29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Penghuni Bumi Ke-7 Miliar

MANILA – Sembari membawa kue kecil, beberapa wakil PBB itu menemui Camille Dalura yang tengah tersenyum lebar sembari memandangi Danica May Camacho, bayi perempuan yang baru dilahirkannya di Jose Fabella Memorial Hospital, Manila.

“Dia sungguh cantik. Tak percaya rasanya dia adalah warga dunia yang ke-7 miliar,” kata Dalura setelah menerima ucapan selamat dari para wakil PBB tersebut sebagaimana dikutip The Guardian. Ya, putri pasangan Camille Dalura-Florante Camacho yang lahir Senin (31/10) dini hari, beberapa saat setelah lewat Minggu tengah malam (30/10), itu merupakan salah seorang bayi yang dipilih secara simbolis oleh PBB sebagai warga dunia ke-7 miliar. Itu dilakukan untuk menandai Hari Tujuh Miliar yang jatuh kemarin.

Hari Tujuh Miliar merupakan program PBB untuk mengingatkan seluruh penduduk bumi bahwa planet yang mereka huni sekarang sudah berisi tujuh miliar orang. Dengan penduduk sebanyak itu, otomatis bumi juga bakal menghadapi semakin banyak masalah.

Filipina saja sudah memiliki 94,9 juta penduduk. Berdasar laporan PBB, 15 persen di antara total gadis berusia 15?19 tahun di negeri tersebut sudah pernah berbadan dua.

Selain Camacho, ada Pyotr, putri Marina Nikolaeva, yang juga terpilih sebagai warga bumi ke-7 miliar. Bayi lelaki itu dilahirkan di sebuah klinik bersalin di Kalingirad, Rusia, Kamis dini hari, dua menit setelah tengah malam.
Di Bangladesh, bayi perempuan yang diberi nama Oishee juga diumumkan sebagai bayi ke-7 miliar setelah lahir di sebuah rumah sakit di Dhaka. “Saya sangat bangga bisa menjadi bapak pada waktu yang sangat bersejarah,” ungkap Mohsin Hossain.

Sementara itu, di Kamboja, bayi ke-7 miliar dilahirkan di Provinsi Preah Sihanouk yang terletak di sebelah selatan negeri tetangga Thailand tersebut. “Dia anak kelima kami sekaligus akan menjadi anak terakhir,” kata Pring Phal, sang ibu, kepada AFP.

Sementara itu, Plan International, sebuah lembaga yang berjuang mengentas anak-anak dari kemiskinan, lebih memilih seorang anak yang lahir di Desa Mall, Uttar Pradesh, India, sebagai warga dunia ke-7 miliar. Namanya Nargis yang lahir dari sepasang petani miskin.

“Pilihan ini simbolis karena mustahil mengetahui bayi mana yang lahir paling dulu pada 31 Oktober di seluruh dunia,” jelas Plan International dalam pernyataan resminya sebagaimana dikutip BBC.

Tak seperti ketika menyambut warga bumi kelima dan keenam miliar, PBB sengaja tak hanya memilih satu bayi. Diduga kuat, itu dilakukan karena adanya kritik kepada badan dunia tersebut mengenai cara mereka memilih para bayi simbolis sebelumnya.

Orang tua Adnan Nevic, bocah asal Bosnia Herzegovina yang terpilih sebagai bayi ke-6 miliar pada 1999, misalnya, kecewa karena PBB hanya memanfaatkan anak mereka untuk kepentingan publikasi sesaat. Padahal, ketika Nevic yang kini berusia 12 tahun lahir, Sekjen PBB ketika itu, Kofi Annan, datang dan difoto sembari menggendong si bocah.
Tapi, setelah itu, Nevic dan orang tuanya tetap dibiarkan hidup dalam kemiskinan hingga sekarang. “Dia (Kofi Annan) memelukku dengan hangat saat aku berumur dua hari. Tapi, setelah itu tak ada perhatian dalam bentuk apa pun dari dia,” ungkap Adnan Nevic kepada The Guardian.

Mungkin belajar dari kesalahan itu, ketika menyerahkan sertifikat kepada Danica May Camacho, wakil PBB sekaligus memberikan beasiswa dari para donatur dan bantuan bagi orang tua si bocah untuk membuka toko.
“Sejak seorang bocah lahir, siapa pun dia, seperti semua anak lainnya, harus dijamin bebas dari rasa takut dan mesti dilindungi dari diskriminasi dan pelecehan,” tegas Navi Pillay, ketua Badan HAM PBB, sebagaimana dikutip AFP. (c5/ttg/jpnn)

MANILA – Sembari membawa kue kecil, beberapa wakil PBB itu menemui Camille Dalura yang tengah tersenyum lebar sembari memandangi Danica May Camacho, bayi perempuan yang baru dilahirkannya di Jose Fabella Memorial Hospital, Manila.

“Dia sungguh cantik. Tak percaya rasanya dia adalah warga dunia yang ke-7 miliar,” kata Dalura setelah menerima ucapan selamat dari para wakil PBB tersebut sebagaimana dikutip The Guardian. Ya, putri pasangan Camille Dalura-Florante Camacho yang lahir Senin (31/10) dini hari, beberapa saat setelah lewat Minggu tengah malam (30/10), itu merupakan salah seorang bayi yang dipilih secara simbolis oleh PBB sebagai warga dunia ke-7 miliar. Itu dilakukan untuk menandai Hari Tujuh Miliar yang jatuh kemarin.

Hari Tujuh Miliar merupakan program PBB untuk mengingatkan seluruh penduduk bumi bahwa planet yang mereka huni sekarang sudah berisi tujuh miliar orang. Dengan penduduk sebanyak itu, otomatis bumi juga bakal menghadapi semakin banyak masalah.

Filipina saja sudah memiliki 94,9 juta penduduk. Berdasar laporan PBB, 15 persen di antara total gadis berusia 15?19 tahun di negeri tersebut sudah pernah berbadan dua.

Selain Camacho, ada Pyotr, putri Marina Nikolaeva, yang juga terpilih sebagai warga bumi ke-7 miliar. Bayi lelaki itu dilahirkan di sebuah klinik bersalin di Kalingirad, Rusia, Kamis dini hari, dua menit setelah tengah malam.
Di Bangladesh, bayi perempuan yang diberi nama Oishee juga diumumkan sebagai bayi ke-7 miliar setelah lahir di sebuah rumah sakit di Dhaka. “Saya sangat bangga bisa menjadi bapak pada waktu yang sangat bersejarah,” ungkap Mohsin Hossain.

Sementara itu, di Kamboja, bayi ke-7 miliar dilahirkan di Provinsi Preah Sihanouk yang terletak di sebelah selatan negeri tetangga Thailand tersebut. “Dia anak kelima kami sekaligus akan menjadi anak terakhir,” kata Pring Phal, sang ibu, kepada AFP.

Sementara itu, Plan International, sebuah lembaga yang berjuang mengentas anak-anak dari kemiskinan, lebih memilih seorang anak yang lahir di Desa Mall, Uttar Pradesh, India, sebagai warga dunia ke-7 miliar. Namanya Nargis yang lahir dari sepasang petani miskin.

“Pilihan ini simbolis karena mustahil mengetahui bayi mana yang lahir paling dulu pada 31 Oktober di seluruh dunia,” jelas Plan International dalam pernyataan resminya sebagaimana dikutip BBC.

Tak seperti ketika menyambut warga bumi kelima dan keenam miliar, PBB sengaja tak hanya memilih satu bayi. Diduga kuat, itu dilakukan karena adanya kritik kepada badan dunia tersebut mengenai cara mereka memilih para bayi simbolis sebelumnya.

Orang tua Adnan Nevic, bocah asal Bosnia Herzegovina yang terpilih sebagai bayi ke-6 miliar pada 1999, misalnya, kecewa karena PBB hanya memanfaatkan anak mereka untuk kepentingan publikasi sesaat. Padahal, ketika Nevic yang kini berusia 12 tahun lahir, Sekjen PBB ketika itu, Kofi Annan, datang dan difoto sembari menggendong si bocah.
Tapi, setelah itu, Nevic dan orang tuanya tetap dibiarkan hidup dalam kemiskinan hingga sekarang. “Dia (Kofi Annan) memelukku dengan hangat saat aku berumur dua hari. Tapi, setelah itu tak ada perhatian dalam bentuk apa pun dari dia,” ungkap Adnan Nevic kepada The Guardian.

Mungkin belajar dari kesalahan itu, ketika menyerahkan sertifikat kepada Danica May Camacho, wakil PBB sekaligus memberikan beasiswa dari para donatur dan bantuan bagi orang tua si bocah untuk membuka toko.
“Sejak seorang bocah lahir, siapa pun dia, seperti semua anak lainnya, harus dijamin bebas dari rasa takut dan mesti dilindungi dari diskriminasi dan pelecehan,” tegas Navi Pillay, ketua Badan HAM PBB, sebagaimana dikutip AFP. (c5/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/