31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Dua Hari Ramadan, Tentara Assad Bunuh 27 Sipil

Eropa Tekan Syria, Italia Tarik Dubes

DAMASKUS – Meski kecaman datang dari seluruh dunia, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad tak sedikit pun mengendurkan represi kepada oposisi Syria. Kemarin (2/8) tentara pemerintah kembali menggempur Kota Hama. Mereka bahkan mendirikan benteng pertahanan di pusat kota yang menjadi lokasi bentrok dua kubu sejak Minggu lalu (31/7) itu.

Korban terus berjatuhan. Tiga warga sipil tewas di Hama kemarin. Termasuk, kakak beradik Khaled dan Fateh Kanil yang tewas ditembak milisi bersenjata Shabbiha yang pro-Assad. Seorang dokter menuturkan kepada Reuters  via telepon milisi menembaki mobil dua bersaudara yang diduga bawa makanan.

Seorang warga lainnya menceritakan bahwa kerusuhan singkat sempat terjadi di penjara utama Hama pada Senin malam lalu (1/8). Saat itu, dua bus yang mengangkut milisi Shabbiha bergerak ke sana. Asap tebal terlihat dari lokasi itu. “Hanya Allah, Syria, dan Bashar,” teriak para milisi itu dalam penjara.

“Bagian  utara penjara itu rusak. Beberapa orang  terlihat membawa beberapa mayat tahanan dalam kondisi terbakar keluar kompleks penjara,” ucap warga yang enggan menyebutkan nama.
Tank-tank militer terus mengjahar dan menghancurkan kawasan permukiman di Hama, lokasi pembantaian ribuan warga di era Presiden Hafez al-Assad (ayah Bashar al-Assad) pada 1982, setelah salat maghrib pada Senin lalu. Aktivis HAM melaporkan serangan pasukan Assad di seantero Syria dua hari pertama Ramadan (Senin lalu dan kemarin) merenggut sedikitnya 27 nyawa warga sipil. Termasuk, 13 orang tewas di Hama.

Sebelumnya, Liga Pembelaan HAM Syria melaporkan dalam serangan tentara Minggu lalu sedikitnya 136 orang tewas di seluruh Syria. Puluhan lainnya terluka. Itu termasuk 100 warga sipil yang tewas terbunuh di Hama saat tembakan aparat keamanan dan militer di kota itu.

“Tadi malam (Senin malam, Red), tentara bergerak ke pusat kota dan mendekati Kazo Square serta permukiman penduduk. Dalam semalam, mereka sudah bergeser sekitar 700 meter dari lokasi awal,” tutur Omar Hamawi, aktivis oposisi Hama, lewat telepon. Selain tank, militer Syria juga mengerahkan kendaraan lapis baja ke kota yang terletak sekitar 195 km utara Damaskus tersebut.
“Baku tembak terdengar Senin malam sampai pagi ini (kemarin) dari arah Palace of Justice,” lanjut Hawawi.  Sebagian gedung yang berfungsi rusak parah.

Sikap brutal tentara Assad itu menuai kecaman. Negara-negara Barat menyiapkan tekanan diplomatik lebih keras kepada Damaskus. Italia menarik duta besarnya.  Dubes Italia untuk Syria Achille Amerio dipanggil pulang sebagai bentuk protes. Kemarin Menlu Italia Franco Frattini menerbitkan surat perintah penarikan yang dibacakan wakilnya, di Kota Roma.

Bersamaan itu, Uni Eropa (UE) memasukkan Menteri Pertahanan Syria Ali Habib Mahmud dalam daftar cekal tambahan. Sebelumnya, empat pejabat pemerintahan Syria masuk di-blacklist. (ap/afp/rtr/bbc/hep/dwi/jpnn)

Eropa Tekan Syria, Italia Tarik Dubes

DAMASKUS – Meski kecaman datang dari seluruh dunia, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad tak sedikit pun mengendurkan represi kepada oposisi Syria. Kemarin (2/8) tentara pemerintah kembali menggempur Kota Hama. Mereka bahkan mendirikan benteng pertahanan di pusat kota yang menjadi lokasi bentrok dua kubu sejak Minggu lalu (31/7) itu.

Korban terus berjatuhan. Tiga warga sipil tewas di Hama kemarin. Termasuk, kakak beradik Khaled dan Fateh Kanil yang tewas ditembak milisi bersenjata Shabbiha yang pro-Assad. Seorang dokter menuturkan kepada Reuters  via telepon milisi menembaki mobil dua bersaudara yang diduga bawa makanan.

Seorang warga lainnya menceritakan bahwa kerusuhan singkat sempat terjadi di penjara utama Hama pada Senin malam lalu (1/8). Saat itu, dua bus yang mengangkut milisi Shabbiha bergerak ke sana. Asap tebal terlihat dari lokasi itu. “Hanya Allah, Syria, dan Bashar,” teriak para milisi itu dalam penjara.

“Bagian  utara penjara itu rusak. Beberapa orang  terlihat membawa beberapa mayat tahanan dalam kondisi terbakar keluar kompleks penjara,” ucap warga yang enggan menyebutkan nama.
Tank-tank militer terus mengjahar dan menghancurkan kawasan permukiman di Hama, lokasi pembantaian ribuan warga di era Presiden Hafez al-Assad (ayah Bashar al-Assad) pada 1982, setelah salat maghrib pada Senin lalu. Aktivis HAM melaporkan serangan pasukan Assad di seantero Syria dua hari pertama Ramadan (Senin lalu dan kemarin) merenggut sedikitnya 27 nyawa warga sipil. Termasuk, 13 orang tewas di Hama.

Sebelumnya, Liga Pembelaan HAM Syria melaporkan dalam serangan tentara Minggu lalu sedikitnya 136 orang tewas di seluruh Syria. Puluhan lainnya terluka. Itu termasuk 100 warga sipil yang tewas terbunuh di Hama saat tembakan aparat keamanan dan militer di kota itu.

“Tadi malam (Senin malam, Red), tentara bergerak ke pusat kota dan mendekati Kazo Square serta permukiman penduduk. Dalam semalam, mereka sudah bergeser sekitar 700 meter dari lokasi awal,” tutur Omar Hamawi, aktivis oposisi Hama, lewat telepon. Selain tank, militer Syria juga mengerahkan kendaraan lapis baja ke kota yang terletak sekitar 195 km utara Damaskus tersebut.
“Baku tembak terdengar Senin malam sampai pagi ini (kemarin) dari arah Palace of Justice,” lanjut Hawawi.  Sebagian gedung yang berfungsi rusak parah.

Sikap brutal tentara Assad itu menuai kecaman. Negara-negara Barat menyiapkan tekanan diplomatik lebih keras kepada Damaskus. Italia menarik duta besarnya.  Dubes Italia untuk Syria Achille Amerio dipanggil pulang sebagai bentuk protes. Kemarin Menlu Italia Franco Frattini menerbitkan surat perintah penarikan yang dibacakan wakilnya, di Kota Roma.

Bersamaan itu, Uni Eropa (UE) memasukkan Menteri Pertahanan Syria Ali Habib Mahmud dalam daftar cekal tambahan. Sebelumnya, empat pejabat pemerintahan Syria masuk di-blacklist. (ap/afp/rtr/bbc/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/