beberapa patung berukuran kecil dan perhiasan kuno,” beber Saleh Algab, chairman Museum Tripoli, seperti dilansir BBC. Beberapa ribu keping koin kuno itu sempat dibawa ke Roma saat Italia menjajah Libya.

Tetapi, setelah Libya merdeka pada 1961, Italia mengembalikan Harta Benghazi yang mereka ambil pada masa penjajahan. Selanjutnya, Harta Benghazi itu disimpan di Commercial Bank of Benghazi. Rencananya, koin-koin dan artefak tersebut akan dipajang di Museum Benghazi. Sayang, sampai sekarang museum itu tak pernah benar-benar terwujud.

“Koin-koin atau artefak itu memang tak pernah difoto atau didokumentasikan, bahkan sudah terlupakan. Tetapi, nilainya sangat tinggi bagi sejarah Libya. Di pasar gelap pun, harganya sangat mahal,” terang Algab. Karena itu, begitu Harta Benghazi tersebut lenyap, dia mengimbau pemerintah untuk melacak keberadaan benda-benda bersejarah itu. Termasuk, melacaknya di pasar gelap.

Fadel al-Hasi yang menjabat menteri barang antik Libya menyambut baik berita penemuan koin dan artefak Benghazi tersebut. Juli lalu, dia meminta bantuan Interpol untuk melacak Harta Benghazi di pasar gelap internasional. Kini upaya itu membuahkan hasil dan NTC bisa fokus mengusut kasus perampokan yang diduga kuat melibatkan orang dalam tersebut. (bbc/hep/c3/ami/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/