29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Siap Ganyang Pyongyang Korsel Bereaksi, AS Kirim Raptor

SEOUL-Ketegangan di Semenanjung bukan mustahil memuncak menjadi perang. Ancaman Korea Utara (Korut) untuk melancarkan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel) dan Pasifik akhirnya direspons negara tetangganya itu.

Kemarin (1/4) Presiden Korsel Park Geun-hye bertekad untuk melancarkan serangan militer balasan yang kuat dan besar-besaran atas setiap provokasi Pyongyang. Itu terjadi setelah Korut mendeklarasikan keadaan perang terhadap Korsel. Seoul pun siap menyerang balik dan mengganyang Pyongyang.
Peringatan Park itu dilontarkan menjelang sidang tahunan parlemen Korut. Pernyataan pemimpin Korsel tersebut juga keluar sehari setelah petinggi Komite Sentral Partai Buruh Korut bertekad untuk memperkuat persenjataan nuklirnya melalui undang-undang. Pernyataan Park juga bersamaan dengan kehadiran jet tempur siluman lainnya milik AS untuk bergabung dalam latihan militer bersama Korsel.

Dalam pertemuan dengan para pejabat senior militer dan Menteri Pertahanan Kim Kwan-jin, Park mengungkapkan bahwa pemerintahannya menilai ancaman yang hampir setiap hari dilontarkan Korut dalam sebulan terakhir ini sebagai hal yang serius. “Saya yakin kita harus membalas dengan cepat dan keras setiap provokasi dari (Korea) Utara terhadap rakyat kita tanpa pertimbangan politik apapun,” tegasnya.

Sebagai tokoh konservatif, Park menekankan perlunya menjalin hubungan lebih fleksibel dengan Korut selama kampanye pilpres Korsel beberapa waktu lalu. Tetapi, dia akhirnya mengambil langkah lebih tegas setelah dilantik dan menduduki Cheong Wa Dae atau Istana Biru (kantor presiden Korsel) Februari lalu.

Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-jin memastikan pula bahwa pihaknya akan melancarkan serangan balasan terhadap fasilitas nuklir dan roket Korut jika perang benar-benar terjadi. “Kami akan menyiagakan sistem antisipasi aktif. Tujuannya adalah menetralisasi ancaman nuklir dan rudal dari (Korea) Utara,” ujarnya.

Dalam perkembangan lainnya, di tengah ketegangan di Semananjung Korea, Washington telah mengirimkan dua jet tempur siluman F-22 Raptor sebagai bagian dari latihan militer bersama dengan Korsel. Dua pesawat tersebut tiba Minggu lalu (31/3) untuk bergabung dalam latihan tahunan bersandi Foal Eagle yang berlangsung hingga 30 April.

Jubir pasukan AS di Korsel menyatakan bahwa jet tempur itu diterbangkan dari pangkalan militer Amerika di Okinawa, Jepang. Meski bukan pesawat F-22 pertama yang ikut dalam latihan gabungan tersebut, kehadiran pesawat yang tidak bisa dideteksi radar tersebut diyakini akan menambah panas ketegangan dengan Pyongyang. Sebelumnya, Korut mengancam menyerang pangkalan militer AS di Korsel dan Pasifik.(dwi/jpnn)

SEOUL-Ketegangan di Semenanjung bukan mustahil memuncak menjadi perang. Ancaman Korea Utara (Korut) untuk melancarkan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel) dan Pasifik akhirnya direspons negara tetangganya itu.

Kemarin (1/4) Presiden Korsel Park Geun-hye bertekad untuk melancarkan serangan militer balasan yang kuat dan besar-besaran atas setiap provokasi Pyongyang. Itu terjadi setelah Korut mendeklarasikan keadaan perang terhadap Korsel. Seoul pun siap menyerang balik dan mengganyang Pyongyang.
Peringatan Park itu dilontarkan menjelang sidang tahunan parlemen Korut. Pernyataan pemimpin Korsel tersebut juga keluar sehari setelah petinggi Komite Sentral Partai Buruh Korut bertekad untuk memperkuat persenjataan nuklirnya melalui undang-undang. Pernyataan Park juga bersamaan dengan kehadiran jet tempur siluman lainnya milik AS untuk bergabung dalam latihan militer bersama Korsel.

Dalam pertemuan dengan para pejabat senior militer dan Menteri Pertahanan Kim Kwan-jin, Park mengungkapkan bahwa pemerintahannya menilai ancaman yang hampir setiap hari dilontarkan Korut dalam sebulan terakhir ini sebagai hal yang serius. “Saya yakin kita harus membalas dengan cepat dan keras setiap provokasi dari (Korea) Utara terhadap rakyat kita tanpa pertimbangan politik apapun,” tegasnya.

Sebagai tokoh konservatif, Park menekankan perlunya menjalin hubungan lebih fleksibel dengan Korut selama kampanye pilpres Korsel beberapa waktu lalu. Tetapi, dia akhirnya mengambil langkah lebih tegas setelah dilantik dan menduduki Cheong Wa Dae atau Istana Biru (kantor presiden Korsel) Februari lalu.

Menteri Pertahanan Korsel Kim Kwan-jin memastikan pula bahwa pihaknya akan melancarkan serangan balasan terhadap fasilitas nuklir dan roket Korut jika perang benar-benar terjadi. “Kami akan menyiagakan sistem antisipasi aktif. Tujuannya adalah menetralisasi ancaman nuklir dan rudal dari (Korea) Utara,” ujarnya.

Dalam perkembangan lainnya, di tengah ketegangan di Semananjung Korea, Washington telah mengirimkan dua jet tempur siluman F-22 Raptor sebagai bagian dari latihan militer bersama dengan Korsel. Dua pesawat tersebut tiba Minggu lalu (31/3) untuk bergabung dalam latihan tahunan bersandi Foal Eagle yang berlangsung hingga 30 April.

Jubir pasukan AS di Korsel menyatakan bahwa jet tempur itu diterbangkan dari pangkalan militer Amerika di Okinawa, Jepang. Meski bukan pesawat F-22 pertama yang ikut dalam latihan gabungan tersebut, kehadiran pesawat yang tidak bisa dideteksi radar tersebut diyakini akan menambah panas ketegangan dengan Pyongyang. Sebelumnya, Korut mengancam menyerang pangkalan militer AS di Korsel dan Pasifik.(dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/