25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Inggris Usir Diplomat Iran

Ketegangan Hubungan Bilateral

LONDON – Ketegangan diplomatik antara Inggris dan Iran kian meningkat. Dampak serangan terhadap Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Teheran, Iran, masih berlanjut. Setelah menarik seluruh diplomatnya dari Negeri Para Mullah itu, Inggris giliran menutup Kedubes Iran di Kota London kemarin (1/12). Selain itu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) David Cameron mengusir seluruh diplomat Iran dari negeri Ratu Elizabeth II tersebut.

Dalam pidato di  depan parlemen, Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris William Hague menuding pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad mendukung serangan anarkistis ke Kedubes Inggris dan kompleks diplomatik lain di ibu kota Iran. Serangan pada Selasa lalu (29/11) itu menimbulkan kerusakan cukup parah. Namun, serangan yang dilakukan sekitar 100-300 demonstran itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

“Jika sebuah negara ternyata membuat kami mustahil mengoperasikan misi (diplomatik) di wilayahnya, jangan harap mereka bisa beroperasi di sini,” tegas Hague. Karena itu, dia langsung menginstruksikan penutupan Kedubes Iran di London. Di samping itu, dia juga memerintahkan pemulangan seluruh staf dan diplomat Iran yang bertugas di Inggris ke negara asal mereka. Politikus 50 tahun itu lantas memberikan waktu 48 jam kepada para staf dan diplomat Iran untuk berkemas.

Hague mengatakan bahwa sekitar 300 demonstran yang terlibat dalam unjuk rasa memprotes sanksi nuklir terhadap Iran itu berasal dari kelompok paramiliter Basij. Kelompok beranggotakan mahasiswa itu merupakan organisasi yang dibentuk Garda Revolusi Iran di kampus-kampus. Karena itu, Hague menuntut pemerintah Iran bertanggung jawab terhadap serangan yang menuai kontroversi internasional tersebut. “Iran telah melakukan pelanggaran atas tanggung jawab internasional,” ujarnya.

Aksi protes menolak sanksi nuklir terhadap Iran tersebut dipicu ancaman Inggris untuk membekukan segala bentuk transaksi finansial dengan negeri di Teluk Persia tersebut. Termasuk membekukan transaksi dengan Bank Sentral Iran.
Ancaman yang dilontarkan Inggris pekan lalu itu dibalas dengan ancaman pula oleh Iran. “Kami menyikapinya dengan aksi tegas,” tandas politikus 45 tahun itu awal pekan ini. Di luar dugaan, Selasa lalu 300 massa menyerang Kedubes Inggris dan kompleks diplomatik di sekitarnya.

Sementara itu, Iran membebaskan 11 mahasiswa yang terlibat aksi penyerangan Kedubes Inggris di Teheran sehari setelah diamankan. (afp/ap/hep/dwi/jpnn)

Ketegangan Hubungan Bilateral

LONDON – Ketegangan diplomatik antara Inggris dan Iran kian meningkat. Dampak serangan terhadap Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Teheran, Iran, masih berlanjut. Setelah menarik seluruh diplomatnya dari Negeri Para Mullah itu, Inggris giliran menutup Kedubes Iran di Kota London kemarin (1/12). Selain itu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) David Cameron mengusir seluruh diplomat Iran dari negeri Ratu Elizabeth II tersebut.

Dalam pidato di  depan parlemen, Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris William Hague menuding pemerintahan Presiden Mahmoud Ahmadinejad mendukung serangan anarkistis ke Kedubes Inggris dan kompleks diplomatik lain di ibu kota Iran. Serangan pada Selasa lalu (29/11) itu menimbulkan kerusakan cukup parah. Namun, serangan yang dilakukan sekitar 100-300 demonstran itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

“Jika sebuah negara ternyata membuat kami mustahil mengoperasikan misi (diplomatik) di wilayahnya, jangan harap mereka bisa beroperasi di sini,” tegas Hague. Karena itu, dia langsung menginstruksikan penutupan Kedubes Iran di London. Di samping itu, dia juga memerintahkan pemulangan seluruh staf dan diplomat Iran yang bertugas di Inggris ke negara asal mereka. Politikus 50 tahun itu lantas memberikan waktu 48 jam kepada para staf dan diplomat Iran untuk berkemas.

Hague mengatakan bahwa sekitar 300 demonstran yang terlibat dalam unjuk rasa memprotes sanksi nuklir terhadap Iran itu berasal dari kelompok paramiliter Basij. Kelompok beranggotakan mahasiswa itu merupakan organisasi yang dibentuk Garda Revolusi Iran di kampus-kampus. Karena itu, Hague menuntut pemerintah Iran bertanggung jawab terhadap serangan yang menuai kontroversi internasional tersebut. “Iran telah melakukan pelanggaran atas tanggung jawab internasional,” ujarnya.

Aksi protes menolak sanksi nuklir terhadap Iran tersebut dipicu ancaman Inggris untuk membekukan segala bentuk transaksi finansial dengan negeri di Teluk Persia tersebut. Termasuk membekukan transaksi dengan Bank Sentral Iran.
Ancaman yang dilontarkan Inggris pekan lalu itu dibalas dengan ancaman pula oleh Iran. “Kami menyikapinya dengan aksi tegas,” tandas politikus 45 tahun itu awal pekan ini. Di luar dugaan, Selasa lalu 300 massa menyerang Kedubes Inggris dan kompleks diplomatik di sekitarnya.

Sementara itu, Iran membebaskan 11 mahasiswa yang terlibat aksi penyerangan Kedubes Inggris di Teheran sehari setelah diamankan. (afp/ap/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/