Satu jam setelah Ed Husic dinobatkan sebagai pejabat muslim pertama di Kabinet Australia, komentar-komentar rasial yang menyerang Husic langsung bermunculan di internet. Hal itu disebabkan karena Husic mengucap sumpah jabatannya di depan kitab suci Alquran.
Perdana Menteri Kevin Rudd menobatkan pria berusia 43 tahun itu sebagai Sekretaris Parlemen Australia. Husic adalah seorang putra imigran Bosnia yang sekaligus menjadi pejabat Muslim pertama di kabinet Negeri Kangguru.
Husic sangat menerima keputusan Rudd yang menunjuk Husic sebagai Sekretaris Parlemen. Husic memandang penunjukan itu sebagai kehormatan yang sangat besar.
Sebagai seorang Muslim, Husic mengucap sumpahnya di depan Alquran. Namun tindakan itu justru memicu reaksi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di dalam jejaring sosial Facebook miliknya. Husic pun berkomentar mengenai hal ini.
“Saya tidak bisa mengucapkan sumpah saya dengan menggunakan Injil, saya adalah saya, dan saya baru saja membuat keputusan yang jelas,” ujar Husic, seperti dikutip PTI, Selasa (2/7).
Menurut Husic, serangan-serangan verbal berupa komentar SARA di laman Facebooknya adalah bagian dari demokrasi. Sangat penting baginya untuk tidak tersulut amarah, karena hal itu justru akan memicu perseteruan.
Anggota parlemen dari Partai Buruh, Rob Mitchell, sangat marah dengan komentar anti-Islam yang muncul di laman Facebook Husic.
Mitchell berpendapat, komentar-komentar itu sama sekali tidak boleh dibiarkan. Sementara itu pemimpin oposisi Tony Abbott mengatakan bahwa dirinya tidak kaget dengan serangan-serangan anti-Islam yang ditujukan pada Husic. Abbott menegaskan kembali, sebagai seorang politisi, dirinya sangat menghormati Husic yang mengucap sumpahnya dengan Al Quran. “Saya menghormati keputusannya, dan saya rasa warga Australia harus menghormatinya juga,” ujar Abbott. (net/jpnn)