32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Pemilu Terancam Rusuh, TPS Siaga Ditutup

BANGKOK- Kerusuhan akhirnya kembali pecah di Kota Bangkok. Sedikitnya ada tiga tembakan ditujukan ke arah pengunjuk rasa anti-pemerintah yang berunjuk rasa di Jalan Change Wattana dan persimpangan Lat Phrao sejak pagi hari, Sabtu (1/2). Massa demonstrans yang berasal dari Komite Rakyat untuk Reformasi Demokrasi (PDRC), menolak rencana Pemerintah Thailand yang bersikeras melaksanakan Pemilihan Umum (pemilu) hari ini, Minggu (2/2).

Menurut catatan, tembakan pertama terjadi di Jalan Change Wattana. Massa demonstrans berasal dari PDRC yang dipimpin Luang Pu Buddha Issara melakukan aksi semalaman.

“Tak ada korban dalam penembakan itu,” kata pihak kepolisian setempat sembari menambahkan, ada temuan delapan selongsong peluru di lokasi kejadian.

Penembakan kedua terjadi di simpang lima Lat Phrao. Pelaku penembakan menggunakan mobil dan menembakkan enam peluru. “Pelaku juga meledakkan petasan besar di dekat para pendemu,” kata polisi lagi.

Dua jam sesudah penembakan pertama, sekitar pukul 03.00 waktu setempat, terjadi lagi penembakan di Lat Phrao. Lagi-lagi, insiden itu tidak menimbulkan korban luka.

Sebelumnya, sejak Jumat (31/1), massa para pendemo anti-pemerintah telah mengeluarkan ancaman akan menduduki persimpangan-persimpangan utama di Kota Bangkok.

Mereka mengancam melakukan aksi blokade ini dengan tujuan agar Partai Puea Thai, partai Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinwatra bernaung untuk tidak kembali berkuasa.

Bahkan Kemarin (31/1), oposisi juga telah menyegel gedung tempat penyimpanan kertas suara. Massa Kaus Kuning mengambil alih kantor Komisi Pemilihan Umum di Kota Bangkok. Mereka memblokade gedung yang digunakan untuk menyimpan kertas suara dan perlengkapan pemilu lainnya. Tujuannya, mencegah pemerintah mendistribusikan kertas-kertas suara itu ke ribuan tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seluruh Thailand.

Selain di ibu kota, aksi pendudukan gedung Komisi Pemilihan Umum juga terjadi di beberapa kota lain. Khususnya kota-kota di kawasan selatan. Oposisi berusaha keras mencegah pelaksana pemilu. Sebab, jika pemungutan suara dilaksanakan, dinasti Shinawatra akan kembali menguasai pemerintahan. Lebih buruk lagi, mantan PM Thaksin Shinawatra yang terguling pada 2006 bisa pulang ke Thailand.

Atas aksi penyegelan tersebut, pengamanan di kantor Komisi Pemilihan Umum pun kini diperketat. “Pengamanan terhadap tempat-tempat pemilihan umum akan dipusatkan di Kota Bangkok dan di wilayah-wilayah lain di bagian Selatan Thailand, di mana terdapat banyak para pendemo anti-pemerintah,” ujar Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Thailand Puchong Nutrawong seperti diberitakan ABC News, Sabtu (1/2).

“Kami memfokuskan pengamanan di Bangkok dan di bagian Selatan Thailand. Saya telah meminta pihak komisi pemilihan untuk menghubungi tempat-tempat pemilihan umum di bagian Selatan Thailand untuk memastikan apakah kita sudah mempersiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya atau belum,” tambah Puchong.

Jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama hal-hal yang mengancam keamanan, lanjut Puchong, tempat-tempat pemungutan suara (TPS) akan langsung ditutup.

Terdapat lebih dari 93 ribu tempat pemilihan umum yang akan dibuka di seluruh penjuru Thailand hari ini. Para pendemo memaksa penutupan terhadap tempat-tempat pemilihan umum di 49 dari 50 distrik di Kota Bangkok pada pekan lalu. Pemilihan umum pun hanya dapat dilangsungkan di 3 dari 15 provinsi di Thailand bagian selatan.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum Thailand yang menginginkan penundaan pelaksanaan pemilu akibat pergolakan politik yang sedang terjadi.

Mereka mengungkapkan, pemerintah telah menurunkan pasukan pengamanan gabungan dari tentara nasional dan kepolisian untuk membantu memastikan keberlangsungan pemilu.

“Pasukan kami siap membantu memastikan terlaksananya pemilu,” ucap kepala pasukan tentara nasional Prayuth Chan-ocha.

“Komisi pemilihan umum saat ini sedang mencari tahu di mana tempat-tempat yang berpotensi rusuh. Pasukan kami siap membantu pemerintah, namun kami tidak akan mendekati tempat pemilihan umum karena penjaagaan akan dilakukan oleh pihak kepolisian,” beber Prayuth.(bbs/adz)

BANGKOK- Kerusuhan akhirnya kembali pecah di Kota Bangkok. Sedikitnya ada tiga tembakan ditujukan ke arah pengunjuk rasa anti-pemerintah yang berunjuk rasa di Jalan Change Wattana dan persimpangan Lat Phrao sejak pagi hari, Sabtu (1/2). Massa demonstrans yang berasal dari Komite Rakyat untuk Reformasi Demokrasi (PDRC), menolak rencana Pemerintah Thailand yang bersikeras melaksanakan Pemilihan Umum (pemilu) hari ini, Minggu (2/2).

Menurut catatan, tembakan pertama terjadi di Jalan Change Wattana. Massa demonstrans berasal dari PDRC yang dipimpin Luang Pu Buddha Issara melakukan aksi semalaman.

“Tak ada korban dalam penembakan itu,” kata pihak kepolisian setempat sembari menambahkan, ada temuan delapan selongsong peluru di lokasi kejadian.

Penembakan kedua terjadi di simpang lima Lat Phrao. Pelaku penembakan menggunakan mobil dan menembakkan enam peluru. “Pelaku juga meledakkan petasan besar di dekat para pendemu,” kata polisi lagi.

Dua jam sesudah penembakan pertama, sekitar pukul 03.00 waktu setempat, terjadi lagi penembakan di Lat Phrao. Lagi-lagi, insiden itu tidak menimbulkan korban luka.

Sebelumnya, sejak Jumat (31/1), massa para pendemo anti-pemerintah telah mengeluarkan ancaman akan menduduki persimpangan-persimpangan utama di Kota Bangkok.

Mereka mengancam melakukan aksi blokade ini dengan tujuan agar Partai Puea Thai, partai Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinwatra bernaung untuk tidak kembali berkuasa.

Bahkan Kemarin (31/1), oposisi juga telah menyegel gedung tempat penyimpanan kertas suara. Massa Kaus Kuning mengambil alih kantor Komisi Pemilihan Umum di Kota Bangkok. Mereka memblokade gedung yang digunakan untuk menyimpan kertas suara dan perlengkapan pemilu lainnya. Tujuannya, mencegah pemerintah mendistribusikan kertas-kertas suara itu ke ribuan tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di seluruh Thailand.

Selain di ibu kota, aksi pendudukan gedung Komisi Pemilihan Umum juga terjadi di beberapa kota lain. Khususnya kota-kota di kawasan selatan. Oposisi berusaha keras mencegah pelaksana pemilu. Sebab, jika pemungutan suara dilaksanakan, dinasti Shinawatra akan kembali menguasai pemerintahan. Lebih buruk lagi, mantan PM Thaksin Shinawatra yang terguling pada 2006 bisa pulang ke Thailand.

Atas aksi penyegelan tersebut, pengamanan di kantor Komisi Pemilihan Umum pun kini diperketat. “Pengamanan terhadap tempat-tempat pemilihan umum akan dipusatkan di Kota Bangkok dan di wilayah-wilayah lain di bagian Selatan Thailand, di mana terdapat banyak para pendemo anti-pemerintah,” ujar Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Thailand Puchong Nutrawong seperti diberitakan ABC News, Sabtu (1/2).

“Kami memfokuskan pengamanan di Bangkok dan di bagian Selatan Thailand. Saya telah meminta pihak komisi pemilihan untuk menghubungi tempat-tempat pemilihan umum di bagian Selatan Thailand untuk memastikan apakah kita sudah mempersiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya atau belum,” tambah Puchong.

Jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama hal-hal yang mengancam keamanan, lanjut Puchong, tempat-tempat pemungutan suara (TPS) akan langsung ditutup.

Terdapat lebih dari 93 ribu tempat pemilihan umum yang akan dibuka di seluruh penjuru Thailand hari ini. Para pendemo memaksa penutupan terhadap tempat-tempat pemilihan umum di 49 dari 50 distrik di Kota Bangkok pada pekan lalu. Pemilihan umum pun hanya dapat dilangsungkan di 3 dari 15 provinsi di Thailand bagian selatan.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum Thailand yang menginginkan penundaan pelaksanaan pemilu akibat pergolakan politik yang sedang terjadi.

Mereka mengungkapkan, pemerintah telah menurunkan pasukan pengamanan gabungan dari tentara nasional dan kepolisian untuk membantu memastikan keberlangsungan pemilu.

“Pasukan kami siap membantu memastikan terlaksananya pemilu,” ucap kepala pasukan tentara nasional Prayuth Chan-ocha.

“Komisi pemilihan umum saat ini sedang mencari tahu di mana tempat-tempat yang berpotensi rusuh. Pasukan kami siap membantu pemerintah, namun kami tidak akan mendekati tempat pemilihan umum karena penjaagaan akan dilakukan oleh pihak kepolisian,” beber Prayuth.(bbs/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/